Berbeda dengan susu sapi yang baru boleh dikonsumsi Si Kecil ketika berusia 1 tahun, yogurt untuk bayi sudah bisa diberikan sejak ia mengenal makanan padat atau MPASI, yakni mulai usia 6 bulan. Namun, sebelum memberikan yogurt untuk Si Kecil, simak dulu panduannya berikut ini, ya!
Mungkin Bunda bertanya-tanya, kenapa yogurt bisa diberikan ke bayi sejak berusia 6 bulan sedangkan susu sapi tidak? Hal ini karena proses fermentasi pada yogurt akan memecah protein yang terkandung dalam susu sapi sehingga membuatnya lebih mudah dicerna oleh bayi.
Itulah mengapa pemberian yogurt untuk bayi sejak ia mengenal makanan padat tidak berbahaya, malah justru menyehatkan. Soalnya, yogurt merupakan sumber protein, kalsium, fosfor, dan probiotik, yang baik untuk kesehatan tubuh Si Kecil.
Tips Memberikan Yogurt untuk Bayi
Yogurt menyediakan banyak nutrisi untuk kesehatan Si Kecil, mulai dari kalsium untuk kekuatan tulangnya, probiotik yang mampu mencegah diare dan kolik, serta protein untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Makanan fermentasi ini juga makin unggul karena selain mudah disajikan, yogurt bisa dinikmati secara langsung maupun ditambahkan potongan buah segar, sehingga dapat memangkas waktu Bunda dalam mengolah camilan untuk Si Kecil.
Kendati kaya akan nutrisi dan mudah disajikan, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan sebelum memberikan yogurt untuk bayi, nih, di antaranya:
1. Berikan yogurt tinggi lemak (full fat)
Pilihan yogurt yang lebih baik untuk bayi adalah yogurt biasa atau yang lebih berlemak, Bun. Ini karena bayi membutuhkan makanan berlemak tinggi untuk mendukung perkembangan otak dan saraf, sekaligus menambah berat badannya. Lemak juga bisa menjadi sumber energi agar bayi bisa tumbuh dan berkembang serta aktif bermain.
2. Jangan memilih yogurt yang mengandung madu
Beberapa produk yogurt di pasaran menambahkan madu sebagai pemanis. Namun, kalau ingin memberikannya untuk bayi di bawah usia 1 tahun, hindari yogurt dengan tambahan madu ini, ya, Bun. Pasalnya, madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang bisa meningkatkan risiko terjadinya botulisme pada Si Kecil.
3. Hindari yogurt dengan perasa buatan
Selain madu, Bunda juga perlu menghindari yogurt dengan perasa buatan, karena produk ini kebanyakan mengandung gula tambahan, Bun.
Pemberian makanan atau minuman dengan gula tambahan untuk anak usia di bawah 2 tahun tidak disarankan. Ini karena asupan gula berlebih bisa berisiko membuat bayi mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti karies gigi, gigi berlubang, diabetes, dan obesitas.
Selain itu, rasa manis yang terlalu kuat pada makanan atau minuman juga bisa membuat Si Kecil hanya menyukai rasa manis, sehingga ia akan jadi lebih suka memilih-milih makanan.
Kalau ingin memberikan yogurt yang lebih manis dan kaya rasa supaya disukai oleh Si Kecil, Bunda bisa menambahkan potongan buah segar, seperti stroberi, jeruk, melon, atau puree buah, ya. Bunda juga bisa mencampurkan yogurt untuk bayi pada smoothies untuk Si Kecil.
4. Hindari yogurt dengan topping tambahan
Agar menarik perhatian, produsen yogurt banyak yang menambahkan berbagai macam topping, seperti buah kering, granola, atau kacang-kacangan. Walaupun kaya nutrisi, topping tambahan tersebut bisa berisiko menyebabkan bayi tersedak saat mengonsumsinya.
Jadi, supaya tidak membahayakan Si Kecil, lebih baik pilih yogurt tanpa perasa ataupun topping tambahan, ya, Bun.
5. Berikan yogurt secukupnya
Terlalu banyak mengonsumsi yogurt bisa membuat bayi kekenyangan dan tidak tertarik untuk mencoba makanan lain. Imbasnya, variasi makanan Si Kecil menjadi lebih sedikit dan kebutuhan nutrisi hariannya mungkin akan sulit terpenuhi. Selain itu, kebanyakan mengonsumsi susu atau produk susu, seperti keju dan yogurt, juga bisa berisiko membuat pencernaan Si Kecil bermasalah.
Oleh karena itu, berikan yogurt untuk bayi secukupnya saja, misalnya sekali sehari atau beberapa kali seminggu, dengan porsi ¼–½ cangkir saja untuk sekali makan.
6. Perhatikan reaksi alergi yang muncul setelah mengonsumsi yogurt
Karena merupakan produk olahan susu, yogurt bisa menimbulkan reaksi alergi susu bagi sebagian orang. Ada beberapa reaksi alergi susu yang umum, misalnya muntah, ruam pada wajah dan tubuh, kulit kemerahan, batuk atau bersin, bengkak pada wajah, lidah, dan bibir, sulit bernapas, dan buang air besar berdarah.
Kemunculan gejala ini bisa langsung atau hingga 2 jam setelah bayi mengonsumsi yogurt. Nah, kalau gejalanya muncul, segera hentikan konsumsi yogurt dan bawa Si Kecil ke dokter anak untuk menjalani pemeriksaan, ya.
Beberapa tips di atas bisa membantu Bunda dalam memberikan yogurt untuk bayi atau memilih menu MPASI yang cocok. Bila masih timbul pertanyaan seputar kapan saat yang tepat untuk memberi Si Kecil yogurt dan porsi yang sesuai, Bunda boleh berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Bunda juga perlu bertanya ke dokter tentang keamanan yogurt untuk bayi bila ada riwayat alergi susu dan intoleransi laktosa dalam keluarga, ya.