Pegaspargase adalah obat kemoterapi yang digunakan untuk mengatasi penyakit leukemia limfoblastik akut. Pegaspargase juga dapat menjadi obat alternatif pada pasien yang tidak dapat menggunakan L-asparaginase. Obat ini tersedia dalam bentuk serbuk injeksi.
Pegaspargase bekerja dengan cara menghambat sel kanker untuk menyerap asam amino asparagin. Hal ini menyebabkan sel kanker kekurangan nutrisi untuk bertahan hidup sehingga sel kanker akan mati.
Pegaspargase biasanya dikombinasikan bersama obat kemoterapi lain. Pengobatan dengan pegaspargase akan dipantau secara ketat oleh dokter. Oleh sebab itu, ikutilah petunjuk dokter dengan baik.
Merek dagang pegaspargase: Oncaspar
Apa Itu Pegaspargase
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antikanker |
Manfaat | Mengatasi penyakit leukemia limfoblastik akut |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≤21 tahun |
Pegaspargase untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Belum diketahui secara pasti apakah pegaspargase dapat terserap ke dalam ASI. Jika sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. | |
Bentuk obat | Serbuk injeksi |
Peringatan Sebelum Menggunakan Pegaspargase
Pegaspargase hanya boleh digunakan atas anjuran dan dalam pengawasan dokter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Pegaspargase tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami efek samping yang berat setelah menggunakan L-Asparaginase.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyumbatan pembuluh darah, gangguan perdarahan atau perdarahan yang parah, diabetes, stroke, penyakit liver, atau kelainan pankreas, seperti pankreatitis.
- Jangan menjalani vaksinasi apa pun tanpa berkonsultasi dengan dokter jika Anda sedang atau baru mendapat terapi dengan pegaspargase. Hindari kontak erat dengan orang yang baru mendapatkan vaksin hidup, misalnya vaksin polio tetes.
- Jauhi aktivitas yang meningkatkan risiko terjadinya memar atau perdarahan, misalnya olahraga yang melibatkan adu fisik. Berhati-hati pula ketika melakukan kegiatan dengan benda tajam.
- Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Gunakan alat kontrasepsi non-hormonal, seperti kondom, selama menjalani terapi dengan pegaspargase untuk mencegah kehamilan. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang paling tepat untuk Anda.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi pegaspargase.
Dosis dan Aturan Pakai Pegaspargase
Dosis dan aturan pakai pegaspargase akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia dan kondisi pasien, serta responsnya terhadap pengobatan. Secara umum, berikut adalah dosis pegaspargase:
Kondisi: Leukemia limfoblastik akut
- Usia >21 tahun: 2000 IU/m² luas permukaan tubuh. Pemberian dosis dilakukan tiap 14 hari.
- Usia ≤21 tahun: 2500 IU/m² luas permukaan tubuh melalui IV atau IM. Dosis diberikan tiap 14 hari.
Cara Menggunakan Pegaspargase dengan Benar
Pegaspargase diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter. Obat ini dapat diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah vena atau langsung disuntikkan ke dalam otot.
Suntikan ke dalam otot dapat dilakukan pada otot di bokong atau paha bagian atas. Pegaspargase juga dapat diberikan melalui infus dari lengan maupun central venous catheters. Pemberian pegaspargase lewat infus biasanya berlangsung selama 1 jam.
Sebelum pemberian pegaspargase, dokter mungkin akan memberikan Anda obat untuk mencegah efek samping yang mungkin timbul. Selama dan beberapa waktu setelah pemberian pegaspargase, dokter akan memantau ketat untuk memastikan Anda tidak mengalami reaksi alergi atau efek samping yang berat.
Pegaspargase dapat diulang dengan jarak 2 minggu atau lebih di antara pemberian. Lama pengobatan dengan pegaspargase ditentukan oleh dokter. Ikuti jadwal terapi dan kontrol yang diberikan oleh dokter selama pengobatan dengan pegaspargase.
Saat kontrol, Anda akan menjalani berbagai tes darah, seperti hitung darah lengkap, koagulasi darah, gula darah, enzim darah, dan fungsi hati. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk memantau respons tubuh Anda terhadap terapi ini.
Penting untuk menjalani pengobatan secara teratur. Jika Anda lupa jadwal kemoterapi dengan pegaspargase, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat instruksi lebih lanjut.
Interaksi Pegaspargase dengan Obat Lain
Penggunaan pegaspargase bersama obat-obatan lain dapat menimbulkan interaksi obat, seperti:
- Peningkatan risiko infeksi baru jika digunakan bersama vaksin tertentu, seperti vaksin BCG, vaksin DBD, vaksin MR, atau vaksin influenza
- Peningkatan risiko terjadinya infeksi yang serius jika digunakan bersama dengan adalimumab atau clozapine
- Peningkatan risiko terjadinya penggumpalan darah atau perdarahan jika digunakan bersama obat golongan antiplatelet, misalnya aspirin atau clopidogrel
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan paracetamol, kotrimoksazol, atau clarithromycin
Untuk mengurangi risiko terjadinya interaksi obat di atas, selalu konsultasikan dengan dokter jika hendak menggunakan obat lain selama pengobatan dengan pegaspargase.
Efek Samping dan Bahaya Pegaspargase
Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan pegaspargase di antaranya:
- Mual atau muntah
- Lemas
- Diare
- Hilang nafsu makan
- Nyeri, bengkak, atau kemerahan di area yang disuntik
Periksakan diri ke dokter jika keluhan tersebut tidak kunjung mereda atau makin berat. Segera cari pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Mudah memar, pendarahan yang tidak jelas penyebabnya, atau bercak merah di bawah kulit
- Jumlah sel darah putih yang rendah
- Gejala infeksi, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan
- Gangguan pada liver atau pankreas, yang dapat ditandai dengan sakit perut bagian atas yang menyebar ke punggung, urine berwarna gelap, penyakit kuning, jantung berdebar
- Sesak napas
- Hiperglikemia, yang dapat ditandai dengan sering merasa haus, sering buang air kecil, mulut kering atau napas berbau seperti buah
- Mati rasa yang terjadi mendadak
- Gangguan dalam melihat atau mengucap kata-kata
- Bengkak atau kemerahan di kaki atau tangan