Tuntutan untuk memiliki tubuh ideal bisa menjadi salah satu pemicu gangguan makan pada remaja. Gangguan ini dapat muncul dalam berbagai jenis dengan gejala yang berbeda. Jika tidak segera dikenali dan ditangani, gangguan makan pada remaja dapat membahayakan kesehatan.
Gangguan makan adalah gangguan psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki kebiasaan makan yang tidak normal, sehingga memengaruhi kesehatan tubuh dan emosionalnya.
Meski tidak umum, gangguan makan bisa terjadi pada remaja. Jika dibiarkan, gangguan makan pada remaja dapat menyebabkannya mengalami kekurangan gizi, konstipasi, tekanan darah rendah, hingga detak jantung melemah.
Jenis dan Gejala Gangguan Makan pada remaja
Gangguan makan pada remaja dapat dipicu oleh rendahnya rasa percaya diri dan obsesi untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal.
Selain itu, risiko seorang remaja mengalami gangguan makan akan meningkat jika ia menjalani diet di usia yang sangat muda, memiliki gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan yang berlebihan, serta memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan makan.
Berikut ini adalah beberapa gangguan makan yang umumnya diderita oleh remaja:
1. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan gangguan makan yang membuat penderitanya berusaha untuk mengurangi berat badan dengan cara makan terlalu sedikit dan olahraga terlalu keras. Anoreksia ditandai dengan perasaan takut memiliki tubuh gemuk dan selalu merasa gemuk meski tubuh sudah sangat kurus.
Pada tahap lanjut, gangguan makan pada remaja ini bisa menimbulkan gangguan menstruasi, seperti menstruasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali.
2. Bulimia
Bulimia merupakan gangguan makan yang membuat penderitanya berusaha mengeluarkan kembali makanan yang sudah ia telan. Penderita bulimia biasanya akan memuntahkan makanan atau mengonsumsi pil pencahar untuk mengeluarkan makanan yang dikonsumsinya.
Remaja yang menderita bulimia bisa mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak sekaligus hingga dirinya merasa mual, mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit, atau tidak makan sama sekali.
3. Binge eating
Binge eating merupakan kebiasaan makan terlalu banyak yang disertai dengan ketidakmampuan mengontrol diri saat makan. Binge eating ditandai dengan selalu makan meskipun tidak lapar, makan dengan porsi yang besar, merasa bersalah pada diri sendiri setelah makan banyak, dan kebiasaan menyembunyikan makanan.
Cara Mengatasi Gangguan Makan pada Remaja
Jika Bunda atau Ayah melihat gejala gangguan makan pada anak remaja kalian, sebaiknya segera periksakan ia ke dokter. Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai kebiasaan makan, gejala yang dialami, dan riwayat kesehatan anak, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi kesehatannya.
Sembari menjalani penanganan medis dari dokter, untuk membantu pemulihan remaja dengan gangguan makan, Bunda dan Ayah dapat melakukan beberapa cara di bawah ini:
1. Beri dukungan penuh
Memberikan dukungan pada remaja yang mengalami gangguan makan merupakan hal pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk membantu pemulihannya. Orang tua bisa memberikan dukungan dengan cara mempelajari lebih lanjut tentang gangguan makan tersebut, sehingga dapat memahami kondisi yang dialami anak.
Orang tua juga perlu menumbuhkan rasa percaya diri pada anak remajanya yang mengalami kondisi ini. Contohnya, memberikan pujian ketika ia berprestasi, serta menghindari pembicaraan tentang bentuk tubuh dan berat badan.
2. Ajarkan cara mengontrol pikiran
Orang tua dapat mengajarkan anak remajanya yang mengalami gangguan makan untuk berlatih mengontrol pikiran. Salah satu caranya adalah dengan menuliskan pikiran negatif pada satu lembar kertas beserta afirmasi positifnya.
Misalnya, tuliskan “Aku tidak bisa makan roti karena aku akan gemuk”, dan di halaman sebaliknya, tuliskan “Gangguan makanku yang mengatakan aku tidak bisa makan roti, tetapi aku bisa makan roti dan aku tidak akan gemuk hanya karena makan roti”.
Selain itu, ajarkan ia untuk meyakinkan diri dengan mengatakan dalam hati, “Aku bisa sembuh dari gangguan makanku dan aku bisa sehat kembali.” Jadikan ini sebagai komitmen, sehingga perlahan pikiran-pikiran negatif bisa terkontrol.
3. Berikan obat sesuai rekomendasi dokter
Dokter biasanya akan memberikan pengobatan untuk mengatasi binge eating, depresi, atau rasa cemas yang dirasakan remaja. Mengonsumsi obat dan melakukan kontrol ke dokter secara rutin akan membantu pemulihan dari gangguan makan yang dialami oleh remaja.
Untuk mencegah gangguan makan pada remaja terulang kembali, orang tua bisa memberikan contoh kebiasaan makan yang baik, mengajak anak remajanya berdiskusi mengenai bentuk tubuh ideal, serta menjelaskan bahwa yang lebih penting adalah ia memiliki tubuh sehat.
Gangguan makan pada remaja tidak boleh dianggap remeh karena dapat mengganggu tumbuh kembang, prestasi, dan kesehatannya. Jika Bunda atau Ayah menemukan gejala gangguan makan pada anak remaja kalian, sebaiknya periksakan ia ke dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan tepat.