Penghambat alfa adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani hipertensi (tekanan darah tinggi). Obat ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan berkemih pada pria akibat pembesaran kelenjar prostat.
Pada penderita hipertensi, penghambat alfa diresepkan bila obat lain tidak berhasil menurunkan tekanan darah. Obat ini bukanlah pilihan pertama yang digunakan untuk mengatasi hipertensi, dan biasanya akan dikombinasikan dengan obat lain, seperti diuretik.
Obat golongan penghambat alfa menghambat hormon norepinephrine, yang membantu melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Efek ini juga bisa digunakan untuk mengatasi keluhan gangguan berkemih yang dialami oleh penderita pembesaran kelenjar prostat atau benign prostate hyperplasia (BPH).
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Penghambat Alfa
Obat penghambat alfa hanya boleh diberikan oleh dokter, serta harus digunakan sesuai aturan pakai dan dosis yang ditentukan dokter.
Di bawah ini adalah beberapa jenis obat yang termasuk golongan penghambat alfa:
Alfuzosin
Bentuk: Tablet
Merek dagang: Xatral XL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat alfuzosin.
Doxazosin
Bentuk: Tablet
Merek dagang: Cardura, Doxazosin Mesilate, Tensidox
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat doxazosin.
Terazosin
Bentuk sediaan: Tablet
Merek dagang: Hytrin, Hytroz, Terazosin HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat terazosin.
Tamsulosin
Bentuk: Tablet, kapsul
Merek dagang: Duodart, Farloson SR, Harnal D, Harnal Ocas, Prostam SR, Tamsulosin Hydrochloride
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat tamsulosin.
Silodosin
Bentuk: Tablet
Merek dagang: Urief
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat silodosin.
Peringatan sebelum Menggunakan Penghambat Alfa
Penghambat alfa hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan penghambat alfa:
- Jangan menggunakan penghambat alfa jika memiliki alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki.
- Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan selama menjalani pengobatan dengan penghambat alfa, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita hipotensi ortostatik, gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit Parkinson, infeksi pernapasan, atau gangguan sistem peredaran darah, seperti aneurisma atau aterosklerosis.
- Beri tahu dokter mengenai penggunaan obat penghambat alfa jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi, terutama operasi katarak.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Lakukan kontrol secara rutin ke dokter selama menjalani pengobatan dengan obat ini agar kondisi dan respons tubuh Anda terhadap pengobatan selalu terpantau.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat untuk mengatasi disfungsi ereksi atau obat antihipertensi yang lain. Beri tahu juga jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang serius atau reaksi alergi obat setelah menggunakan obat penghambat alfa.
Efek Samping dan Bahaya Penghambat Alfa
Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan obat penghambat alfa antara lain:
- Pusing
- Kantuk ringan
- Sakit kepala
- Badan terasa lemas
- Pusing dan rasa seperti melayang ketika berdiri setelah duduk atau berbaring (hipotensi ortostatik)
- Mimpi yang aneh
- Gangguan pencernaan, seperti diare, sembelit, atau sakit perut
Hubungi dokter melalui konsultasi online jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau malah memburuk. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:
- Jantung berdebar
- Pusing berat seperti akan pingsan
- Pingsan
- Nyeri dada
- Napas pendek
- Gangguan keluarnya air mani saat berhubungan intim
- Ereksi yang sakit dan lama (priapismus)