Paraben adalah pengawet yang umum digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dalam produk. Pengawet ini juga kerap terdapat dalam produk kosmetik. Terlepas dari efek antimikrobanya, ternyata penggunaan produk paraben dalam jangka panjang bisa membahayakan kulit, lho.
Meski umum ditemukan dalam produk kosmetik dan perawatan tubuh, pemakaian produk dengan kandungan paraben tetap memerlukan perhatian. Sebab, pada sebagian orang, paraben bisa menyebabkan reaksi alergi. Paraben bahkan dicurigai dapat memicu kanker.
Fungsi Paraben dalam Produk Kosmetik
Dalam kemasan produk, paraben (para-hydroxybenzoate) dapat ditulis dengan nama-nama, seperti methylparaben, propylparaben, butylparaben, ethylparaben, 4-hydroxy methyl ester benzoic acid, atau methyl 4-hydroxybenzoate.
Paraben digunakan dalam produk kosmetik dan pembersih kulit, untuk mencegah pertumbuhan bakteri serta jamur yang bisa mengurangi kualitas produk dan membahayakan konsumen. Di bidang industri lain, seperti pangan dan farmasi, paraben juga digunakan untuk mendapatkan manfaat serupa.
Kemungkinan Reaksi Alergi akibat Penggunaan Paraben
Jika Anda menggunakan produk-produk kosmetik yang mengandung paraben, perhatikan kemungkinan timbulnya reaksi alergi pada kulit (dermatitis kontak alergi), seperti:
- Gatal
- Ruam kemerahan
- Kering dan bersisik
- Bengkak
- Nyeri
- Melepuh atau seperti terbakar
Untuk menghindari reaksi alergi dari penggunaan produk kosmetik, coba oleskan sedikit produk di pergelangan tangan dan tunggu reaksi dalam 48 jam. Selain itu, hindari penggunaan produk yang mengandung paraben pada permukaan kulit yang sedang luka atau bermasalah. Agar lebih aman, pilihlah produk kosmetik yang bebas paraben (paraben-free).
Namun, bila terlanjur mengalami reaksi alergi, segera hentikan penggunaan produk dan periksakan diri ke dokter.
Fakta Paraben sebagai Penyebab Kanker
Sebuah penelitian pernah mendeteksi jejak paraben pada beberapa sampel sel kanker payudara. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang dampak penggunaan paraben terhadap risiko terkena kanker.
Paraben memiliki struktur kimia mirip estrogen, yaitu hormon yang dikenal dapat menyebabkan penggandaan sel di payudara, baik sel normal maupun kanker. Hanya saja, studi yang menyebut bahwa paraben merupakan pemicu kanker masih terbatas.
Studi tersebut hanya menemukan kandungan paraben pada tubuh penderita kanker, bukan menunjukkan pengaruh paraben dalam menyebabkan atau memicu kanker. Selain itu, paraben pun dianggap sulit mengendap dalam tubuh karena zat ini mudah dibuang lewat urine.
Hingga saat ini, pengawet paraben yang terkandung dalam produk kosmetik masih dinilai aman untuk digunakan. Lembaga-lembaga pengawas makanan, obat, serta kosmetik di berbagai negara, termasuk BPOM, masih mengizinkan penggunaan paraben dalam batas yang telah ditentukan.
Meski paraben dianggap aman, sebaiknya Anda tetap berhati-hati menggunakannya, terutama bila Anda memiliki jenis kulit sensitif atau ada riwayat alergi dalam pemakaian produk kosmetik. Bila masih ragu tentang paraben, pilihlah produk atau kosmetik bebas paraben. Untuk memastikan keamanannya, Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.