Pediophobia adalah fobia spesifik terhadap boneka atau figur yang bentuknya menyerupai manusia. Rasa takut berlebihan terhadap boneka ini bahkan bisa mengganggu produktivitas dan kehidupan sosial penderitanya.
Penderita pediophobia akan merasa cemas dan panik saat berada di dekat patung, boneka, maupun manekin manusia. Bahkan, memikirkan hal ini saja bisa menimbulkan ketakutan. Rasa takut ini juga akan membuatnya menghindari segala situasi yang mungkin mempertemukannya dengan figur yang menyerupai manusia.
Pediophobia bisa muncul karena pengalaman traumatik saat kecil maupun pengaruh budaya di sekitar tempat tinggalnya. Beruntungnya, pediophobia bisa ditangani dengan terapi dan obat-obatan. Namun, memang butuh dorongan yang kuat dari penderitanya untuk menghilangkan ketakutan ini.
Penyebab Pediophobia
Penyebab pediophobia belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat faktor-faktor yang bisa memicu terjadinya pediophobia, antara lain:
Pengalaman traumatik
Fobia spesifik, termasuk pediophobia, biasanya muncul akibat pengalaman buruk. Penderita pediophobia mungkin pernah ditakut-takuti dengan boneka sehingga membuatnya trauma. Ketakutan terhadap boneka juga bisa muncul akibat menonton film horor yang menjadikan boneka sebagai tokoh sentralnya.
Budaya
Budaya tertentu dapat menimbulkan ketakutan terhadap boneka. Misalnya, sosok ondel-ondel sering ditakuti karena menyerupai manusia tetapi bentuknya besar dan gerak-geriknya tidak umum.
Selain itu, menonton film horor atau thriller yang menggambarkan boneka sebagai sesuatu yang berbahaya juga bisa memicu timbulnya pediophobia. Tren yang menggunakan boneka sebagai bahan untuk menakuti, seperti di rumah hantu, juga dapat menjadi penyebab timbulnya fobia ini.
Riwayat penyakit diri sendiri atau keluarga
Gangguan kesehatan mental lain, misalnya obsessive compulsive disorder (OCD), diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya fobia. Hal ini lebih mungkin terjadi jika penderita OCD mengalami pengalaman traumatik terkait boneka manusia.
Meski seseorang lebih berisiko mengalami fobia jika memiliki keluarga dengan riwayat fobia atau gangguan cemas, pediophobia bisa juga menyerang orang yang keluarganya tidak mengalami fobia.
Pemicu pediophobia
Ketakutan pada pediophobia dapat muncul karena berbagai macam pemicu. Beberapa pemicu yang bisa menimbulkan ketakutan pada pediophobia antara lain:
- Boneka bayi
- Boneka porselen
- Manekin
- Patung
- Robot humanoid
Gejala Pediophobia
Gejala umum pediophobia adalah rasa takut dan cemas yang berlebihan ketika berhadapan dengan boneka atau tiruan manusia. Rasa takut ini bahkan bisa membuat penderitanya tidak mampu melakukan apa-apa. Tidak hanya itu, pediophobia juga bisa menimbulkan serangan panik dan keluhan fisik, seperti:
- Detak jantung meningkat
- Nyeri dada
- Napas pendek
- Gemetar
- Kedinginan dan berkeringat
- Sakit perut
- Kepala terasa ringan
- Pusing seperti akan pingsan
- Mual atau muntah
- Sulit tidur ketika memikirkan boneka, misalnya setelah melihat pemicu pada siang harinya
Kapan harus ke dokter
Jika Anda mengalami gejala pediophobia, apalagi bila gejalanya telah terasa sangat mengganggu, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke psikolog atau dokter. Melalui penanganan yang tepat, Anda bisa mengendalikan fobia sehingga rasa takut yang muncul tidak lagi mengganggu aktivitas.
Diagnosis Pediophobia
Dokter atau psikolog akan terlebih dahulu menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatan keluarganya. Seseorang bisa didiagnosis mengalami pediophobia jika terdapat kriteria berikut:
- Rasa takut dan stres berlebihan ketika bertemu boneka
- Seketika merasa cemas saat melihat boneka
- Berusaha menghindari segala hal yang terkait dengan boneka
- Gejala pediophobia setidaknya sudah berlangsung selama 6 bulan berturut-turut dan sampai menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari
Pengobatan Pediophobia
Pengobatan pediophobia dapat dilakukan dengan terapi atau pemberian obat-obatan, seperti dijelaskan di bawah ini:
Terapi
Terapi perilaku kognitif merupakan salah satu jenis terapi yang efektif untuk mengatasi pediophobia. Terapi ini bertujuan membantu pasien mengenali dan mengubah pola pikir sehingga ia tidak takut lagi terhadap boneka.
Dalam terapi ini, dokter akan membantu pasien mengendalikan emosinya dan terbiasa dengan kehadiran boneka. Caranya adalah dengan membimbing pasien dan memberikan dukungan verbal ketika pasien berhadapan dengan boneka. Paparan dengan boneka ini akan dilakukan secara bertahap.
Obat-obatan
Selain terapi, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan. Beberapa jenis obat yang bisa membantu mengatasi fobia spesifik, termasuk pediophobia, adalah:
- SSRI, misalnya escitalopram, fluoxetine, dan sertraline
- SNRI, seperti venlafaxine dan duloxetine
- Benzodiazepine, antara lain alprazolam, clobazam, dan diazepam
- Penghambat beta, contohnya atenolol, propranolol, dan carvedilol
Komplikasi Pediophobia
Pediophobia yang tidak ditangani bisa membuat kualitas hidup penderitanya menurun. Penderita juga mungkin saja terkena fobia lain, seperti:
- Agoraphobia, yaitu ketakutan berada di tempat publik, untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan boneka/tiruan manusia
- Haphephobia, yaitu ketakutan untuk menyentuh barang-barang dengan tekstur yang seperti boneka
Tidak hanya itu, pediophobia juga bisa membuat penderitanya:
- Menghindari segala hal yang mungkin membuatnya melihat sosok boneka
- Menderita gangguan cemas
- Mengalami depresi
- Mengisolasi diri dari lingkungan sosial
- Mengalami penurunan kondisi kesehatan, misalnya mudah lelah karena kurang tidur
Pencegahan Pediophobia
Tidak ada cara pasti untuk mencegah fobia, termasuk pediophobia. Hal ini karena setiap orang merespons rasa takut dengan cara berbeda-beda. Namun, untuk mengelola rasa takut ketika bertemu dengan boneka, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
Latihan pernapasan
Latihan pernapasan dapat membantu pasien lebih rileks ketika rasa takut dan cemas muncul. Teknik ini dilakukan dengan menarik napas selama 4 detik, menahannya selama 7 detik, dan mengembuskan napas selama 8 detik.
Latihan fokus (mindfulness)
Latihan fokus dapat membantu pasien memusatkan perhatian pada pikiran, emosi, dan kejadian yang sedang berlangsung di lingkungan sekitar. Hal ini bisa membantu pasien untuk menyadari bahwa ia sedang dalam situasi yang aman. Dengan begitu, ia dapat menghadapi rasa takut terhadap boneka dengan lebih mudah.
Meditasi
Hampir sama dengan mindfulness, meditasi dapat membantu pasien fokus terhadap momen yang sedang berlangsung. Bedanya, meditasi biasanya dilakukan dalam waktu dan tempat yang khusus, sedangkan mindfulness bisa dilakukan sambil beraktivitas.
Tujuan dari meditasi adalah untuk membantu pasien dalam menghadapi ketakutan terhadap boneka tanpa harus mengalami emosi yang berlebihan.
Olahraga
Olahraga rutin dapat membantu pasien mengurangi gejala cemas atau panik yang mungkin muncul akibat rasa takut terhadap boneka. Jenis olahraga yang bisa dilakukan pun beragam, mulai dari yoga sampai olahraga aerobik, seperti berlari, bersepeda, atau berenang.