Kifosis merupakan salah satu kelainan pada tulang belakang bagian atas yang tampak terlalu bengkok atau lengkung ke belakang. Kondisi ini mengakibatkan postur tubuh penderitanya menjadi bungkuk. Untuk lebih memahaminya, mari ketahui lebih lanjut tentang penyebab kifosis dan faktor risikonya.
Kifosis yang tergolong ringan biasanya tidak memerlukan perawatan. Jika kondisinya cukup parah, kifosis bisa menimbulkan rasa sakit dan gangguan pernapasan sehingga penderitanya membutuhkan penanganan dari dokter.
Penanganan untuk kifosis pun harus disesuaikan dengan penyebab dan faktor risiko yang memicu kondisi ini. Oleh karena itu, mengetahui penyebab dan faktor risikonya menjadi hal penting sebelum mengatasi kifosis.
Penyebab Kifosis Berdasarkan Jenisnya
Kifosis dapat terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Kifosis postural
Kifosis postural merupakan jenis kifosis yang kerap terjadi pada remaja. Kondisi ini disebabkan oleh kebiasaan membungkuk ketika duduk dan berdiri. Kifosis postural lebih sering dialami oleh anak perempuan daripada anak laki-laki. Meski begitu, jenis kifosis ini masih tergolong ringan dan jarang menimbulkan rasa nyeri.
Selain itu, kifosis postural juga mudah diatasi dengan melatih cara duduk dan berdiri yang benar.
2. Kifosis Scheuermann
Kifosis Scheuermann merupakan jenis kifosis yang ditandai dengan kelainan struktur tulang belakang. Penderita kifosis jenis ini memiliki struktur tulang belakang yang agak bulat, sehingga postur tubuhnya membungkuk.
Umumnya, kifosis Scheuermann terjadi pada masa remaja dan lebih sering dialami oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Jenis kifosis ini juga sering menyebabkan rasa nyeri pada punggung bagian bawah.
3. Kifosis bawaan
Kifosis bawaan atau dalam istilah medis disebut kifosis kongenital merupakan kelainan tulang belakang yang terjadi sejak dalam kandungan. Hingga saat ini, penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, anak yang mengalami kifosis bawaan biasanya juga memiliki cacat lahir lain, seperti kelainan jantung atau ginjal.
Kifosis kongenital membutuhkan penanganan medis secepatnya karena kondisi ini rentan memburuk seiring perkembangan anak.
Beragam Faktor Risiko Kifosis
Pertambahan usia merupakan salah satu faktor yang bisa memicu kifosis. Hal ini karena seiring pertambahan usia, risiko tulang rapuh atau osteoporosis semakin meningkat.
Selain itu, ada juga beberapa kondisi medis lainnya yang bisa memperbesar risiko terjadinya kifosis, yaitu:
- Tuberkulosis (TBC), yaitu infeksi bakteri yang bisa terjadi di hampir semua bagian tubuh, termasuk tulang
- Spina bifida, yaitu cacat lahir yang terjadi ketika tulang belakang dan sumsum tulang tidak terbentuk secara sempurna
- Penyakit Paget, yaitu penyakit yang mengganggu proses pembentukan tulang, sehingga tulang menjadi rapuh
- Neurofibromatosis, yaitu tumor pada jaringan saraf
- Distrofi otot, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan otot melemah secara bertahap dan perlahan
- Cedera pada tulang belakang, misalnya akibat terjatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas
Kifosis bisa disebabkan oleh beragam penyebab. Selain itu, kelainan atau masalah tertentu pada tulang belakang juga bisa meningkatkan risiko kifosis. Namun, tidak semua kifosis berbahaya dan memerlukan pengobatan segera.
Jika Anda merasakan kelainan postur tubuh dan keluhan pada tulang punggung, misalnya nyeri yang muncul terus-menerus atau kesulitan bernapas, segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, penanganan yang tepat dapat dilakukan bila hasil diagnosis menyatakan Anda mengalami kifosis.