Operasi tulang belakang bertujuuan untuk mengatasi penyebab nyeri tulang belakang atau punggung. Operasi ini bisa dilakukan dengan teknik bedah terbuka, laparoskopi, maupun robotik.
Sebelum menganjurkan operasi tulang belakang, dokter akan menyarankan metode penanganan lain untuk mengatasi nyeri tulang belakang. Metode tersebut antara lain konsumsi obat-obatan, fisioterapi, dan penggunaan penyangga atau brace.
Jika metode pengobatan di atas tidak efektif menghilangkan nyeri tulang belakang, pasien baru akan dianjurkan untuk menjalani operasi tulang belakang. Jenis operasi tulang belakang yang akan dilakukan itu sendiri tergantung pada jenis penyakit yang diderita oleh pasien.
Selain menghilangkan nyeri, operasi tulang belakang juga dapat mengatasi keluhan akibat gangguan saraf tulang belakang. Salah satunya adalah kelumpuhan pada salah satu atau kedua lengan maupun tungkai pasien.
Seperti yang telah disebutkan, operasi tulang belakang sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga teknik. Ketiga teknik tersebut adalah:
- Operasi bedah terbuka (operasi konvensional), yaitu operasi dengan membuat sayatan besar
- Laparoskopi (operasi lubang kunci), yaitu operasi dengan membuat sayatan kecil
- Robotic spine surgery, yaitu operasi yang menggunakan lengan robot
Jenis-jenis Operasi Tulang Belakang
Operasi tulang belakang umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu operasi dekompresi dan operasi stabilisasi. Baik operasi dekompresi maupun operasi stabilisasi bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan kelumpuhan akibat gangguan di saraf tulang belakang. Berikut penjelasannya:
Operasi dekompresi
Operasi dekompresi bertujuan menghilangkan nyeri akibat gangguan saraf tulang belakang dengan cara menghilangkan bagian dari tulang belakang yang menekan saraf tulang belakang.
Operasi tulang belakang yang menggunakan teknik dekompresi adalah:
1. Laminotomi
Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang. Laminotomi dilakukan dengan cara memotong sebagian dari lamina, yaitu bagian belakang dari ruas tulang belakang, sehingga tekanan pada saraf tulang belakang dapat mereda.
2. Laminektomi
Laminektomi hampir sama dengan laminotomi. Namun, pada laminektomi, seluruh lamina tulang belakang akan diangkat. Laminektomi dapat membantu mengurangi peradangan akibat tekanan pada saraf tulang belakang. Meski begitu, efek tersebut tidak langsung terasa setelah prosedur ini dilakukan.
3. Disektomi
Prosedur disektomi atau mikrodisektomi bertujuan untuk menghilangkan tekanan pada saraf tulang belakang akibat bentuk cakram tulang belakang yang tidak normal dan mengalami herniasi atau penonjolan (hernia nukleus pulposus).
Disektomi dilakukan dengan memotong bagian cakram tulang belakang sehingga terdapat ruang lebih bagi saraf tulang belakang. Dengan begitu, tekanan pada saraf akan berkurang.
Operasi stabilisasi
Operasi stabilisasi bertujuan menghilangkan nyeri dengan cara menstabilkan posisi tulang belakang. Dengan begitu, kemunculan kembali tekanan pada saraf tulang belakang bisa dicegah. Jika dibutuhkan, operasi dekompresi dan stabilisasi dapat dilakukan bersamaan dalam satu prosedur operasi.
Operasi tulang belakang yang menggunakan teknik stabilisasi adalah:
1. Fusi tulang belakang
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengatur susunan tulang belakang, kemudian menyatukan ruas tulang belakang yang sebenarnya terpisah. Tujuannya adalah untuk mencegah gerakan yang bisa menimbulkan tekanan pada saraf tulang belakang.
Fusi tulang belakang juga bisa dilakukan setelah operasi dekompresi, untuk mencegah penekanan kembali pada saraf tulang belakang.
2. Vertebroplasti
Prosedur ini dilakukan dengan cara menyuntikkan zat seperti semen ke bagian yang mengalami patah tulang belakang. Penyuntikkan zat tersebut adalah untuk membuat tulang belakang lebih stabil dan mengembalikan bentuk tulang belakang seperti semula.
3. Kifoplasti
Sama seperti vertebroplasti, kifoplasti juga dilakukan dengan menyuntikkan semen ke bagian yang mengalami patah tulang belakang. Namun, sebelum disuntik semen, bagian yang mengalami patah tulang belakang akan dilebarkan dengan balon khusus.
Tujuan dan Indikasi Operasi Tulang belakang
Operasi tulang belakang umumnya bukan merupakan tindakan medis gawat darurat. Namun, pasien perlu segera berkonsultasi dengan dokter ortopedi atau dokter spesialis jika mengalami gejala berikut:
- Nyeri yang tidak mereda atau bertambah buruk setelah 2 minggu
- Kaku atau kesemutan di lengan atau tungkai
- Lemah atau kehilangan fungsi gerak pada lengan atau tungkai
- Demam
Gejala-gejala tersebut dapat menjadi tanda adanya penyakit yang membutuhkan operasi tulang belakang, seperti:
- Stenosis spinal
- Mielopati atau kelainan pada saraf tulang belakang
- Kerusakan tulang belakang
- Tumor pada tulang atau saraf tulang belakang
- Infeksi tulang belakang (osteomielitis)
- Bantalan tulang belakang bergeser (spondylolisthesis) atau menipis
- Penyempitan ruas tulang belakang (stenosis spinal)
Peringatan dan Kontraindikasi Operasi Tulang Belakang
Tidak semua penderita penyakit tulang belakang dapat menjalani operasi tulang belakang. Selain itu, masing-masing teknik operasi tulang belakang juga memiliki syarat yang berbeda.
Secara umum, tidak ada kondisi mutlak yang menyebabkan seseorang tidak dapat menjalani operasi dekompresi. Akan tetapi, operasi dekompresi tulang belakang sebaiknya dihindari apabila penderita:
- Mengalami kyphosis
- Berusia sangat muda atau anak-anak
- Belum menjalani terapi non bedah dengan maksimal
Sementara itu, untuk operasi stabilisasi tulang belakang, dokter akan melakukan operasi dengan sangat hati-hati apabila pasien memiliki kondisi berikut:
- Osteoporosis
- Cedera berat pada lapisan pelindung saraf tulang belakang (epidural)
- Tumor ganas, terutama pada tulang belakang
- Patah tulang belakang
- Infeksi
Sebelum Operasi Tulang Belakang
Sebelum operasi tulang belakang, pasien akan menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh guna memastikan kondisinya siap untuk menjalani operasi. Pasien harus memberitahu dokter terkait beberapa hal berikut:
- Obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk vitamin, suplemen, dan obat yang dapat dibeli bebas
- Alergi obat yang diderita, terutama alergi terhadap obat bius
- Sedang hamil atau berencana untuk hamil
Beberapa hari sebelum menjalani operasi, pasien akan diminta untuk berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi obat pengencer darah. Pasien juga harus berpuasa selama beberapa jam sebelum operasi.
Jika pasien memiliki rambut yang lebat di sekitar daerah operasi, disarankan untuk mencukurnya terlebih dahulu. Pasien juga akan menjalani pemeriksaan tambahan, seperti tes darah, foto Rontgen, atau MRI. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui informasi tambahan terkait kondisi tulang belakang yang akan dioperasi.
Prosedur Operasi Tulang Belakang
Operasi tulang belakang umumnya berlangsung selama 2–3 jam. Pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan jubah khusus operasi. Pasien juga akan diminta untuk menanggalkan perhiasan yang dikenakan.
Selanjutnya, pasien akan diberikan obat bius total agar tidak sadar selama operasi berlangsung. Pasien juga akan diposisikan sesuai dengan jenis operasi yang akan dilakukan.
Setelah bius bekerja, dokter akan mulai membuat sayatan pada kulit di area tulang belakang. Sayatan bisa dibuat di leher, punggung atas, atau punggung bawah, dalam ukuran yang sesuai kebutuhan.
Selain di punggung, sayatan juga dapat dibuat di area perut sehingga tulang belakang dioperasi dari bagian depan. Metode ini disebut juga dengan anterior lumbar interbody fusion (ALIF).
Setelah sayatan selesai dibuat, dokter akan melakukan tindakan dekompresi atau stabilisasi tulang belakang. Berikut adalah penjelasannya:
Prosedur operasi dekompresi
Pada operasi dekompresi, dokter akan melakukan tahapan berikut ini:
- Membuang bagian tulang belakang yang menimbulkan tekanan pada saraf tulang belakang, seperti segmen tulang belakang (vertebra), atau bantalan segmen tulang belakang
- Memperbaiki posisi saraf tulang belakang yang tertekan dengan mengatur serabut saraf agar kembali ke ruang saraf tulang belakang
Tulang belakang dan bantalan tulang belakang yang menjadi target operasi dekompresi sering kali tidak dibuang seluruhnya. Dokter hanya membuang bagian yang menyebabkan tekanan pada saraf.
Prosedur operasi stabilisasi
Pada operasi stabilisasi, dokter akan melakukan tahapan berikut ini:
- Memasang alat yang terbuat dari logam khusus untuk menjadi penyeimbang tulang belakang di setiap segmen tulang belakang yang mengalami pergeseran
- Menambahkan cangkok tulang pada bagian tulang belakang untuk mempercepat fusi atau penyatuan antar segmen tulang belakang
Cangkok tulang dapat diambil dari tubuh pasien sendiri atau dari donor. Namun, pada pasien yang menjalani operasi dekompresi dan stabilisasi secara bersamaan, tulang yang dibuang pada prosedur dekompresi dapat digunakan sebagai cangkok pada saat proses stabilisasi dilakukan.
Pada beberapa kasus, cangkok tulang juga dapat diganti dengan bahan sintetis supaya penyatuan antar tulang belakang dapat berjalan lebih cepat.
Setelah seluruh prosedur operasi selesai, dokter akan menutup area operasi dengan menggunakan benang jahit, baik pada operasi dekompresi maupun stabilisasi.
Area bekas operasi juga akan ditutup perban steril untuk mencegah infeksi. Pasien kemudian akan dibawa ke ruang perawatan untuk menjalani rawat inap dan pemulihan pascaoperasi.
Setelah Operasi Tulang Belakang
Pasien umumnya akan menjalani rawat inap di rumah sakit selama 2–3 hari. Selama masa perawatan dan pemulihan, pasien mungkin akan merasakan nyeri dan tidak nyaman di area yang dioperasi.
Dokter dapat memberikan obat pereda nyeri untuk dikonsumsi selama rawat inap dan rawat jalan. Selama masa pemulihan, baik di rumah sakit maupun di rumah, pasien dianjurkan untuk melatih mobilitas atau gerak dengan berjalan.
Umumnya, masa pemulihan total pasien yang menjalani operasi tulang belakang adalah sekitar 6 minggu. Namun, lama pemulihan ini tergantung pada seberapa parah nyeri yang diderita dan kerumitan operasi tulang belakang yang dijalani.
Selain nyeri, pasien juga dapat merasakan perih dan kaku di bagian punggung yang menjalani operasi. Untuk melatih tubuh dalam melakukan aktivitas fisik kembali setelah masa pemulihan, pasien perlu dibantu dengan fisioterapi.
Dokter akan menjadwalkan pasien untuk kontrol rutin agar proses pemulihannya bisa terpantau. Jika dokter menggunakan benang jahit yang tidak dapat menyatu dengan tubuh, dokter akan mencabut benang jahit setelah luka operasi menutup.
Komplikasi atau Efek Samping Operasi Tulang Belakang
Operasi tulang belakang umumnya aman. Namun, seperti operasi pada umumnya, prosedur ini juga dapat menimbulkan komplikasi, antara lain:
- Infeksi
- Perdarahan
- Penggumpalan darah
- Nyeri pada area tulang yang diambil untuk cangkok tulang
- Kerusakan pembuluh darah atau saraf dekat lokasi operasi
- Luka operasi yang sulit sembuh
- Nyeri di tulang belakang muncul kembali setelah menjalani operasi
- Robekan selaput pelindung saraf tulang belakang yang menyebabkan kebocoran cairan otak dan saraf tulang belakang
Pasien sebaiknya segera ke dokter jika mengalami gejala-gejala infeksi, seperti:
- Keluarnya cairan dari luka operasi
- Demam
- Menggigil
- Kemerahan dan pembengkakan di area operasi
- Wajah terasa kaku atau kebas
- Kelumpuhan