Penghambat adrenergik adalah kelompok obat yang terdiri dari penghambat alfa dan penghambat beta. Obat ini sering digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau nyeri dada. Selain itu, golongan penghambat alfa juga digunakan untuk menangani pembesaran kelenjar prostat.
Penghambat alfa bekerja dengan cara menghambat kerja hormon norephineprhrine, sehingga otot polos, seperti otot pembuluh darah, menjadi lemas dan tekanan darah turun serta aliran darah menjadi lebih lancar. Efek pelemasan otot ini juga bisa digunakan untuk meredakan keluhan akibat pembesaran kelenjar prostat.
Penghambat beta bekerja dengan cara menghambat kerja hormon epinephrine (adrenalin). Dengan demikian, jantung berdenyut lebih lambat dan tekanan darah menurun. Selain untuk mengobati hipertensi, penghambat beta juga bisa digunakan dalam pengobatan beberapa kondisi berikut:
- Angina
- Gagal jantung
- Gangguan cemas
- Gangguan irama jantung (aritmia)
- Glukoma
- Jenis tremor tertentu
- Hipertiroidisme
- Migrain
Peringatan Sebelum Menggunakan Penghambat Adrenergik
Penghambat adrenergik tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain:
- Jangan menggunakan obat ini jika Anda alergi terhadap penghambat adrenergik. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita kanker prostat, sumbatan saluran pencernaan, konstipasi, penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes, sindrom Raynaud, kolesterol tinggi, asma, gagal jantung, atau gangguan irama jantung, termasuk bradikardia.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan penghambat adrenergik.
Efek Samping dan Bahaya Penghambat Adrenergik
Efek samping yang bisa timbul setelah penggunaan obat penghambat adrenergik tergantung dari jenis obatnya. Namun, secara umum, ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan penghambat adrenergik, yaitu:
- Kantuk, sakit kepala, atau pusing
- Jantung berdebar atau denyut jantung lambat
- Disfungsi seksual
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Rasa lelah yang tidak biasa atau depresi
- Gangguan tidur, termasuk mimpi buruk
Konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau justru semakin parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti sesak napas, muncul ruam pada kulit, maupun pembengkakan pada bibir, lidah, atau wajah.
Jenis dan Merek Dagang Penghambat Adrenergik
Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk dalam kelompok obat penghambat adrenergik beserta merek dagang dan dosisnya berdasarkan kondisi dan usia pasien:
1. Penghambat Alfa
Penghambat alfa pada umumnya dikombinasikan dengan obat diuretik untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Selain itu obat ini juga digunakan untuk mengatasi kesulitan buang air kecil akibat pembesaran kelenjar prostat.
Obat ini kadang juga bisa digunakan untuk mengatasi penyakit batu ginjal. Contoh obat penghambat alfa adalah:
Tamsulosin
Merek dagang: Duodart, Harnal D, Harnal Ocas, Prostam SR, Tamsulosin Hydrochloride
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat tamsulosin.
Alfuzosin
Merek dagang: Xatral XL
Berikut ini adalah dosis alfuzosin untuk mengatasi pembengkakan kelenjar prostat (benign prostatic hyperplasia) berdasarkan usia pasien:
- Dewasa: Dosis 2,5 mg, 3 kali sehari. Dosis maksimal 10 mg per hari. Dosis pertama harus diberikan sebelum tidur.
- Lansia: Dosis 2,5 mg, 2 kali sehari. Durasi pengobatan 3–4 hari.
Doxazosin
Merek dagang doxazosin: Cardura, Doxazosin Mesilate, Tensidox, Tensidox-2
Berikut ini adalah dosis doxazosin untuk orang dewasa berdasarkan kondisi yang akan diatasi:
-
Kondisi: Tekanan darah tinggi
Dosis awal 1 mg sebelum tidur, dosis dapat digandakan setelah 1–2 minggu sesuai dengan respons tubuh pasien. Dosis perawatan 1–4 mg 1 kali sehari. Dosis maksimal 16 mg per hari.
-
Kondisi: Pembengkakan kelenjar prostat
Dosis awal 1 mg sebelum tidur, dosis dapat digandakan setelah 1–2 minggu sesuai dengan respons tubuh pasien. Dosis perawatan 2–4 mg, 1 kali sehari. Dosis maksimal 8 mg per hari.
Indoramin
Merek dagang: -
Berikut ini adalah dosis indoramin untuk orang dewasa berdasarkan kondisi yang akan diatasi:
-
Kondisi: Tekanan darah tinggi
Dosis awal 25 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 25–50 mg, yang dibagi ke dalam 2–3 kali pemberian, setelah 2 minggu pengobatan. Dosis maksimal 200 mg per hari.
-
Kondisi: Pembengkakan kelenjar prostat
Dosis awal 20 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sebnayak 20 mg setelah 2 minggu pengobatan. Dosis maksimal 100 mg per hari.
Prazosin
Merek dagang prazosin: -
Berikut ini adalah dosis prazosin untuk orang dewasa berdasarkan kondisi yang akan diatasi:
-
Kondisi: Tekanan darah tinggi
Dosis awal 500 mcg, 2–3 kali sehari, selama 3–7 hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 mg, 2 kali sehari selama 3–7 hari berikutnya, sesuai dengan kebutuhan dan respons tubuh pasien. Dosis maksimal 20 mg per hari.
-
Kondisi: Pembengkakan kelenjar prostat dan sindrom Raynaud
Dosis awal 500 mcg, 2–4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan respons tubuh pasien. Dosis perawatan maksimal 2 mg, 2 kali sehari.
-
Kondisi: Gagal jantung
Dosis awal 500 mcg, 2–3 kali sehari, selama 3–7 hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 mg 2–3 kali sehari selama 3–7 hari berikutnya, sesuai dengan kebutuhan dan respons tubuh pasien. Dosis maksimal 20 mg per hari.
Terazosin
Merek dagang terazosin: Hytrin, Hytroz, Terazosin HCL
Berikut ini adalah dosis doxazosin untuk orang dewasa berdasarkan kondisi yang akan diatasi:
-
Kondisi: Tekanan darah tinggi
Dosis awal 1 mg sebelum tidur, dosis dapat digandakan secara bertahap setiap minggunya sesuai dengan respons tubuh pasien. Dosis perawatan 2–10 mg, 1 kali sehari. Dosis maksimal 20 mg per hari.
-
Kondisi: Pembengkakan kelenjar prostat
Dosis awal 1 mg sebelum tidur, dosis dapat digandakan secara bertahap setiap minggunya sesuai dengan respons tubuh pasien. Dosis perawatan 5–10 mg, 1 kali sehari.
2. Penghambat Beta
Penghambat beta digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti aritmia, gagal jantung, angina, migrain, hingga tremor. Beberapa contoh obat penghambat beta adalah:
Atenolol
Merek dagang: Atenolol, Betablok, Farnormin 50, Internolol 50, Niften, Lotenac, Lotensi
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat atenolol.
Bisoprolol
Merek dagang: Beta-One, Bipro, Biofin, Biscor, Bisoprolol Fumarate, Bisovell, Carbisol, Concor, Hapsen, Lodoz, Maintate, Miniten, Opiprol, Selbix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat bisoprolol.
Carvedilol
Merek dagang: Blorec, Bloved, Cardilos, Carvedilol, Carivalan, Carvilol, V-Bloc
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat carvedilol.
Metoprolol
Merek dagang: Fapresor, Loprolol, Lopresor
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat metoprolol.
Propranolol
Merek dagang: Farmadral, Liblok, Propranolol, Propranolol Hcl
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat propranolol.
Timolol
Merek dagang: Azarga, Cosopt, Duotrav, Glaoplus, Isotic Adretor, Opthil, Tim-Ophtal, Timo-Comod, Timol, Xalaxom, Ximex Opticom
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat timolol.