Closure adalah proses terakhir atau “penutup” saat memutuskan hubungan. Di momen ini kamu dan mantan akan memberi dan menerima penjelasan tentang alasan mengapa hubungan kalian harus berakhir. Closure akan membuat kamu dan mantan bisa berdamai dan menerima dengan lapang dada keputusan perpisahan sehingga kalian bisa melanjutkan kehidupan.
Banyak orang yang beranggapan bahwa tidak ada yang namanya “putus baik-baik”. Logikanya, bila baik-baik kenapa harus putus, bukan? Nah, sebenarnya yang dimaksud dengan “baik-baik” dalam mengakhiri suatu hubungan asmara adalah adanya closure atau penutupan yang jelas di antara kamu dan pasangan.
Pentingnya Closure Saat Memutuskan Hubungan
Saat dihadapkan dengan berbagai masalah atau perbedaan, tidak semua pasangan bisa menemukan kata sepakat dan akhirnya melanjutkan hubungan. Sebagian pasangan mungkin menemukan “jalan buntu” yang membuat mereka memilih untuk memutuskan atau mengakhiri hubungan.
Namun, banyak orang yang belum paham bagaimana cara melakukan closure atau menutup hubungan dengan penjelasan yang baik. Lebih parahnya lagi, tidak sedikit orang yang menyepelekan closure dan memilih untuk pergi meninggalkan hubungan secara tiba-tiba.
Hal ini bisa menimbulkan banyak pertanyaan bagi pihak yang ditinggalkan, seperti “apa salah saya?”, “apa saya tidak cukup baik?”, atau “apakah saya memang pantas untuk ditinggalkan?”.
Rasa kecewa, marah, dan frustrasi akibat hubungan yang berakhir secara tiba-tiba bisa memicu stres, trauma, bahkan depresi. Hal ini akan menyulitkanmu untuk kembali membuka hati dan menjalin hubungan yang baru alias move on.
Nah, di sinilah pentingnya dilakukan closure. Dengan adanya closure, kamu dan mantan bisa belajar memahami dan menerima alasan putus. Akhinya, kalian pun bisa melepas hubungan dengan hati yang lapang dan tanpa kebencian.
Cara Menerapkan Closure yang Baik
Tidak bisa dimungkiri bahwa mengkhiri suatu hubungan dengan seseorang bukanlah perkara yang mudah, terlebih bila salah satu pihak tidak menginginkan perpisahan. Oleh karena itu, agar hubungan berakhir secara baik-baik, berikut ini adalah beberapa cara closure yang bisa diikuti:
1. Membicarakan alasan putus
Saat memberikan closure, tujuan utamanya adalah memberikan dan menerima penjelasan tentang alasan putus serta menyelesaikan masalah yang mungkin menggantung. Oleh karena itu, bicarakanlah dengan jujur mengenai alasan hubungan harus berakhir.
Walau tidak nyaman, jangan takut untuk menyampaikan kebenaran yang mungkin akan menyakiti hati mantan pasanganmu. Dengan begitu, kalian berdua bisa belajar dari kesalahan dan memperbaikinya di hubungan berikutnya.
2. Mengungkapkan unek-unek yang terpendam
Upayakan untuk menyampaikan unek-unek secara langsung. Namun, jika dirasa berat, kamu juga bisa menuliskannya dalam sebuah kertas. Pastikan untuk mengungkapkan semua yang dirasakan agar kamu merasa lega. Bila tidak diungkapkan, emosi yang terpendam bisa menjadi beban pikiran.
3. Membiarkan diri untuk bersedih
Setelah berpisah, wajar bila kamu membutuhkan waktu untuk sendirian dan bersedih. Bila perlu menangis, maka menangislah. Menangis bukan berarti tanda lemah, melainkan salah satu cara terbaik untuk melepaskan emosi dan membuatmu merasa lebih baik.
Selama proses ini, bantu dirimu untuk sembuh dengan membatasi komunikasi dengan dengan mantan. Beberapa orang merasa lebih mudah move on dengan menutup total semua jalur komunikasi dengan mantan, tetapi ada juga yang merasa tidak masalah untuk tetap berkomunikasi.
4. Belajar dari kesalahan
Setelah melakukan closure dengan mantan kekasih, jadikanlah pengalaman tersebut sebagai pelajaran berharga dalam hidup. Lakukan introspeksi diri mengenai apa yang salah dan apa yang perlu diperbaiki dalam dirimu.
5. Menerima dan memaafkan diri sendiri
Agar bisa kembali pulih dari kesedihan, belajarlah untuk menerima dan menghadapi kenyataan pahit. Terimalah fakta bahwa tidak semua kisah asmara berjalan mulus dan berakhir menyenangkan seperti kisah dongeng. Lalu, maafkanlah diri sendiri alih-alih menyalahkan diri atas apa yang terjadi.
Terakhir, bersiaplah untuk bangkit dan menikmati kebebasan. Lakukan kegiatan yang membahagiakan, misalnya liburan, berbelanja, nonton bioskop, atau berkumpul bersama teman dan keluarga.
Kesimpulannya, closure bisa memberikan kesempatan bagi seseorang untuk move on. Namun, pada kenyataannya, tidak semua hubungan diakhiri dengan closure. Jika ini terjadi padamu, pahamilah bahwa ada banyak hal yang berada di luar kontrol, termasuk sikap dan tingkah laku orang lain.
Jadi, jangan biarkan patah hati dan kesedihanmu terjadi berlarut-larut. Cari dan lakukan hal lain yang bisa membuatmu bahagia.
Namun, apabila putusnya hubungan membuatmu sangat sedih sampai tidak bisa beraktivitas dengan normal, putus asa, bahkan timbul keinginan untuk menyakiti diri sendiri, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan saran yang tepat.