Otosklerosis adalah pengerasan atau pertumbuhan tulang yang tidak normal pada telinga bagian tengah. Kondisi ini bisa menimbulkan gangguan pendengaran, mulai dari yang ringan hingga berat.
Telinga bagian tengah yang terletak di belakang gendang telinga memiliki beberapa tulang kecil, yaitu maleus, incus, dan stapes. Pada kondisi normal, tulang-tulang ini akan bergetar ketika gelombang suara masuk ke dalam telinga, dan menghantarkan suara tersebut ke telinga bagian dalam. Dengan begitu, suara bisa terdengar.
Pada otosklerosis, tulang-tulang di telinga bagian tengah mengalami pertumbuhan atau pengerasan yang abnormal sehingga menjadi kaku dan tidak dapat bergetar. Kondisi tersebut mengakibatkan gelombang suara tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam sehingga terjadi gangguan pendengaran.
Penyebab Otosklerosis
Otosklerosis terjadi karena adanya pertumbuhan tulang abnormal di telinga bagian tengah, paling sering pada tulang stapes. Belum diketahui secara pasti mengapa tulang tersebut tumbuh. Namun, terdapat sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu:
- Berusia 20–30 tahun
- Berjenis kelamin wanita
- Memiliki keluarga dengan riwayat otosklerosis
- Menderita campak
- Mengalami cedera pada tulang telinga bagian dalam
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
Gejala Otosklerosis
Gejala utama otosklerosis adalah gangguan pendengaran, yang dapat terjadi pada satu atau kedua telinga. Gejala ini pada awalnya membuat penderita tidak dapat mendengar suara bernada rendah, seperti bisikan, kemudian gejala tersebut akan memburuk seiring berjalannya waktu.
Selain gangguan pendengaran, otosklerosis juga dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti:
- Pusing
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Gangguan keseimbangan
Kapan harus ke dokter
Gejala otosklerosis sulit dibedakan dengan gejala pada gangguan telinga lain. Oleh sebab itu, lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang telah disebutkan di atas. Melalui pemeriksaan medis, dokter dapat mengetahui penyebab terjadinya kondisi tersebut.
Diagnosis Otosklerosis
Untuk mendiagnosis otosklerosis, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada telinga pasien.
Setelah itu, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menetapkan diagnosis, seperti:
- Tes audiometri, untuk mengetahui seberapa baik fungsi pendengaran pasien, dengan mengukur rentang nada yang dapat didengar
- Tes timpanometri, untuk mengetahui seberapa baik fungsi gendang telinga
- CT scan, untuk melihat kondisi tulang dan jaringan di dalam telinga secara lebih jelas, serta mendeteksi jika terdapat kelainan di dalam telinga
Pengobatan Otosklerosis
Pengobatan otosklerosis bertujuan untuk memperbaiki gangguan pendengaran dan mencegahnya makin memburuk. Dokter akan menyesuaikan metode pengobatan otosklerosis dengan tingkat keparahan penyakit.
Beberapa metode pengobatan tersebut adalah:
Penggunaan alat bantu dengar
Dokter dapat menyarankan penggunaan alat bantu dengar pada pasien yang mengalami gangguan pendengaran ringan.
Operasi stapedektomi
Stapedektomi dilakukan pada pasien dengan gangguan pendengaran berat. Pada operasi ini, dokter akan mengangkat tulang stapes dan menggantinya dengan prostesis (tulang stapes tiruan). Tujuannya adalah agar gelombang suara dapat masuk kembali ke telinga bagian dalam sehingga pendengaran menjadi lebih baik.
Operasi pemasangan implan koklea (cochlear implant)
Pemasangan implan koklea dilakukan jika otosklerosis mengakibatkan gangguan pada sel-sel di telinga bagian dalam dan tidak bisa ditangani dengan stapedektomi.
Pada operasi ini, dokter akan memasang alat elektronik khusus dalam telinga yang dapat menangkap suara dan merangsang struktur saraf telinga bagian dalam yang menuju ke otak.
Komplikasi Otosklerosis
Meski jarang terjadi, otosklerosis dapat menyebabkan tuli total. Kondisi tersebut membuat telinga tidak dapat mendengar suara sama sekali. Akibatnya, penderita akan mengalami penurunan kualitas hidup, seperti:
- Kesempatan untuk bekerja lebih sedikit
- Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain
- Kehilangan rasa percaya diri
Pencegahan Otosklerosis
Otosklerosis tidak bisa dicegah, karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Selain itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya otosklerosis juga sulit dicegah, terutama faktor keturunan. Oleh karena itu, konseling pranikah disarankan pada pasangan yang memiliki keluarga dengan riwayat otosklerosis.