Operasi robotik adalah teknik operasi yang dilakukan dengan bantuan alat khusus berupa lengan robot. Jika dibandingkan dengan teknik lain, operasi robotik mampu memberikan kendali, ketepatan, dan fleksibilitas yang lebih kepada dokter bedah dalam melakukan operasi.
Walau bersifat robotik, pembedahan pada operasi robotik tidak benar-benar dilakukan oleh robot. Prosedur bedah akan tetap dilakukan oleh dokter bedah dengan bantuan sistem komputer. Sistem ini tidak dapat beroperasi dengan sendirinya sehingga seluruh pengambilan keputusan dalam prosedur ini tetap dilakukan oleh dokter bedah.
Operasi robotik umumnya digunakan pada operasi yang dilakukan melalui sayatan kecil (operasi minimal invasif), seperti laparoskopi. Namun, pada beberapa kasus, operasi robotik juga bisa digunakan sebagai penunjang dalam operasi bedah terbuka (operasi konvensional).
Komponen Operasi Robotik
Terdapat dua komponen yang digunakan dalam teknik operasi robotik, yaitu komputer pengendali dan lengan robotik. Berikut ini adalah penjelasannya:
Komputer pengendali
Alat ini digunakan oleh dokter bedah untuk melihat bagian tubuh yang akan dioperasi melalui monitor. Dengan bantuan konsol berupa joystick, komputer bisa mengendalikan lengan robotik, serta mengatur fokus kamera, fungsi alat atau instrumen bedah lain, dan ketepatan pergerakan lengan robotik, melalui panel kontrol.
Lengan robotik
Lengan robotik berfungsi sebagai perpanjangan lengan dokter bedah. Alat ini dilengkapi dengan kamera yang berfungsi mengambil gambar 3 dimensi (3D) pada bagian tubuh yang dioperasi, dan instrumen yang diperlukan untuk melakukan prosedur bedah.
Tujuan dan Indikasi Operasi Robotik
Seperti yang telah disebutkan, operasi robotik umumnya digunakan pada prosedur operasi minimal invasif. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari prosedur operasi minimal invasif:
- Proses penyembuhan yang lebih cepat
- Luka operasi yang lebih kecil
- Risiko komplikasi operasi lebih rendah, misalnya infeksi pada luka operasi
- Lebih sedikit rasa nyeri dan kehilangan darah
- Hasil operasi yang lebih baik
Melalui operasi robotik, dokter bedah dapat melakukan proses pembedahan yang sulit dan rumit menjadi lebih mudah.
Beberapa jenis prosedur bedah yang dapat dilakukan dengan teknik operasi robotik yaitu:
- Operasi bypass jantung
- Operasi tulang belakang
- Operasi kanker pada bagian tubuh yang memerlukan ketelitian ekstra, seperti pembuluh darah dan saraf
- Operasi angkat kandung empedu
- Operasi penggantian tulang pinggul
- Operasi angkat rahim (histerektomi)
- Operasi pengangkatan ginjal, baik total maupun sebagian
- Transplantasi ginjal
- Operasi katup jantung
- Operasi angkat kista (kistektomi radikal)
- Operasi steril (tubektomi)
Meski memiliki banyak kelebihan, perlu diingat bahwa operasi robotik tidak selalu bisa menjadi pilihan. Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko operasi robotik berdasarkan kondisi pasien. Selain itu, dokter juga akan membandingkan efektivitas teknik ini dengan teknik operasi lainnya.
Peringatan Operasi Robotik
Pada sebagian penderita obesitas morbid, teknik operasi robotik tidak bisa dilakukan. Hal ini karena lemak berlebih di dalam tubuh dapat mengganggu penglihatan dokter bedah saat melihat bagian tubuh yang harus dioperasi.
Meski demikian, bukan berarti semua penderita obesitas tidak bisa menjalani operasi robotik. Keputusan akan ditentukan oleh dokter bedah berdasarkan kondisi pasien, jenis prosedur bedah yang dilakukan, dan beberapa faktor lain.
Pasien juga harus memberi tahu dokter bedah jika sedang menggunakan obat-obatan yang dapat memperlambat pembekuan darah, seperti aspirin, warfarin, dan clopidogrel. Penggunaan obat tersebut harus dihentikan 10 hari sebelum operasi dilakukan untuk mengurangi risiko perdarahan.
Tidak hanya obat-obatan yang dapat memperlambat pembekuan darah, pasien juga harus memberitahu dokter bedah jika sedang menggunakan obat herbal dan suplemen apa pun.
Sebelum Operasi Robotik
Sebelum menjalani operasi robotik, pasien akan diminta untuk berpuasa selama 8 jam. Jika diperlukan, pasien dapat dianjurkan untuk melakukan pembersihan usus dengan mengalirkan cairan ke dalam usus (enema) atau mengonsumsi obat pencahar (laksatif). Hal tersebut tergantung pada kebutuhan prosedur operasi.
Prosedur Operasi Robotik
Lamanya operasi robotik bergantung pada jenis prosedur yang akan dilakukan. Pasien akan dibawa ke ruang operasi dan diminta berbaring di atas meja operasi. Setelah itu, pasien akan diberikan obat bius umum agar tidak merasakan sakit selama operasi berlangsung.
Berikut ini adalah beberapa tahapan yang akan dilakukan dokter dalam operasi robotik:
- Membuat sayatan kecil berukuran 1–2 cm di bagian tubuh yang akan dioperasi
- Memasukkan selang khusus yang dilengkapi kamera dan lampu (endoskop), serta alat lain ke dalam tubuh pasien, melalui sayatan yang telah dibuat
- Mengoperasikan lengan robotik pada komputer pengendali dan memastikan penempatan alat operasi pada tubuh pasien sudah tepat
- Memberikan perintah melalui komputer agar lengan robotik di dalam tubuh pasien bergerak dengan tepat
- Mengeluarkan organ tubuh yang perlu diangkat, misalnya kantong empedu, melalui sayatan yang telah dibuat
- Mengeluarkan alat-alat bedah dan menutup sayatan dengan perban
Setelah Operasi Robotik
Selesai operasi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Pasien umumnya dapat kembali berjalan sehari setelah menjalani operasi robotik. Namun, pasien mungkin perlu menjalani rawat inap untuk beberapa hari, tergantung pada jenis prosedur yang dilakukan.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien untuk mempercepat proses pemulihan, yaitu:
- Tidak mengangkat beban berat atau berolahraga intens sampai diperbolehkan oleh dokter
- Tidak mengemudikan kendaraan selama mengonsumsi obat pereda nyeri dari dokter, karena beberapa obat antinyeri dapat menyebabkan kantuk
- Mengikuti saran dokter dalam menggunakan obat pereda nyeri
Komplikasi dan Efek Samping Operasi Robotik
Walaupun operasi robotik merupakan prosedur yang aman dilakukan, operasi ini tetap berisiko menimbulkan komplikasi. Komplikasi operasi robotik mirip dengan komplikasi akibat operasi pada umumnya, seperti:
- Reaksi alergi terhadap obat-obatan yang digunakan selama operasi
- Sesak napas, misalnya akibat emboli paru
- Perdarahan
- Infeksi luka operasi
Segera hubungi dokter jika muncul keluhan berikut:
- Nyeri bertambah parah dan tidak mereda setelah minum obat pereda nyeri
- Demam menggigil
- Keluar cairan berbau atau nanah dari luka operasi
- Keluar darah yang banyak dari luka operasi