Parotitis adalah penyakit akibat infeksi virus yang menyebabkan bengkaknya kelenjar parotis pada wajah. Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi. Namun, hingga kini, belum ada obat khusus untuk mengobati parotitis.
Parotitis atau gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus yang menyerang kelenjar liur (kelenjar parotis) di dalam mulut. Infeksi ini dapat menyebabkan pembengkakan serta rasa nyeri pada kelenjar tersebut.
Parotitis dapat menyerang siapa saja, tetapi umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak usia 5–9 tahun.
Parotitis dapat menular melalui droplet atau percikan air ludah penderita parotitis ketika bersin atau batuk terhirup oleh orang lain. Tak hanya itu, bersentuhan langsung dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi virus juga dapat meningkatkan risiko tertular penyakit ini.
Berbagai Gejala Parotitis
Parotitis sering kali tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan. Penyakit ini terkadang juga menimbulkan gejala yang menyerupai flu. Berikut ini adalah beberapa gejala parotitis yang umumnya muncul:
- Demam
- Kelenjar ludah atau pipi bengkak dan terasa sakit, terutama pada saat mengunyah dan menelan
- Kelelahan
- Badan pegal-pegal
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di telinga
- Sakit kepala
- Nafsu makan hilang
Gejala parotitis biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 4–8 hari. Meski demikian, penanganan medis harus tetap dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi.
Komplikasi Akibat Paroitis
Meski jarang terjadi dan dapat sembuh sendiri, pada beberapa kasus, parotitis juga bisa menimbulkan komplikasi. Komplikasi ini lebih sering terjadi pada penderita parotitis usia remaja dan dewasa, atau orang yang belum pernah mendapatkan vaksin gondongan atau MMR.
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat parotitis, di antaranya:
- Orchitis
- Meningitis
- Ensefalitis
- Pankreatitis
- Gangguan pendengaran
- Keguguran pada ibu hamil
Penanganan Parotitis
Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengobati parotitis atau gondongan. Dokter mungkin akan meresepkan obat, seperti paracetamol atau ibuprofen, untuk meringankan gejala yang muncul.
Jika parotitis dialami oleh anak-anak, Anda disarankan untuk membawanya ke dokter sebelum memberikan obat kepada anak. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi efek samping yang membahayakan anak, misalnya anak mengalami sindrom Reye akibat pemberian aspirin.
Selain mengonsumsi obat, berikut ini adalah beberapa langkah penanganan untuk meringankan gejala dan mempercepat proses pemulihan parotitis:
- Memperbanyak istirahat dan mengonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi akibat demam
- Mengonsumsi makanan bertekstur lembut, seperti bubur
- Menghindari makanan yang harus sering dikunyah
- Mengompres pipi yang bengkak dengan air hangat atau air dingin untuk membantu meringankan rasa nyeri
Jika Anda atau anak Anda mengalami nyeri dan pembengkakan pada buah zakar (testis) saat mengalami parotitis, segera konsultasikan hal tersebut ke dokter untuk mendapat penanganan.
Cara Mencegah Parotitis
Seperti yang telah disebutkan, parotitis dapat dialami oleh orang dari segala kelompok usia, terutama anak-anak yang belum mendapatkan vaksin MMR. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapatkan vaksin MMR.
Vaksin MMR merupakan kombinasi vaksin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari tiga penyakit, yaitu gondongan (parotitis/mumps), campak (measles), dan campak Jerman (rubella). Jadwal pemberian vaksin MMR yang direkomendasikan adalah saat anak berusia 15 bulan dan 5 tahun.
Orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin MMR atau memiliki status vaksin MMR yang tidak lengkap pun sebaiknya mendapatkan atau melengkapi vaksin tersebut.
Namun, vaksin ini tidak disarankan untuk diberikan kepada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, alergi terhadap gelatin atau neomisin, dan ibu hamil.
Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mendapatkan vaksin MMR untuk mengurangi risiko terkena parotitis.