Paronikia adalah infeksi pada kulit di sekitar kuku (kutikula). Infeksi ini umumnya disebabkan oleh bakteri dan jamur. Paronikia biasanya tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya, kecuali pada penderita diabetes dan orang dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Paronikia dapat muncul dalam waktu cepat (akut) atau dalam jangka panjang (kronis). Paronikia akut biasanya terjadi di kuku tangan, sedangkan paronikia kronis bisa terjadi di kuku tangan atau di kuku kaki.
Penyebab Paronikia
Paronikia akut umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Staphylococcus enterococcus yang masuk ke kulit kuku yang rusak akibat kebiasaan menggigit kuku atau mengisap jempol.
Sementara itu, paronikia kronis lebih sering disebabkan oleh infeksi jamur Candida, meski bisa juga disebabkan oleh bakteri. Paronikia jenis ini juga lebih sering terjadi akibat kaki atau tangan yang terlalu sering terkena air sehingga menyebabkan kuku menjadi lebih lembap.
Faktor risiko paronikia
Paronikia pada dasarnya dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami paronikia, yaitu:
- Memiliki profesi yang membuat tangan atau kaki terus-menerus terkena air, seperti nelayan, pemerah susu, atau pencuci piring
- Memiliki luka terbuka di sekitar kuku tangan atau kaki
- Memiliki kondisi kuku yang lembap akibat mengenakan kuku palsu
- Mengalami cantengan
- Menderita diabetes
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
- Menderita psoriasis
Gejala Paronikia
Gejala paronikia yang dapat muncul umumnya sama, baik yang akut maupun kronis. Gejalanya juga dapat terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung pada jenisnya.
Berikut ini adalah gejala atau keluhan yang dapat muncul akibat paronikia:
- Nyeri ketika kuku atau kulit di sekitar kuku yang terkena infeksi disentuh
- Pembengkakan pada kulit di sekitar kuku yang terinfeksi
- Kemerahan dan rasa hangat pada kulit di sekitar kuku yang terinfeksi
Pada sebagian kasus, gejala paronikia berupa abses (kumpulan nanah) dapat muncul pada kulit di bawah kuku yang terinfeksi. Selain itu, paronikia juga dapat membuat kuku terlepas dan tumbuh kembali dengan bentuk tidak normal.
Paronikia yang telah menimbulkan abses perlu segera mendapat penanganan dokter, terlebih jika disertai dengan demam.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika Anda menderita diabetes atau memiliki daya tahan tubuh lemah. Pemeriksaan sejak dini diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi serius.
Segera ke dokter jika gejala yang muncul sudah parah dan tidak hilang selama beberapa hari. Anda juga perlu segera ke dokter jika gejala muncul kembali setelah diberikan pengobatan.
Diagnosis Paronikia
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk melihat lebih jelas infeksi yang terjadi di area kuku.
Langkah-langkah tersebut umumnya cukup untuk mendiagnosis paronikia. Namun, pada beberapa kasus, dokter dapat mengambil sampel nanah dari area yang terinfeksi. Sampel nanah tersebut kemudian akan diteliti di laboratorium agar penyebab infeksinya dapat diketahui. Dengan begitu, pasien bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.
Pengobatan Paronikia
Pengobatan paronikia bertujuan untuk meredakan keluhan, mengatasi penyebab, mencegah kekambuhan di kemudian hari, dan mencegah komplikasi. Pada paronikia ringan, penanganan dapat dilakukan secara mandiri, misalnya dengan:
- Bersihkan kaki atau tangan yang terinfeksi dengan air dan sabun antibakteri secara rutin.
- Rendam kaki atau tangan yang terinfeksi di air hangat selama 15–20 menit sebanyak 3 sampai 5 kali sehari.
- Jaga kaki agar tidak lembab dan tetap kering, serta jangan gunakan alas kaki atau kaus kaki yang terlalu ketat dan sempit.
- Pilih alas kaki yang nyaman dan terbuka di bagian jari.
Selain untuk mengatasi paronikia ringan, perawatan mandiri juga dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan paronikia berat yang telah diobati. Beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan yaitu:
Obat-obatan
Untuk mengatasi penyebab paronikia, obat-obatan yang dapat diresepkan dokter antara lain:
- Antibiotik minum (oral), seperti erythromycin, untuk paronikia yang disebabkan oleh bakteri
- Krim antibiotik yang mengandung asam fusidat, untuk paronikia yang disebabkan oleh bakteri dan infeksinya tidak terlalu parah
- Antijamur salep atau obat minum, seperti clotrimazole dan terbinafine, untuk paronikia kronis yang disebabkan oleh infeksi jamur
Operasi
Jika abses yang terbentuk dan bengkak di jari kaki atau tangan sudah sangat besar, dokter akan melakukan operasi untuk membuang nanah.
Sebelum operasi, jari pasien akan dibius lokal terlebih dahulu. Setelah bius diberikan, dokter akan membuat irisan pada abses agar nanah bisa dibuang. Pada cantengan, dokter bisa mengangkat sebagian atau seluruh kuku tersebut.
Komplikasi Paronikia
Paronikia yang tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan sejumlah komplikasi serius, terutama jika penderitanya menderita diabetes atau memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Komplikasi tersebut antara lain:
- Abses
- Perubahan permanen pada bentuk kuku
- Penyebaran infeksi ke tendon, tulang, dan aliran darah
Pencegahan Paronikia
Paronikia bisa dicegah dengan melakukan sejumlah upaya di bawah ini:
- Kenakan sarung tangan karet antiair jika pekerjaan yang Anda jalani membuat Anda sering bersentuhan dengan air.
- Jangan mengenakan kuku palsu untuk waktu yang lama.
- Keringkan tangan dan kaki setiap selesai menyentuh air.
- Hindari kebiasaan menggigit kuku atau mencungkil kulit di sekitar kuku.
- Jangan memotong kuku terlalu pendek dan pastikan kuku dipotong sejajar dengan ujung jari.
- Jaga kadar gula darah dan periksa kaki setiap hari untuk mewaspadai paronikia atau gangguan lain di kaki jika Anda menderita diabetes.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter jika Anda menderita gangguan sistem imun.