Operasi pengangkatan limpa atau splenektomi adalah prosedur yang dilakukan oleh dokter bedah untuk mengambil limpa, baik itu sebagian maupun seluruhnya. Ada beragam kondisi yang membuat operasi ini perlu dilakukan, seperti kerusakan atau pembesaran limpa.
Limpa merupakan organ padat seukuran kepalan tangan yang terletak di bawah tulang rusuk kiri. Organ ini berperan dalam sistem kekebalan tubuh karena mengandung sel darah putih yang dapat melawan infeksi.
Selain itu, limpa juga bertugas untuk menyaring dan mengeluarkan sel darah merah yang sudah tua atau rusak dari sirkulasi tubuh.
Ketika terjadi masalah pada limpa yang tidak bisa lagi ditangani dengan obat-obatan, operasi pengangkatan limpa bisa saja disarankan oleh dokter. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kapan operasi limpa perlu dilakukan, simak artikel berikut ini.
Beragam Kondisi yang Memerlukan Operasi Pengangkatan Limpa
Berikut ini adalah beberapa alasan atau indikasi operasi pengangkatan limpa perlu dilakukan:
1. Limpa rusak (pecah) karena cedera
Pada pasien yang mengalami kerusakan limpa, misalnya akibat benturan dalam kecelakaan lalu lintas, operasi pengangkatan limpa harus dilakukan sesegera mungkin. Pasalnya, perdarahan yang terjadi di dalam perut dapat mengancam keselamatannya.
2. Limpa membesar
Infeksi virus, seperti mononukleosis, atau infeksi bakteri, seperti sifilis, dapat menyebabkan limpa membesar (splenomegali). Limpa yang membesar akan menjebak dan menghancurkan banyak sel darah dan trombosit, termasuk sel darah merah yang sehat. Hal ini membuat kadar sel darah merah menurun.
Selain itu, pembesaran limpa juga dapat menyebabkan limpa tersumbat hingga fungsinya terganggu. Hal tersebut berisiko menyebabkan anemia, infeksi, perdarahan, bahkan pecahnya organ limpa yang dapat mengancam nyawa. Pada kondisi ini, operasi pengangkatan limpa perlu dilakukan.
3. Kelainan darah tertentu
Operasi pengangkatan limpa mungkin juga perlu dilakukan pada pasien kelainan darah parah yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan lain, misalnya anemia sel sabit, anemia hemolitik, idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dan polisitemia vera.
4. Kanker atau kista limpa yang besar
Operasi pengangkatan limpa juga terkadang disarankan untuk penderita penyakit kanker, seperti leukemia limfositik, limfoma non-Hodgkin, dan penyakit Hodgkin. Kanker tersebut dapat menyebabkan limpa membesar dan berisiko pecah.
Selain kanker, kondisi medis seperti kista atau tumor juga mungkin memerlukan operasi pengangkatan limpa.
5. Infeksi
Infeksi yang parah pada limpa mungkin tidak bisa membaik dengan terapi antibiotik atau perawatan lain. Infeksi ini juga dapat menyebabkan terbentuknya kumpulan nanah (abses) di dalam limpa. Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan menyarankan operasi pengangkatan limpa.
Jenis Operasi Pengangkatan Limpa
Ada dua jenis teknik operasi pengangkatan limpa, yaitu bedah terbuka dan laparoskopi. Dalam bedah terbuka, sebagian atau seluruh limpa akan diangkat melalui sayatan besar. Sementara dalam laparoskopi, pengangkatan dilakukan melalui sayatan kecil dengan bantuan kamera dan alat-alat berukuran kecil.
Sayatan pada operasi laparoskopi berukuran lebih kecil, sehingga dapat meminimalkan rasa sakit saat pemulihan dan mengurangi risiko terjadinya infeksi. Namun, ukuran dan kondisi limpa sangat memengaruhi bisa atau tidaknya dilakukan operasi laparoskopi.
Misalnya, pada kasus pembengkakan limpa. Ukuran limpa yang besar tidak memungkinkan untuk diangkat melalui sayatan laparoskopi yang kecil, sehingga bedah terbuka lebih diutamakan.
Begitu pula pada kasus limpa pecah akibat cedera. Melalui sayatan yang lebar, dokter bedah dapat memeriksa ada atau tidaknya cedera pada organ lain dan melakukan operasi dengan lebih cepat.
Setelah menjalani operasi pengangkatan limpa, pasien akan lebih rentan mengalami infeksi, terutama pada beberapa bulan pertama setelah operasi. Oleh karena itu, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk menerima vaksin pneumonia dan vaksin meningitis.
Kekebalan tubuh pasien terhadap infeksi akan berangsur meningkat dalam 2 tahun setelah operasi pengangkatan limpa. Namun, kecil kemungkinan bagi pasien untuk kembali ke kondisi seperti sebelum operasi.
Jika Anda pernah menjalani operasi pengangkatan limpa, penting untuk selalu melakukan kontrol ke dokter sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jika kebetulan Anda sakit dan berobat ke dokter lain, jangan lupa untuk memberi tahu dokter bahwa Anda pernah menjalani operasi pengangkatan limpa.
Ditulis oleh:
dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)