Epilepsi pada ibu hamil perlu ditangani dengan tepat guna mencegah terjadinya kondisi yang dapat membahayakan ibu maupun janin. Penanganan epilepsi yang dilakukan dengan tepat juga akan membantu agar tumbuh kembang janin dapat lebih optimal.
Saat mengalami epilepsi, kejang berulang bisa terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh adanya aktivitas kelistrikan yang abnormal di dalam otak. Jika dialami oleh ibu hamil, epilepsi berisiko menyebabkan sejumlah komplikasi pada janin, seperti gangguan denyut jantung, cedera pada janin dan plasenta, hingga persalinan prematur.
Penanganan Epilepsi pada Ibu Hamil
Pada beberapa ibu hamil, sebelum mengalami kejang, akan muncul gejala awal yang meliputi sakit kepala, pusing, perubahan suasana hati, kebingungan, pingsan, hingga hilang ingatan. Kejang akibat epilepsi terkadang juga mirip dengan kejang yang disebabkan oleh masalah kehamilan, seperti eklamsia.
Saat mengalami kejang, dokter akan melakukan penanganan awal untuk menghentikan kejang sembari melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kondisi Bumil dan janin serta penyebab kejang.
Penanganan epilepsi pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah kejang berulang, mengontrol kondisi, serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada janin. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menangani epilepsi pada ibu hamil:
1. Konsumsi obat antikejang
Untuk mengontrol kejang dan mencegahnya kambuh, Bumil tetap perlu mengonsumsi obat antikejang atau antikonvulsan. Selama masa kehamilan, dosis dan jenis obat antikejang yang diminum harus disesuaikan dengan kondisi ibu hamil.
Pasalnya, beberapa jenis obat antikejang dosis tinggi dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat tabung saraf. Oleh karena itu, Bumil dianjurkan berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan dosis yang aman.
2. Konsumsi suplemen asam folat
Asam folat merupakan nutrisi penting yang perlu dicukupi selama masa kehamilan. Jika Bumil memiliki riwayat epilepsi, asam folat dapat membantu menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada janin.
Namun, konsumsi obat antikejang dapat mengubah cara tubuh dalam menyerap asam folat. Jadi, Bumil biasanya akan diresepkan suplemen asam folat dosis tinggi oleh dokter agar kebutuhan nutrisi ini tetap terpenuhi.
3. Terapkan pola hidup sehat
Agar epilepsi saat hamil terkontrol dengan baik, pastikan Bumil selalu menerapkan pola hidup sehat. Kebiasaan ini juga akan mendukung tumbuh kembang janin lebih optimal.
Konsumsilah makanan bernutrisi tinggi setiap hari dan jangan lupa minum vitamin prenatal. Selain itu, batasi konsumsi kafein, seperti kopi dan teh, serta hindari merokok dan minum minuman beralkohol.
4. Lebih sering menjalani pemeriksaan kandungan
Bumil yang punya riwayat epilepsi dianjurkan untuk lebih rutin mengontrol kehamilan ke dokter. Bumil mungkin akan disarankan untuk melakukan USG dan pemeriksaan darah lebih sering. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui kadar obat dalam darah dan pertumbuhan janin selama kehamilan.
Epilepsi saat hamil memang memiliki risiko bagi Bumil dan janin. Namun, tak perlu khawatir berlebihan ya, Bumil. Dengan penanganan yang tepat, risiko epilepsi dan komplikasinya bisa dicegah, kok.
Di samping itu, wanita dengan riwayat epilepsi sebelum hamil disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu ketika hendak merencanakan kehamilan. Hal ini penting agar dokter dapat menentukan perencanaan yang tepat untuk program kehamilan yang akan dijalani.
Apabila Bumil masih punya pertanyaan terkait epilepsi saat hamil atau seputar kehamilan lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter via chat, ya.