Skrining awal kesehatan mental secara berkala perlu dilakukan, apalagi bila memang ada risiko untuk mengalami gangguan mental. Hal ini tidak bisa dianggap remeh karena masalah kesehatan mental yang terlambat terdeteksi bisa menyebabkan buruknya kualitas hidup, bahkan bunuh diri.
Masih banyak orang menganggap skrining atau pemeriksaan awal kesehatan mental hanya perlu dilakukan pada orang yang sudah mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Anggapan tersebut tentu salah, karena skrining ini bisa dilakukan siapa saja tanpa harus menunggu munculnya gejala.
Selain itu, pemeriksaan dini atau skrining kesehatan mental penting dilakukan sebagai salah satu bagian dari hidup sehat, tak hanya secara fisik tapi juga psikologis.
Terlebih di masa pandemi COVID-19, di mana banyak orang yang menjadi lebih berisiko terkena masalah kesehatan mental karena rasa cemas dan stres yang berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining awal ini sebagai langkah efektif dalam menjaga kesehatan mental saat pandemi.
Manfaat Skrining Awal Kesehatan Mental
Manfaat skrining awal kesehatan mental pada dasarnya adalah untuk mendeteksi lebih cepat atau menentukan risiko seseorang untuk mengalami gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan bipolar, gangguan makan, atau gangguan stress pascatrauma (PTSD).
Semakin cepat terdeteksi, semakin baik pula efektivitas penanganan masalah kesehatan mental yang bisa diberikan oleh psikolog dan psikiater. Dengan begitu, risiko terjadinya komplikasi atau masalah yang lebih besar akibat gangguan mental, seperti penggunaan narkoba atau ide bunuh diri bisa dicegah.
Maka dari itu, janganlah ragu untuk rutin melakukan skrining awal kesehatan mental, terutama bila Anda berisiko mengalami masalah kejiwaan, misalnya karena stres berat, sedang mengalami tekanan batin, atau memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental.
Selain itu, pemeriksaan dini atau skrining awal kesehatan mental juga penting untuk dilakukan pada orang-orang yang mengalami gejala-gejala berikut:
- Sering merasa cemas, khawatir, atau takut yang berlebihan
- Suasana hati (mood) cepat berubah dan ekstrem
- Cepat sedih dan mudah emosi
- Kurang energi atau kelelahan
- Merasa diri tidak berharga atau self-esteem rendah
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit mengatasi stres
- Sering menghindari situasi sosial atau komunikasi dengan orang lain
- Pernah atau berisiko menyakiti diri sendiri (self-harm)
- Sempat berpikir atau bahkan sudah mencoba untuk bunuh diri
Selain itu, skrining kesehatan mental juga penting dilakukan pada orang yang memiliki ketergantungan atau adiksi terhadap narkoba, rokok, minuman beralkohol, atau kebiasaan yang tidak sehat, misalnya berjudi.
Pelaksanaan Skrining Awal Kesehatan Mental
Tes atau skrining kesehatan mental terdiri dari banyak jenis dan metode. Tak hanya bisa dilakukan pada orang dewasa, skrining awal kesehatan mental juga penting dilakukan pada anak-anak dan remaja.
Skrining awal kesehatan mental juga bisa dilakukan secara mandiri dengan menjawab beberapa pertanyaan di situs kesehatan mental. Namun, agar lebih akurat, umumnya pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan oleh psikolog atau psikiater.
Dalam pelaksanaan skrining awal kesehatan mental, dokter atau psikolog biasanya akan memulai dengan sesi wawancara (interview) dengan pasien tentang riwayat kesehatannya secara umum, termasuk gejala kesehatan mental yang mungkin sedang dialami.
Selain itu, dokter atau psikolog juga mungkin akan menanyakan tentang riwayat penggunaan obat-obatan atau suplemen, kebiasaan pasien sehari-hari, dan hal apa saja yang membuat pasien merasa terganggu dalam hidupnya akhir-akhir ini.
Jika pasien dinilai memiliki gejala gangguan kejiwaan tertentu atau berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental, dokter atau psikolog bisa menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan medis kejiwaan.
Setelah diagnosisnya dipastikan, pasien baru akan mendapatkan penanganan yang tepat, baik melalui psikoterapi, pemberian obat-obatan, atau keduanya.
Skrining Awal Kesehatan Mental secara Mandiri
Kemajuan teknologi masa kini memang memudahkan banyak orang untuk mengakses beragam informasi, termasuk cara melakukan tes skrining kesehatan mental mandiri secara daring dan gratis.
Biasanya skrining tersebut berupa beberapa pertanyaan yang bisa Anda jawab, lalu hasilnya akan muncul setelah Anda selesai menjawab semua pertanyaan.
Hal tersebut sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan. Namun, Anda dianjurkan untuk tetap menunjukkan hasilnya kepada dokter atau psikolog. Hal ini penting agar Anda bisa mendapatkan penjelasan yang akurat dan lebih jelas mengenai kondisi kesehatan mental Anda.
Selain itu, penting untuk dipahami bahwa adanya tes skrining mandiri secara daring bukan berarti Anda bisa mengabaikan peran dokter atau psikolog. Ini karena hasil tes skrining kesehatan mental secara mandiri tidak bisa menjadi patokan untuk menentukan diagnosis atau kondisi mental Anda sepenuhnya.
Untuk mengevaluasi kondisi mental dan mendiagnosis gangguan kejiwaan, tetap diperlukan pemeriksaan oleh psikiater atau psikolog. Oleh karena itu, janganlah ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bila ingin melakukan tes skrining awal kesehatan mental.