Ukuran penis pria sering kali dianggap dapat memengaruhi kesuburan. Katanya, kalau ukuran penisnya kecil, tandanya pria tersebut tidak subur. Apakah anggapan ini benar?
Setiap pria memiliki ukuran penis yang bervariasi. Faktor genetik memainkan peranan penting dalam menentukan ukuran penis pria. Selain itu, kadar hormon juga memengaruhi besar kecilnya penis.
Ada banyak mitos seputar ukuran penis yang dikaitkan dengan kesehatan. Salah satu yang paling sering didengar adalah ukuran penis yang kecil menandakan kalau pria tersebut tidak subur.
Apa itu Penis Kecil?
Sebelum menganggap ukuran penis kecil atau tidak, kamu perlu tahu ukuran normal penis. Pada orang dewasa, penis kecil yang masuk dalam kategori mikropenis adalah saat ukurannya kurang atau sama dengan 3,6 inci atau 9,1 cm.
Pengukuran untuk menentukan kondisi ini tidak boleh sembarangan, karena bisa saja ukuran yang terlihat kecil ini disebabkan oleh adanya lemak di area atas kelamin yang cukup tebal, biasanya saat seseorang menderita obesitas, atau pengukurannya dilakukan dengan cara yang tidak tepat.
Jika pengukuran sudah dilakukan dengan cara yang tepat dan memang didapatkan ukurannya kecil, kondisi ini umumnya disebabkan oleh gangguan hormonal, yaitu kurangnya kadar testosterone.
Pada beberapa kondisi, penis kecil bisa saja merupakan bawaan genetik, sementara pada sebagian kecil kasus lain penyebabnya tidak diketahui dengan pasti.
Kaitan Antara Penis Kecil dan Ketidaksuburan
Nah, apakah memang penis kecil ini pasti menandakan ketidaksuburan? Jawabannya tidak. Ini karena infertilitas pria paling umum dipengaruhi oleh kualitas sperma yang buruk, jumlahnya yang sedikit, atau adanya sumbatan pada saluran pengeluaran sperma.
Ada sejumlah faktor yang bisa memengaruhi ketidaksuburan pada pria, yaitu:
- Infeksi, seperti orchitis atau epididimitis, dan beberapa infeksi menular seksual yang bisa menyebabkan kerusakan pada testis (organ yang bertugas memproduksi sperma)
- Penyakit autoimun, yang bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sperma
- Gangguan hormonal, seperti rendahnya kadar testosterone akibat kelenjar gonad yang tidak berfungsi dengan baik, gangguan pada kelenjar pituitari, atau gangguan tiroid
- Gangguan pada saluran pengeluaran sperma, misalnya akibat cedera, infeksi, efek samping pembedahan tertentu, atau beberapa kondisi bawaan sejak lahir
- Gangguan kromosom yang memengaruhi pembentukan dan fungsi sistem reproduksi pria, misalnya sindrom Klinifelter atau sindrom Kalmann’s
- Terapi atau pengobatan tertentu, misalnya kemoterapi
- Penggunaan obat atau zat terlarang, misalnya kokain
- Pola hidup yang tidak sehat, termasuk memiliki kebiasaan merokok, kecanduan alkohol, atau obesitas
- Kriptokismus atau varikokel yang terlambat diketahui dan ditangani
Jadi, penis kecil tidak boleh dianggap sebagai indikator utama seseorang pria pasti tidak subur, ya. Diperlukan pemeriksaan untuk mengetahui ukuran pasti penis serta kondisi pasti yang mendasarinya.
Pengobatan untuk penis kecil ini pun akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sebaiknya, hindari cara-cara untuk membesarkan penis yang belum diketahui keamanannya. Selain belum tentu efektif, bisa saja cara-cara tersebut malah menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Jika belum termasuk dalam kategori mikropenis dan tidak adanya gangguan lain pada sistem reproduksinya, seseorang tetap punya kemungkinan yang besar untuk memiliki kualitas dan kuantitas sperma yang baik dan mampu membuahi sel telur, kok.
Jadi, jika kamu dan pasangan tak kunjung mendapatkan keturunan bahkan setelah rutin berhubungan seksual setelah lebih dari 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi apa pun, jangan buru-buru menyalahkan ukuran penis, ya. Diperlukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.