Paracetamol rektal adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam dan nyeri, antara lain nyeri haid, nyeri pada sendi maupun otot, atau sakit kepala. Paracetamol rektal tersedia dalam bentuk supositoria dan rektal tube.
Paracetamol rektal masuk ke dalam aliran darah lewat pembuluh darah di anus. Setelah itu, obat ini bekerja langsung pada pusat pengaturan nyeri dan suhu di otak. Paracetamol rektal dapat digunakan oleh anak-anak atau orang dewasa.
Paracetamol rektal bekerja lebih lama daripada paracetamol yang diminum (tablet atau sirup). Obat ini biasanya bekerja dalam 1 jam setelah dimasukkan ke anus. Meski kerjanya lebih lama, obat ini bisa memudahkan pasien yang sulit menelan paracetamol bentuk tablet atau sirop.
Merek dagang paracetamol rektal: Dumin Rektal, Pamol, Propyretic, dan Pyrexin Supositoria.
Apa Itu Paracetamol Rektal
Golongan | Obat bebas dan obat resep |
Kategori | Obat pereda nyeri dan penurun panas (analgetik-antipiretik) |
Manfaat | Meringankan demam dan nyeri |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Paracetamol rektal untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi hal ini tidak terkonfirmasi dengan data yang didapatkan dari studi terkontrol pada ibu hamil. |
Jika Anda sedang hamil, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan obat ini. | |
Paracetamol rektal untuk ibu menyusui | Paracetamol rektal umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui karena obat ini tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya pada bayi. |
Bentuk obat | Suppositoria dan rektal tube |
Peringatan sebelum Menggunakan Paracetamol Rektal
Sebelum menggunakan paracetamol rektal, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Paracetamol rektal tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter mengenai penggunaan paracetamol rektal jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal atau penyakit liver.
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda sering mengonsumsi minuman beralkohol atau kecanduan alkohol.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan menggunakan obat ini dengan obat lain yang juga mengandung paracetamol.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan paracetamol rektal.
Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol Rektal
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan paracetamol rektal berdasarkan usia pasien:
- Dewasa dan anak usia >12 tahun: 325–650 mg, setiap 4–6 jam. Maksimal 4.000 mg sehari.
- Anak usia 6–12 tahun: 325 mg, setiap 4–6 jam.
- Anak usia 3–6 tahun: 120 mg, setiap 4–6 jam.
- Anak usia 1–3 tahun: 80 mg, setiap 4 jam.
- Anak usia 3–12 bulan: 80 mg, setiap 6 jam.
Untuk anak usia di bawah 12 tahun, penggunaan obat tidak boleh melebihi 5 dosis pemberian per hari.
Cara Menggunakan Paracetamol Rektal dengan Benar
Gunakan paracetamol rektal sesuai anjuran dokter atau aturan pakai yang terdapat pada kemasan. Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis yang dianjurkan.
Berikut ini adalah cara menggunakan paracetamol rektal dengan benar:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memasukkan paracetamol rektal.
- Berbaringlah dalam posisi menyamping dengan kaki di sisi atas ditekuk ke arah dada.
- Jika Anda menggunakan rektal tube, masukkan obat dengan posisi ujung yang lancip terlebih dahulu ke dalam dubur. Tekan tube hingga cairan obat keluar dan cairan di dalam tube habis. Tetap tekan tube ketika menariknya dan rapatkan bokong selama beberapa detik agar cairan tidak keluar.
- Jika Anda menggunakan supositoria, celupkan supositoria ke dalam air untuk memudahkan obat masuk ke anus. Masukkan supositoria dengan jari telunjuk dan dorong kira-kira hingga 1 ruas jari ikut masuk ke dalam anus. Rapatkan bokong selama 30–60 detik supaya supositoria tidak keluar.
- Tetaplah berbaring selama beberapa menit agar obat terserap dengan baik.
- Gunakan paracetamol rektal seperlunya saat dibutuhkan. Hentikan pemakaian obat ini ketika nyeri atau demam sudah membaik.
- Hentikan penggunaan paracetamol rektal dan konsultasikan ke dokter jika demam belum membaik setelah 3 hari atau nyeri belum juga mereda setelah 10 hari.
- Hentikan penggunaan paracetamol rektal pada anak-anak dan diskusikan dengan dokter jika demam yang dialaminya belum membaik setelah 3 hari atau nyeri belum juga mereda setelah 5 hari.
- Simpan paracetamol rektal di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Paracetamol Rektal dengan Obat Lain
Berikut ini adalah efek interaksi yang bisa terjadi jika paracetamol rektal digunakan bersama obat lain:
- Peningkatan kadar chloramphenicol dan busulfan dalam darah
- Peningkatan risiko terjadinya memar atau perdarahan akibat warfarin jika paracetamol rektal telah digunakan dalam jangka panjang
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan bersama obat golongan barbiturat
- Penurunan efektivitas lamotrigine
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan paracetamol rektal bersama obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Paracetamol Rektal
Paracetamol rektal umumnya aman dan jarang menimbulkan efek samping. Namun, beberapa orang mungkin akan mengalami kemerahan pada anus setelah memakai paracetamol rektal. Periksakan diri ke dokter jika keluhan tersebut tidak kunjung membaik atau justru makin parah.
Perlu diketahui bahwa penggunaan obat ini secara berlebihan atau dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek samping berupa:
- Mual
- Muntah
- Nyeri di perut bagian atas
- Lelah yang tidak biasa
- Tidak nafsu makan
- Urine berwarna gelap
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Penyakit kuning
Segera cari pertolongan medis jika mengalami efek samping di atas atau reaksi alergi obat.