Ovarium merupakan salah satu organ pada sistem reproduksi wanita. Perannya begitu penting, mulai dari memengaruhi siklus menstruasi hingga menentukan kesuburan wanita. Oleh karena itu, kesehatan ovarium perlu dijaga agar terhindar dari gangguan yang dapat terjadi.
Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim. Ukuran ovarium bisa berbeda-beda tergantung usia. Namun, ovarium memiliki ukuran sekitar 4–6 cm atau sebesar buah kiwi. Meski ukurannya kecil, kelenjar yang memiliki warna abu-abu hingga putih ini memiliki peran yang sangat penting dalam siklus menstruasi, kesuburan, dan kehamilan.
Fungsi Ovarium
Dalam sistem reproduksi wanita, ovarium memiliki dua fungsi penting, yakni sebagai tempat sel telur dihasilkan dan dikembangkan, serta memproduksi beberapa hormon wanita. Berikut ini adalah penjelasannya:
Tempat sel telur dihasilkan dan dikembangkan
Fungsi utama ovarium adalah sebagai tempat sel telur dihasilkan dan dikembangkan. Sel-sel telur yang telah dibuat dan belum matang biasanya akan disimpan di kantung kecil (folikel) yang ada di dalam ovarium hingga siap dibuahi oleh sperma.
Setelah itu, pada hari ke 6–14 siklus menstruasi, follicle stimulating hormone (FSH) akan dilepaskan oleh kelenjar pituitari untuk membuat sel telur di folikel ovarium menjadi matang.
Bila sel telur di dalam folikel ovarium sudah matang, maka akan terjadi lonjakan hormon luteinizing (LH) yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Hormon tersebut kemudian akan merangsang pelepasan sel telur melalui pecahnya folikel. Proses inilah yang disebut sebagai ovulasi.
Memproduksi hormon wanita
Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga berfungsi untuk memproduksi beberapa hormon wanita. Hormon ini berperan penting dalam berbagai hal, termasuk perkembangan tubuh remaja wanita saat pubertas, pengaturan siklus menstruasi, kesiapan rahim selama proses kehamilan, hingga fungsi seks. Beberapa hormon wanita yang diproduksi oleh ovarium adalah:
- Hormon estrogen, berperan terhadap perkembangan dan pertumbuhan kelenjar payudara serta mengatur siklus menstruasi.
- Hormon progesteron, berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa menjadi tempat bertumbuhnya hasil pembuahan sel telur dan sel sperma, serta merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi ASI.
- Hormon testosteron, berperan dalam meningkatkan gairah seksual (libido).
Beragam Gangguan yang Bisa Terjadi pada Ovarium
Fungsi ovarium dapat terganggu jika terdapat gangguan atau penyakit tertentu, berikut penjelasannya:
1. Radang panggul
Radang panggul merupakan kondisi saat panggul termasuk organ di dalamnya, yaitu organ reproduksi wanita, terinfeksi oleh bakteri. Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya radang panggul adalah jika seseorang mengalami penyakit menular seksual, seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit menular seksual lebih berisiko dialami oleh wanita usia produktif yang aktif secara seksual atau baru menjalani prosedur medis untuk pemasangan alat kontrasepsi IUD.
2. Polycystic ovarian syndrome
Setiap bulannya, ovarium akan melepaskan sel telur yang matang. Jika sel telur ini tidak dibuahi, maka akan terjadi menstruasi. Namun, pada penderita polycystic ovarian syndrome, sel-sel telur tidak dapat berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan selama masa ovulasi.
PCOS terjadi akibat ketidakseimbangan hormon reproduksi, khususnya hormon androgen. Jika tidak ditangani dengan baik, polycystic ovarian syndrom menyebabkan komplikasi lain, seperti gangguan kesuburan atau peningkatan kadar gula darah.
3. Kista ovarium
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang berkembang di ovarium. Kista ovarium umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala. Namun, jika kista pecah atau menyebabkan ovarium terpelintir, hal itu bisa menimbulkan nyeri parah yang tiba-tiba dan disertai dengan mual atau muntah. Hal ini bisa mengganggu fungsi ovarium.
4. Endometriosis
Endometrium adalah jaringan yang melapisi dinding dalam rahim. Pada beberapa kasus, jaringan ini terkadang dapat tumbuh di luar rahim, termasuk ovarium, dan menyebabkan iritasi dan timbulnya jaringan parut pada ovarium. Kondisi ini dikenal dengan endometriosis. Jika tumbuh di ovarium, jaringan endometrium bisa mengganggu fungsi dan kerja dari indung telur ini.
5. Kanker ovarium
Gangguan lain yang dapat terjadi pada ovarium adalah kanker ovarium. Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik di dalam sel-sel ovarium. Akibatnya, sel-sel tersebut terus tumbuh tanpa terkendali dan membentuk massa (tumor).
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker ovarium, mulai dari memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker ovarium, menderita obesitas dan endometriosis, hingga pernah menjalani terapi penggantian hormon pascamenopause.
Mengetahui pentingnya peran ovarium dalam siklus menstruasi dan kehamilan, sudah seharusnya Anda menjaganya dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara rutin, mencukupi waktu istirahat, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, serta menghentikan kebiasaan merokok.
Selain itu, penting juga untuk selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan tidak bergonta-ganti pasangan seks. Hal ini dilakukan agar Anda terhindar dari penyakit infeksi menular seksual.
Jika Anda merasakan tanda atau gejala yang mengacu pada gangguan ovarium, seperti nyeri parah di panggul atau perut bagian bawah, mentruasi tidak teratur, dan keputihan dengan warna yang berbeda dari biasanya, segera periksakan diri ke dokter agar bisa segera mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.