Operasi katarak adalah prosedur bedah untuk mengangkat lensa mata yang keruh akibat katarak dan menggantinya dengan lensa buatan. Secara umum, operasi katarak merupakan prosedur yang aman dan jarang menimbulkan komplikasi.
Dalam kondisi normal, lensa mata berwarna bening karena sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk meneruskan cahaya ke dalam retina. Sementara pada penderita katarak, lensa matanya keruh dan dapat memburuk secara perlahan. Akibatnya, pandangan menjadi terganggu dan menyulitkan penderitanya saat beraktivitas.
Belum ada obat yang dapat mengatasi katarak atau mencegah kondisi ini memburuk. Operasi katarak merupakan satu-satunya metode untuk memperbaiki penglihatan yang berkurang karena kondisi ini.
Tujuan dan Indikasi Operasi Katarak
Operasi katarak biasanya belum disarankan jika katarak masih tergolong ringan dan belum terlalu mengganggu penglihatan. Dokter akan menganjurkan prosedur ini jika sudah muncul gejala katarak berikut:
- Tidak dapat melihat dengan jelas pada malam hari
- Penglihatan kabur
- Sulit membedakan warna
- Sensitif terhadap cahaya
- Terdapat lingkaran cahaya ketika melihat sumber cahaya, seperti lampu
- Rabun jauh
Peringatan dan Larangan Operasi Katarak
Operasi katarak tidak disarankan pada pasien yang penglihatannya masih dapat diperbaiki dengan kacamata. Pasien dengan gangguan lain pada mata, terutama glaukoma atau degenerasi makula, juga perlu menjalani pengobatan untuk kondisi tersebut terlebih dahulu. Hal ini agar hasil operasi katarak menjadi lebih optimal.
Pasien perlu memberi tahu dokter tentang semua obat-obatan, termasuk suplemen dan produk herbal, yang sedang dikonsumsi. Dokter mungkin akan menyarankan agar obat tersebut tidak dikonsumsi untuk sementara waktu.
Sebelum Operasi Katarak
Sebelum operasi katarak, pasien akan menjalani pemeriksaan USG mata untuk mengukur bentuk dan ukuran bola mata. Tujuannya adalah untuk memperkirakan ukuran lensa buatan atau intraocular lens (IOL).
Berdasarkan pengukuran bola mata, dokter akan memberitahukan jenis-jenis lensa yang nantinya bisa digunakan untuk operasi katarak. Dokter juga akan menjelaskan tentang risiko dan manfaat dari operasi katarak, serta kemungkinan pemakaian kacamata setelah operasi.
Berikut ini adalah jenis-jenis lensa buatan yang dapat dipasang untuk menggantikan lensa mata yang terkena katarak:
1. Lensa monofokal
Lensa monofokal merupakan jenis lensa buatan yang paling sering digunakan pada operasi katarak. Lensa ini hanya memiliki titik fokus pada jarak tertentu saja dan tidak bisa mengobati mata silinder (astigmatisme) akibat bentuk kornea yang tidak rata.
Pasien yang menggunakan lensa monofokal biasanya harus menggunakan kacamata untuk membantu penglihatan atau mengoreksi astigmatisme.
2. Lensa multifokal
Lensa ini dapat membantu pasien melihat objek dengan jarak yang berbeda, baik dekat, menengah, maupun jauh. Akan tetapi, lensa multifokal tidak bisa mengobati astigmatisme sehingga pasien tetap membutuhkan kacamata setelah menjalani operasi.
Lensa multifokal juga dapat menyebabkan penggunanya mudah silau. Selain itu, kontras warna yang terlihat juga smenjadi berkurang.
3. Lensa torik
Lensa torik merupakan lensa buatan yang dapat mengatasi astigmatisme. Lensa ini juga bisa membantu pasien melihat benda yang jaraknya jauh. Namun, pasien tetap harus menggunakan kacamata untuk aktivitas tertentu, seperti membaca dan menulis.
Agar dapat berfungsi secara optimal, lensa torik harus dipasang dengan spesifikasi tertentu pada mata pasien.
Setelah pemeriksaan dilakukan dan lensa sudah dipilih, pasien biasanya akan diminta untuk berpuasa pada malam hari sebelum menjalani operasi katarak. Pasien juga akan disarankan untuk ditemani anggota keluarga, terutama pada proses pemulihan setelah operasi.
Prosedur Operasi Katarak
Umumnya, keseluruhan proses operasi katarak berlangsung selama 30–45 menit. Selama proses tersebut, pasien akan tetap sadar dan membuka matanya sampai operasi selesai. Jika pasien tegang atau cemas sebelum menjalani operasi, dokter dapat memberikan obat penenang.
Guna memudahkan operasi, dokter akan meneteskan obat khusus untuk melebarkan pupil, seperti tropicamide. Setelah pupil melebar, dokter akan memberikan bius lokal pada mata sehingga bola mata akan mati rasa dan pasien tidak merasakan sakit selama operasi.
Dokter juga akan membersihkan kulit di sekitar mata dan kelopak mata, kemudian meletakkan kain steril di atas kepala dan di sekitar mata pasien. Alat penyangga (spekulum) juga akan dipasangkan pada kelopak mata agar mata pasien tetap terbuka selama operasi.
Pada operasi katarak, lensa yang sudah keruh akan dihancurkan dengan alat khusus. Setelah hancur, lensa tersebut akan diangkat dari bola mata dan diganti dengan lensa buatan (IOL). Namun, pada beberapa kasus, penggantian dengan lensa buatan tidak diperlukan.
Ada beberapa teknik dalam operasi katarak yang bisa digunakan untuk menghancurkan lensa yang rusak, yaitu:
1. Phacoemulsification
Teknik ini dilakukan dengan menghancurkan lensa yang mengalami katarak dengan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound). Caranya, dokter akan membuat sayatan kecil di tepi kornea pada bola mata yang sudah dilebarkan pupilnya. Melalui sayatan ini, alat pemancar ultrasound dimasukkan ke dalam bola mata hingga mencapai lensa.
Gelombang suara dari alat tersebut dapat menghancurkan lensa yang terkena katarak, lalu lensa yang sudah hancur akan dikeluarkan dari bola mata menggunakan alat lain. Selanjutnya, lensa buatan dipasang di area lensa yang lama.
Setelah operasi, luka sayatan yang dibuat dokter di tepi kornea mata akan tertutup dengan sendirinya (self-healing).
2. Teknik laser
Prinsip operasi katarak dengan teknik laser hampir mirip dengan phacoemulsification. Perbedaannya adalah pada proses pembuatan sayatan dan penghancuran lensa.
Pada teknik laser, dokter akan menggunakan sinar laser untuk membuat sayatan pada tepi kornea dan menghancurkan lensa mata yang keruh. Selanjutnya, lensa yang telah hancur akan dikeluarkan dengan cara disedot dan lensa baru akan dipasang di tempat lensa yang lama. Setelah selesai, luka sayatan dapat tertutup dengan sendirinya.
3. Operasi katarak ekstrakapsular
Teknik ini dilakukan dengan mengangkat satu lensa mata secara utuh dan menyisakan kapsul belakang lensa untuk menjadi tempat pemasangan lensa buatan. Teknik ekstrakapsular umumnya digunakan jika katarak yang terbentuk cukup padat sehingga tidak bisa dihancurkan.
Dibandingkan teknik phacoemulsification, sayatan yang dibuat pada ekstrakapsular umumnya lebih banyak dan pemulihan setelah operasinya juga membutuhkan waktu lebih lama.
4. Operasi katarak intrakapsular
Teknik ini dilakukan dengan membuat sayatan besar, kemudian mengangkat seluruh lensa bersama kapsulnya dari mata. Setelah itu, lensa baru dipasang pada area yang sama dengan lensa lama atau pada area baru, biasanya di depan iris.
Secara umum, operasi katarak memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Pada sebagian besar pasien yang menjalani operasi katarak, penglihatannya dapat kembali normal dan tidak kabur.
Jika pasien mengalami katarak di kedua matanya, dokter akan melakukan operasi katarak pada salah satu mata terlebih dahulu. Setelah mata tersebut sembuh, baru dilakukan operasi pada mata lainnya.
Setelah Operasi Katarak
Setelah operasi katarak, biasanya pasien boleh langsung pulang pada hari yang sama, tetapi tidak boleh mengemudi sendiri. Penglihatan pasien masih terasa kabur setelah operasi kemudian akan membaik dalam beberapa hari, ditandai dengan warna yang terlihat lebih jelas.
Usai operasi, pasien mungkin akan merasa tidak nyaman dan sedikit nyeri di bagian mata yang dioperasi. Kondisi ini wajar terjadi selama beberapa hari setelah operasi. Hindari menggaruk atau mengucek mata karena dapat menimbulkan komplikasi.
Untuk melindungi mata pasien, dokter akan memasangkan perban atau pelindung mata. Dokter juga akan menjadwalkan pasien untuk kontrol setelah operasi agar pemulihannya dapat dipantau.
Selama masa pemulihan, pasien perlu meneteskan obat tetes mata seperti diclofenac tetes mata yang diresepkan dokter untuk menghindari infeksi dan peradangan, serta mengendalikan tekanan pada mata. Obat tetes mata tersebut harus digunakan dengan teratur setiap hari.
Rasa tidak nyaman atau gatal pada mata biasanya akan hilang dalam beberapa hari, dan mata akan pulih sekitar 8 minggu setelah operasi. Jika pasien memerlukan kacamata setelah operasi katarak, doker akan memberikan resep lensa kacamata.
Komplikasi atau Efek Samping Operasi Katarak
Operasi katarak merupakan prosedur yang tergolong aman dan jarang menimbulkan komplikasi. Meski demikian, seperti tindakan bedah lain, operasi katarak juga dapat menyebabkan komplikasi berikut:
- Peradangan dan infeksi mata
- Tingginya tekanan pada bola mata (glaukoma)
- Kelopak mata turun sehingga mata terlihat mengantuk
- Perdarahan
- Lensa buatan terlepas atau menjadi keruh
- Ablasi retina
- Kebutaan
Risiko terjadinya komplikasi akibat operasi katarak akan meningkat jika pasien memiliki penyakit lain pada mata.
Pasien yang telah menjalani operasi katarak juga bisa mengalami katarak lagi. Kondisi yang disebut katarak sekunder ini terjadi akibat keruhnya kapsul lensa yang tidak ikut diangkat saat operasi. Katarak sekunder dapat diatasi dengan operasi katarak ulang.
Segera ke dokter jika selama masa pemulihan muncul gejala-gejala berikut:
- Mata merah
- Kelopak mata bengkak
- Rasa sakit tidak hilang meskipun sudah diberikan obat pereda nyeri
- Penglihatan berkunang-kunang
- Muncul bayangan seperti noda yang tampak melayang dan menghalangi penglihatan
- Penglihatan menjadi kabur atau hilang sama sekali