Palinopsia merupakan gangguan penglihatan yang membuat penderitanya tetap melihat sesuatu meski objek yang dilihat sudah tidak ada. Kondisi ini bisa berlangsung lama atau sementara. Walaupun terkesan sepele, palinopsia bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan.
Palinopsia berasal dari kata palin yang artinya berulang dan opsia yang berarti melihat. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang tetap melihat objek, seperti gambar, benda, atau orang, meski objek tersebut sebenarnya sudah hilang.
Selain itu, objek juga akan muncul secara terus-menerus saat orang yang mengalami palinopsia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Objek yang muncul akibat palinopsia memiliki bentuk yang sama persis dengan objek aslinya. Inilah yang membuat penderitanya menganggap bahwa dirinya melihat objek tersebut berulang kali.
Penyebab Palinopsia Berdasarkan Jenisnya
Palinopsia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu palinopsia halusinasi dan palinopsia ilusi. Secara umum, belum diketahui secara pasti penyebab dari masing-masing jenis palinopsia. Namun, keduanya diduga terjadi akibat suatu kondisi medis tertentu.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab kedua jenis palinopsia:
Palinopsia halusinasi
Palinopsia halusinasi diduga terjadi karena adanya gangguan pada otak bagian belakang. Bagian otak ini berfungsi untuk mengenali objek melalui indra penglihatan.
Jika fungsinya terganggu, otak bagian belakang akan kehilangan kemampuan untuk menyimpan rangsangan visual yang ditangkap oleh mata dan menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan, salah satunya palinopsia halusinasi.
Palinopsia halusinasi ditandai dengan melihat objek secara berulang dengan sangat jelas. Tidak hanya itu, objek tersebut juga terlihat cukup lama sehingga membuat penderitanya berhalusinasi melihat objek yang sebenarnya tidak ada.
Palinopsia halusinasi biasanya disebabkan oleh epilepsi, defisiensi karnitin, dan hiperglikemia. Selain itu, ada juga faktor lain yang berpotensi memicu terjadinya palinopsia halusinasi, yaitu:
- Stroke
- Tumor otak
- Abses otak
- Aneurisma otak
- Malformasi arteri vena
Palinopsia ilusi
Jenis palinopsia lainnya adalah palinopsia ilusi. Berbeda dengan palinopsia halusinasi yang disebabkan oleh gangguan dari dalam tubuh, palinopsia ilusi terjadi karena rangsangan dari luar tubuh, yaitu gerakan dan pencahayaan.
Karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, objek yang muncul secara terus-menerus akibat palinopsia ilusi cenderung samar dan berlangsung singkat. Bahkan, ketika melihat benda yang bergerak, palinopsia ilusi menyebabkan munculnya jejak bayangan berupa bentuk objek itu sendiri.
Meski umumnya disebabkan oleh faktor cahaya dan gerakan, palinopsia ilusi juga dapat terjadi akibat beberapa kondisi, yaitu:
- Migrain
- Cedera kepala
- Penyalahgunaan narkotika
Tidak hanya itu, konsumsi beberapa obat-obatan juga bisa memicu terjadinya palinopsia ilusi. Obatan-obatan tersebut meliputi:
- Risperidone
- Trazodone
- Mirtazapine
- Nefazodone
- Topiramate
- Clomiphene
Cara Menangani Palinopsia
Penanganan palinopsia dilakukan dengan mengatasi kondisi yang mendasarinya. Jika disebabkan epilepsi, dokter akan memberikan pengobatan berupa obat antiepilepsi.
Operasi biasanya dilakukan bila palinopsia disebabkan oleh kelainan di otak, misalnya malformasi pembuluh darah otak. Tindakan pembedahan bertujuan untuk mencegah pembuluh darah pecah agar darahnya tidak menekan jaringan otak.
Tindakan rehabilitasi juga akan diberikan bila palinopsia terjadi akibat penyalahgunaan obat-obat terlarang. Jika penyebab palinopsia adalah migrain, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri atau obat golongan triptan, seperti sumatriptan.
Dokter juga mungkin menganjurkan Anda untuk menggunakan kacamata dengan lensa berwarna guna mengurangi terjadinya palinopsia ilusi.
Palinopsia tidak boleh dianggap sepele. Pasalnya, gangguan penglihatan ini bisa menjadi tanda adanya kondisi serius sehingga penting untuk mengetahui penyebabnya agar bisa ditangani.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami palinopsia, apalagi berlangsung lama dan sering terjadi, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.