Ada banyak pilihan alat kontrasepsi, mulai dari pil KB, kondom, implan, hingga IUD. Tiap alat kontrasepsi tersebut memiliki kelebihan, kekurangan, dan efek sampingnya masing-masing.
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia adalah kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, KB suntik, dan implan (susuk). Tiap kontrasepsi hormonal memiliki kandungan yang berbeda.
Karena kandungannya berbeda, efek sampingnya juga bisa berbeda. Namun, efek samping alat kontrasepsi yang sama pun bisa bervariasi pada tiap orang. Salah satu efek samping kontrasepsi hormonal yang paling umum adalah timbulnya jerawat.
Cara Memilih Kontrasepsi yang Tidak Menimbulkan Jerawat
Menggunakan kontrasepsi hormonal dapat menekan kadar hormon androgen dalam tubuh wanita. Ketika kontrapsepsi hormonal tidak lagi digunakan, kadar hormon androgen otomatis akan naik kembali.
Peningkatan kadar hormon androgen ini dapat memicu produksi minyak alami di kulit secara berlebihan. Kelebihan minyak ini bisa menyumbat pori-pori serta memerangkap kulit mati dan kotoran, sehingga akhirnya menyebabkan timbulnya jerawat.
Namun, alat kontrasepsi yang tidak menimbulkan jerawat bahkan peningkatan berat badan, yaitu kontrasepsi yang mengandung Drospirenon. Sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya, kontrasepsi ini juga dapat menghambat aktivitas hormon androgen penyebab jerawat.
Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa menggunakan Drospirenon selama 6 bulan dapat mengurangi jerawat. Drospirenon bahkan diduga lebih efektif dalam mengobati jerawat dibanding norgestimate dan chlormadinone acetate.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika kontrasepsi yang mengandung Drospirenon telah banyak digunakan untuk mengobati jerawat pada perempuan berusia minimal 14 tahun. Selain itu, gangguan disforik pramenstruasi juga dapat diobati menggunakan Drospirenon.
Memahami Aturan Pakai Kontrasepsi
Di Indonesia, kontrasepsi hormonal yang mengandung Drospirenon tersedia dalam bentuk pil KB. Untuk menggunakan pil KB ini, disarankan untuk mengikuti arahan dari dokter, yaitu:
- Diminum dalam waktu yang sama tiap hari, misalnya pada jam 12 siang
- Boleh diminum setelah makan atau sebelum makan
- Ikuti alur minum pada kemasan, mulai dari pil pertama hingga terakhir
- Jangan sampai melewatkan dosis pil KB
Kehamilan dapat terjadi jika Anda tidak minum pil dalam waktu 24 jam, terlambat minum pil KB kemasan baru jika kemasan lama sudah habis, atau minum pil KB pada waktu yang tidak teratur setiap harinya.
Sama seperti alat kontrasepsi lain, pil KB yang mengandung Drospirenon juga bisa menyebabkan efek samping. Efek samping tersering yang ditimbulkan antara lain:
- Mual
- Sakit perut
- Perubahan emosional
- Sakit kepala, termasuk migraine
- Nyeri payudara
- Kenaikan berat badan
- Flek di luar siklus menstruasi
Sedangkan beberapa efek samping yang jarang terjadi, antara lain:
- Muntah
- Diare
- Pembengkakan pada pergelangan kaki
- Ruam kulit
- Biduran
- Pembesaran payudara
Kendati hampir tidak pernah ditemukan, tapi beberapa efek samping berikut mungkin terjadi:
- Keluar cairan dari puting payudara
- Alergi terhadap lensa kontak
- Pembekuan darah baik di vena atau arteri
- Hipersensitivitas sistem kekebalan tubuh
- Pelebaran pembuluh darah sehingga tampak sebagai bercak kemerahan (eritema)
Jika Anda ingin menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung Drospirenon atau alat kontrasepsi hormonal apa pun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Begitu juga jika Anda mengalami berbagai efek samping setelah mengonsumsi pil KB Drospirenon.
Jika Anda ingin tahu lebih jauh mengenai hal-hal seputar kontrasepsi, termasuk kontrasepsi yang tidak menimbulkan jerawat, Anda bisa berkonsutasi dengan dokter. Anda juga dapat mencari tahu berbagai informasi seputar alat kontrasepsi di Bicara Kontrasepsi.