Operasi tumor otak adalah prosedur bedah untuk mengangkat tumor otak dan jaringan di sekitarnya. Operasi ini bertujuan untuk mencegah perkembangan tumor di otak sehingga berbagai keluhan yang disebabkannya, seperti kejang, dapat berkurang. 

Sebelum dokter dapat memastikan apakah operasi tumor otak perlu dilakukan, butuh setidaknya 1–2 minggu pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit ini. Umumnya, operasi ini dilakukan untuk menangani tumor yang berukuran besar, telah menyebar ke jaringan lain (metastasis), atau bersifat ganas (kanker).

Operasi Tumor Otak, Ini yang Harus Anda Ketahui - Alodokter

Operasi tumor otak dapat mengurangi tekanan pada berbagai saraf di dalam kepala. Dengan begitu, otak dapat kembali berfungsi maksimal, terutama untuk berpikir dan berbicara.

Jenis Operasi Tumor Otak 

Operasi tumor otak dibagi 3, yaitu kraniotomi, neuroendoskopi, dan MRI guided laser ablation. Jenis operasi akan disesuaikan dengan jumlah, ukuran, serta lokasi tumor otak. Untuk memastikan jenis operasi yang tepat, diperlukan konsultasi ke dokter, yang bisa dilakukan secara langsung atau online.

Setiap jenis operasi tumor otak memiliki teknik dan tujuan yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya: 

1. Kraniotomi

Kraniotomi termasuk jenis operasi tumor otak yang paling umum dilakukan. Tindakan ini dilakukan dengan membuat sayatan di tengkorak. Tujuannya adalah untuk membuat bagian otak menjadi terbuka sehingga dokter dapat mengangkat tumor. Dengan begitu, tekanan di dalam kepala dan gejala yang diakibatkannya akan berkurang.

2. Neuroendoskopi

Neuroendoskopi bertujuan untuk mengangkat tumor yang berada di sekitar batang otak atau ventrikel, yaitu bagian otak yang berisi cairan. Operasi ini juga dapat mengurangi kadar cairan yang berlebihan pada otak. 

Neuroendoskopi dilakukan menggunakan selang berukuran kecil yang dilengkapi kamera. Selain melalui tengkorak, neuroendoskopi juga bisa dimasukkan melalui hidung atau mulut. 

3. MRI-guided laser ablation

Dengan dipandu oleh magnetic resonance imaging (MRI) dan sinar laser khusus, operasi tumor otak dengan teknik MRI-guided laser ablation mampu menghancurkan sel-sel tumor secara langsung. Jenis operasi ini umumnya dilakukan pada tumor otak yang parah, seperti glioblastoma

Operasi tumor otak dengan MRI-guided laser ablation juga dapat dilakukan untuk mengatasi tumor otak di area yang sulit dijangkau dengan kraniotomi.

Tujuan Operasi Tumor Otak

Operasi tumor umumnya dilakukan dengan tujuan di bawah ini:

  • Mengangkat tumor dan jaringan di sekitarnya sehingga perkembangan atau penyebarannya terhenti
  • Mengurangi kadar cairan di otak pada kondisi hidrosefalus
  • Mendukung pengobatan tumor otak lain, misalnya kemoterapi
  • Mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk menegakkan diagnosis perkembangan tumor otak
  • Meredakan gejala yang muncul akibat tumor otak, seperti sakit kepala berat, kejang, atau mati rasa di satu sisi tubuh

Peringatan Operasi Tumor Otak 

Tidak semua tumor otak dapat ditangani dengan operasi. Jenis operasi yang dipilih juga akan disesuaikan dengan jenis, lokasi, dan ukuran tumor otak. 

Umumnya, operasi tumor otak dapat dilakukan pada semua pasien yang memang membutuhkannya. Namun, pasien sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai beberapa hal berikut:

  • Riwayat kesehatan 
  • Penggunaan obat-obatan, suplemen, maupun produk herbal, terutama obat untuk diabetes dan antihipertensi
  • Riwayat alergi terhadap obat bius (anestesi)

Sebelum Operasi Tumor Otak 

Sebelum menjalani operasi tumor otak dokter akan memastikan kondisi pasien siap untuk menjalani operasi. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi pemeriksaan fisik menyeluruh, tes darah, serta pemindaian dengan CT scan atau MRI.

Selain itu, pasien perlu melakukan hal-hal berikut sebelum menjalani operasi tumor otak:

  • Tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol setidaknya 2 minggu sebelum operasi
  • Tidak menggunakan aspirin, ibuprofen, dan warfarin, dalam 2 minggu sebelum operasi karena berisiko menimbulkan perdarahan
  • Berkonsultasi ke dokter terkait obat-obat yang masih bisa dikonsumsi sebelum operasi, misalnya antihipertensi atau obat kejang
  • Berpuasa sekitar 8–12 jam atau sesuai arahan dokter
  • Mengganti pakaian dengan jubah khusus yang disiapkan oleh rumah sakit
  • Melepas perhiasan dan lensa kontak

Prosedur Operasi Tumor Otak

Sebelum memulai prosedur operasi tumor otak, dokter akan memasangkan infus dan obat bius kepada pasien. Hal ini agar pasien tidak merasakan nyeri selama operasi berlangsung. 

Setelah obat bius bekerja, dokter akan menjalankan operasi tumor otak. Berdasarkan jenisnya, berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh dokter dalam prosedur operasi tumor otak:

Kraniotomi 

  • Membuat sayatan di kulit kepala sesuai lokasi tumor
  • Memotong dan mengangkat tulang tengkorak pada bagian yang akan ditangani
  • Mengangkat tumor dan menangani jaringan di sekitarnya 
  • Mengembalikan bagian tulang tengkorak ke tempatnya, kemudian direkatkan dengan kurung berbahan metal
  • Menjahit kulit kepala pasien

Neuroendoskopi 

Neuroendoskopi di bagian kepala akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  • Membuat sayatan di kulit kepala
  • Membuat lubang kecil di tengkorak
  • Memasukkan selang endoskopi menuju bagian otak yang berisi cairan (ventrikel), sambil memantau lewat monitor atau eyepiece
  • Merobek selaput tumor dengan gunting medis khusus berukuran kecil
  • Menyedot jaringan tumor dan cairan berlebih melewati selang endoskopi
  • Menjahit kulit kepala pasien

Sementara itu, teknik neuroendoskopi melalui hidung akan dilakukan dengan:

  • Memasukkan selang endoskopi lewat hidung, sambil memantau layar monitor atau eyepiece
  • Merobek selaput tumor dengan gunting medis khusus berukuran kecil
  • Menyedot tumor dan cairan berlebih melewati selang endoskopi

MRI-guided laser ablation 

  • Memasang bingkai khusus untuk menahan kepala tetap pada posisi yang tepat selama operasi berlangsung 
  • Membuat lubang kecil pada bagian tengkorak 
  • Mengarahkan laser kecil yang seperti jarum ke area tumor dengan dipandu oleh tampilan di layar MRI
  • Memecah jaringan tumor dengan laser bersuhu 45–59℃
  • Membersihkan sisa-sisa darah, lalu menjahit kulit kepala pasien

Setelah Operasi Tumor Otak

Setelah operasi selesai, dokter akan memindahkan pasien ke ruang perawatan dan memantau kondisi pasien setiap 15 menit. Pasien akan dipasang infus, alat monitor jantung, dan kateter urine. Pasien yang menjalani kraniotomi umumnya disarankan mengenakan perban pada area kepala yang dioperasi selama 1–2 hari.

Seiring efek obat bius hilang, pasien dapat merasa pusing dan sakit kepala setelah sadarkan diri. Beberapa pasien juga dapat mengalami bengkak pada wajah atau kepalanya. Bila diperlukan, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri untuk sakit kepala, dan kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan.

Bila tidak merasa mual, pasien dapat makan dan minum setelah sadar dari operasi. Pasien juga dianjurkan untuk bergerak segera setelah operasi untuk mengurangi kemungkinan terbentuknya gumpalan darah. Jika pasien sudah mampu bergerak dan makan secara mandiri, dokter dapat melepas infus dan kateter pasien. 

Durasi rawat inap setelah operasi tumor otak berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien. Namun, pasien umumnya perlu menjalani rawat inap 2–5 hari. Dokter akan melakukan pemeriksaan MRI atau CT scan dalam 1–3 hari setelah operasi. Hal ini untuk memantau hasil tindakan dan memastikan kesiapan pasien untuk pulang.

Setelah pulang dari rumah sakit, pasien tidak boleh mengangkat beban berat, berkendara, mengejan saat BAB terlalu keras, serta olahraga berat, seperti lari. Agar dapat beristirahat dengan nyaman, pasien dianjurkan tidur di kamar yang tenang dan pencahayaannya tidak terlalu terang. 

Dokter akan menjadwalkan pasien untuk kontrol 1 minggu setelah operasi.  Bila diperlukan, pasien dapat menjalani fisioterapi untuk menangani keluhan setelah operasi tumor otak. Terapi yang diberikan umumnya meliputi terapi wicara, terapi okupasi, atau latihan kekuatan.  

Efek Samping dan Komplikasi Operasi Tumor Otak

Operasi tumor otak umumnya aman untuk dilakukan. Namun, ada beberapa efek samping yang umumnya timbul akibat prosedur ini, misalnya:

  • Sakit kepala 
  • Bingung atau linglung
  • Tubuh lemas, hilang keseimbangan hingga mudah jatuh
  • Bicara kurang jelas
  • Pandangan kabur
  • Tidak bisa mengingat atau berkonsentrasi 

Berbagai efek samping di atas umumnya akan mereda seiring waktu. Jika diperlukan, dokter juga dapat meresepkan obat untuk mengatasi keluhan pascaoperasi tumor otak. 

Meski begitu, ada beberapa komplikasi yang bisa saja terjadi akibat operasi ini, yaitu:

  • Luka operasi terbuka, sehingga berisiko infeksi 
  • Cedera saraf otak
  • Gangguan fungsi penglihatan dan bicara
  • Serangan jantung (infark miokard)
  • Pembentukan gumpalan darah 
  • Perdarahan otak
  • Kejang 

Segera cari pertolongan medis bila muncul tanda gejala di bawah ini:

  • Infeksi luka operasi, yang ditandai dengan  demam tinggi, mual muntah yang parah, serta luka yang tampak merah, bengkak, dan mengeluarkan nanah
  • Nyeri dada dan sesak napas akibat pembentukan gumpalan darah 
  • Kejang
  • Stroke  
  • Sakit kepala makin berat dan tidak kunjung membaik meski telah diberikan obat pereda nyeri
  • Halusinasi