Paramyxovirus adalah sekelompok virus yang bisa menyebabkan penyakit campak, gondongan, dan infeksi saluran pernapasan. Virus ini dapat menyebar dengan cepat, sehingga berbagai langkah pencegahan perlu dilakukan.
Paramyxovirus dapat menyebar melalui percikan air liur saat batuk maupun bersin. Selain itu, virus ini juga dapat menjangkiti hewan, lalu menyebar ke manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berbagai penyakit yang disebabkan oleh paramyxovirus serta langkah pencegahan infeksi akibat virus ini.
Paramyxovirus dan Penyakit yang Bisa Disebabkannya
Paramyxovirus tergolong jenis virus RNA. Beberapa jenis virus yang termasuk dalam famili paramyxovirus adalah morbillivirus, rubulavirus, respirovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV). Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh virus ini:
1. Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi morbillivirus pada saluran pernapasan. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, batuk, pilek, dan ruam di sekujur tubuh yang berlangsung hingga 7 hari. Jika dibiarkan, campak bisa menimbulkan komplikasi, seperti radang otak, infeksi telinga, pneumonia, dan buta.
Untuk dapat meredakan campak, penderitanya disarankan untuk banyak minum air putih, mengonsumsi obat pereda demam, tidur yang cukup, serta mengonsumsi vitamin A sesuai anjuran dokter. Vaksinasi campak merupakan langkah pencegahan campak paling efektif dan disusul dengan vaksin MMR.
2. Gondongan
Gondongan adalah infeksi kelenjar parotis akibat rubulavirus. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya benjolan di bawah rahang. Gondongan juga dapat menimbulkan gejala, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Meski umumnya tidak berbahaya, gondongan dapat menimbulkan komplikasi, seperti meningitis dan radang testis.
Gondongan dapat diredakan dengan mengompres area benjolan. Selain itu, pastikan untuk banyak minum air putih, tidak mengonsumsi makanan yang keras, serta istirahat dengan cukup. Bila perlu, konsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk membantu meredakan demam. Gondongan dapat dicegah dengan vaksin MMR.
3. Parainfluenza
Parainfluenza adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi respirovirus pada saluran pernapasan. Berbeda dengan influenza, penyakit ini menimbulkan gejala yang lebih ringan, seperti batuk, radang tenggorokan, bersin, demam, sakit telinga, dan nafsu makan menurun.
Parainfluenza lebih berisiko dialami balita dan lansia. Jika gejala yang ditimbulkan ringan, penyakit ini dapat diredakan menggunakan obat batuk yang dijual di apotek. Namun, hindari memberikan aspirin kepada balita.
4. Infeksi saluran pernapasan lainnya
Infeksi saluran pernapasan lainnya, seperti ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), bronkiolitis, dan pneumonia, dapat disebabkan oleh RSV. Virus ini lebih rentan terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan, anak-anak, dan lansia.
Infeksi akibat RSV dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti hidung meler atau tersumbat, bersin, batuk, dan demam. Berbagai gejala ringan dapat diredakan dengan paracetamol dan ibuprofen. Selain itu, hindari paparan asap rokok dan perbanyak minum air putih untuk membantu meredakan gejalanya.
Sama seperti parainfluenza, jika bayi atau anak mengalami infeksi akibat respiratory syncytial virus, jangan berikan aspirin. Apabila gejala tidak kunjung membaik, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mencegah Infeksi Paramyxovirus
Setelah mengetahui cara penularan paramyxovirus serta berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan, penting untuk melakukan tindakan pencegahan agar Anda atau orang terdekat tidak terinfeksi oleh virus ini.
Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:
- Lakukan vaksinasi MMR.
- Jaga kebersihan diri dengan mencuci tangan dengan benar.
- Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
- Segera bersihkan diri setelah kontak langsung dengan hewan, karena tidak menutup kemungkinan hewan tersebut membawa paramyxovirus.
- Jangan beraktivitas di luar rumah ketika tubuh sedang tidak fit, karena tubuh rentan terpapar berbagai virus, termasuk paramyxovirus.
- Hindari berada dekat orang yang mengalami gejala batuk, pilek, dan demam, apalagi berbagi makanan dengan orang tersebut.
Meski sebagian besar infeksi paramyxovirus bersifat ringan dan mudah disembuhkan, infeksi akibat virus ini bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius bila daya tahan tubuh lemah dan tidak segera diobati.
Jika Anda hendak mencari tahu informasi lain terkait paramyxovirus atau bahkan Anda sedang menderita penyakit akibat virus ini, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.