Patellofemoral pain syndrome adalah nyeri di sekitar tempurung lutut atau patela. Nyeri pada area ini bisa bertambah parah ketika penderita melakukan aktivitas atau olahraga, seperti lari, naik maupun turun tangga, duduk dalam waktu lama, atau jongkok.
Patellofemoral pain syndrome umumnya dialami oleh atlet lari karena intensitas olahraga yang tinggi. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada siapa saja yang sering melakukan aktivitas fisik dengan gerakan berulang dan memberi banyak tekanan pada bagian lutut, seperti mendaki gunung, bersepeda, atau joging.
Penyebab Patellofemoral Pain Syndrome
Penyebab patellofemoral pain syndrome adalah kerusakan atau iritasi pada jaringan lunak, tulang lunak (kartilago), atau tendon di lutut. Beberapa kondisi yang bisa mengakibatkan iritasi di jaringan atau lapisan lutut adalah:
- Aktivitas fisik terlalu berat atau berulang, yang banyak memberikan tekanan pada lutut
- Kelainan pada struktur tempurung lutut
- Cedera atau patah tempurung lutut
- Tempurung lutut keluar atau bergeser dari posisi normalnya (dislokasi)
- Efek samping operasi lutut
Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita patellofemoral pain syndrome, yaitu:
- Jenis kelamin perempuan, karena cenderung memiliki ukuran panggul yang lebih lebar
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Radang sendi
- Kelainan bentuk tungkai
- Kaki rata
- Kurang melakukan pemanasan sebelum olahraga
- Posisi gerakan kaki dan lutut yang kurang tepat saat berlari (dynamic knee valgus)
- Lemah pada otot paha sehingga posisi tempurung lutut tidak tepat ketika ditekuk atau diluruskan
- Peningkatan durasi dan intensitas olahraga yang tinggi
- Jenis olahraga yang memerlukan banyak gerakan berlari dan melompat, seperti basket
Gejala Patellofemoral Pain Syndrome
Gejala patellofemoral pain syndrome biasanya muncul secara bertahap dan dapat menyerang salah satu atau kedua lutut. Keluhan akibat patellofemoral pain syndrome yang umum terjadi adalah:
- Nyeri lutut ketika berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang melibatkan gerakan menekuk lutut berulang kali, misalnya menaiki tangga, berlari, melompat, atau berjongkok
- Lutut sakit setelah duduk dalam waktu yang lama, misalnya ketika bepergian dengan mobil atau pesawat
- Nyeri lutut ketika menambah durasi latihan fisik atau olahraga
- Muncul suara letupan atau derak saat naik tangga atau berdiri setelah duduk terlalu lama
Kapan harus ke dokter
Jika Anda mengalami gejala patellofemoral pain syndrome seperti yang disebutkan di atas, berkonsultasilah secara online melalui Chat Bersama Dokter. Dengan begitu, dokter bisa memberikan saran untuk pengobatan pertama guna meredakan keluhan-keluhan yang Anda alami.
Umumnya, patellofemoral pain akan membaik dengan perawatan di rumah. Dokter akan memonitor kondisi Anda setelah penanganan awal. Jika dokter menilai Anda memerlukan pemeriksaan atau pengobatan lebih lanjut, dokter dapat memberikan rujukan ke dokter orthopedi di rumah sakit yang terdekat dari Anda.
Diagnosis Patellofemoral Pain Syndrome
Sebelum mendiagnosis patellofemoral pain syndrome, dokter akan menanyakan gejala-gejala dan kapan timbulnya, serta aktivitas atau gerakan yang bisa memperburuk keluhan yang dialami pasien.
Setelah itu, dokter akan meminta pasien untuk menekuk kaki, meluruskan kaki, atau berjongkok. Pasien bisa langsung memberi tahu dokter bila ada gerakan-gerakan yang membuat lutut terasa nyeri atau rasa sakitnya malah bertambah parah.
Pemeriksaan penunjang jarang dibutuhkan untuk mendiagnosis patellofemoral syndrome. Pemeriksaan di bawah ini dapat dilakukan jika dicurigai adanya gangguan lain atau komplikasi yang membuat keluhan tidak kunjung membaik:
- Foto Rontgen lutut, untuk memastikan tulang tempurung lutut dan sekitarnya masih baik
- MRI, untuk melihat kondisi bagian lutut dengan lebih jelas, termasuk ligamen, tendon, dan otot di sekitarnya
Pengobatan Patellofemoral Pain Syndrome
Pengobatan patellofemoral pain syndrome bertujuan untuk meredakan nyeri dan meningkatkan rentang gerak penderita kondisi ini. Metode pengobatannya bisa berupa perawatan mandiri atau penanganan medis, seperti yang dijelaskan berikut ini:
Perawatan mandiri
Sebagai pertolongan pertama ketika nyeri terjadi, penderita patellofemoral pain syndrome dapat melakukan beberapa perawatan sederhana di rumah yang dikenal dengan RICE (rest, ice, compression, elevation). Berikut adalah penjelasannya:
-
Rest
Penderita disarankan untuk menghindari kegiatan yang menyebabkan nyeri, seperti berlari, jongkok, lompat, atau naik tangga. -
Ice
Gunakan kompres dingin di bagian lutut yang sakit maksimal selama 20 menit, setiap 3–4 jam per hari. Sebaiknya gunakan kain untuk melapisi es agar tidak mengenai kulit secara langsung. -
Compression
Lilitkan perban elastis di lutut untuk mencegah pembengkakan berlanjut. Pastikan agar ikatan perban tidak terlalu kencang dan area lutut masih terbuka untuk memudahkan kaki bergerak. -
Elevation
Pastikan posisi kaki lebih tinggi dari dada saat berbaring, dengan menyangganya menggunakan bantal.
Selain metode di atas, penderita patellofemoral pain syndrome bisa minum obat antiinflamasi non-steroid (NSAIDs), seperti ibuprofen atau diclofenac, untuk mengurangi nyeri. Obat ini bisa didapatkan dengan resep dokter melalui konsultasi online.
Pengobatan medis
Jika perawatan mandiri masih tidak efektif mengobati patellofemoral pain syndrome, dokter dapat menyarankan pasien untuk menjalani prosedur berikut:.
Fisioterapi
Fisioterapi atau terapi fisik bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot-otot yang menstabilkan tempurung lutut pasien. Fisioterapi akan meningkatkan luas gerakan lutut dan ketahanannya dalam beraktivitas. Terapi ini juga dapat digunakan untuk memperkuat otot-otot bagian perut dan punggung bagian bawah.
Operasi
Operasi sangat jarang dibutuhkan untuk mengatasi patellofemoral pain syndrome. Tindakan operasi akan dilakukan jika gejala sangat parah dan tidak membaik dengan perawatan lain. Operasi dapat dilakukan dengan artroskopi sehingga tidak memerlukan sayatan yang besar.
Komplikasi Patellofemoral Pain Syndrome
Patellofemoral pain syndrome yang terlambat diketahui atau tidak diobati dengan tepat dapat menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti:
- Nyeri yang memburuk
- Rentan mengalami cedera
- Perubahan postur tubuh yang bisa memberi tekanan lebih pada pinggul, otot kaki, perut, atau punggung
Pencegahan Patellofemoral Pain Syndrome
Untuk mencegah patellofemoral pain syndrome, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
- Lakukan pemanasan sebelum melakukan berbagai latihan fisik.
- Pastikan sepatu yang dikenakan sesuai jenis olahraga atau latihan yang dilakukan.
- Jaga keseimbangan lutut selama melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.
- Pelajari gerakan yang sesuai untuk berlari, melompat, dan mendarat dari lompatan.
- Jaga berat badan agar tetap ideal atau turunkan berat badan bila menderita obesitas.
- Jangan mengubah gerakan secara tiba-tiba saat berolahraga.
- Tingkatkan durasi atau gerakan saat berolahraga secara bertahap.
- Hindari tekanan berlebihan pada lutut.
- Lakukan latihan peregangan untuk paha depan dan paha belakang.