Social distancing merupakan salah satu anjuran dari pemerintah sebagai langkah untuk mengurangi penularan virus Corona. Anjuran ini dilakukan dengan membatasi kunjungan ke tempat ramai dan menjaga jarak dengan orang di sekitar.
COVID-19 adalah penyakit sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus Corona. Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung atau kontak dekat dengan penderita COVID-19.
Tak hanya itu, penyebaran virus Corona juga bisa terjadi melalui udara, terutama di dalam ruangan tertutup yang ramai dan dengan sirkulasi udara yang kurang baik.
Untuk menekan risiko penularan virus Corona dari satu orang ke orang lainnya, pemerintah menganjurkan social distancing sebagai salah satu protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.
Contoh Penerapan Social Distancing
Social distancing dilakukan dengan cara membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Oleh pemerintah Republik Indonesia, istilah social distancing diganti dengan physical distancing.
Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak dianjurkan berjabat tangan dengan orang lain. Ia juga harus menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-19.
Selain itu, ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum dilakukan, yaitu:
- Bekerja dari rumah (work from home)
- Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
- Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukan pertemuan secara online lewat konferensi video atau teleconference
- Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon atau video call
Social Distancing dan Isolasi Mandiri
Selain social distancing, ada pula istilah lain yang berkaitan dengan upaya pencegahan infeksi COVID-19, yaitu protokol isolasi mandiri.
Isolasi mandiri adalah protokol yang mewajibkan setiap orang untuk tinggal di dalam rumah atau tempat tinggal masing-masing sambil melakukan upaya pembatasan fisik dengan orang lain.
Pemerintah Indonesia menghimbau setiap orang untuk melakukan isolasi mandiri. Namun, protokol ini wajib diberlakukan pada kelompok tertentu, yaitu:
- Orang yang terkonfirmasi COVID-19 dengan pemeriksaan PCR, tetapi hanya mengalami gejala ringan, seperti batuk dan sakit tenggorokan atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali
- Orang yang melakukan kontak dengan orang yang positif COVID-19
- Orang yang mendapatkan hasil positif pada rapid test antigen dan tidak dapat melakukan konfirmasi dengan PCR
Protokol isolasi mandiri dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
- Selalu kenakan masker dan membuang masker bekas di tempat yang telah ditentukan.
- Tetap tinggal di rumah dan tidak ke ruang publik selama merasa sakit dengan gejala, seperti demam, flu, dan batuk, guna mencegah terjadinya penularan penyakit.
- Manfaatkan fasilitas telemedicine atau aplikasi kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang COVID-19 dan berkonsultasi mengenai gejala yang dirasakan.
- Gunakan peralatan makan, ruang tidur, dan kamar mandi yang terpisah dengan orang lain di dalam rumah.
- Pantau suhu tubuh harian dan perhatikan apakah ada gejala COVID-19, seperti batuk dan sesak napas.
- Jalani perilaku hidup bersih dan sehat dengan rutin mencuci tangan, membersihkan rumah dengan disinfektan, dan menjalani pola makan sehat.
- Hubungi dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala COVID-19 yang semakin memberat seperti demam tinggi dan sesak napas.
Persiapan untuk Melakukan Social Distancing
Ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan sebelum menjalani social distancing atau pembatasan sosial, yaitu:
1. Merencanakan kegiatan
Anda mungkin sudah terbiasa melakukan aktivitas, misalnya belanja, tanpa perlu mengkhawatirkan apakah tempat yang Anda kunjungi ramai atau tidak. Namun, di masa pembatasan sosial ini, hal tersebut harus direncanakan ulang. Pasalnya, berkunjung ke tempat ramai akan meningkatkan risiko Anda tertular virus Corona.
Jika memang harus datang ke tempat umum, pilihlah waktu berkunjung di luar jam sibuk. Misalnya, ketika Anda ingin membeli kebutuhan rumah di pusat perbelanjaan, datanglah di siang hari pada hari biasa dan bukan di akhir pekan.
2. Menyediakan obat-obatan yang diperlukan
Jika Anda menderita penyakit tertentu dan sedang menjalani pengobatan, pastikan Anda memiliki persediaan obat yang biasa Anda gunakan.
Bila perlu, pasok obat-obatan lain juga, misalnya paracetamol untuk meredakan nyeri dan demam. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak perlu pergi ke rumah sakit atau ke apotek jika obat tersebut habis.
3. Memenuhi kebutuhan harian
Persiapkan stok makanan, sabun, disinfektan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya secukupnya. Hindari punic buying atau membeli barang secara berlebihan.
Saat membeli makanan, pilih dan konsumsilah makanan bergizi seimbang yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, seperti buah-buahan dan sayuran. Simpan makanan yang sudah Anda beli di dalam wadah yang bersih dan letakkan di kulkas.
4. Mempersiapkan akses internet
Jika harus belajar atau bekerja dari rumah, akses internet tentu merupakan hal penting yang perlu Anda persiapkan. Agar proses belajar atau bekerja tetap lancar, sediakanlah Wi-Fi atau kuota internet yang cukup dan memiliki kecepatan stabil.
Selain untuk membantu Anda belajar atau bekerja, internet juga bisa Anda manfaatkan untuk mencari informasi terbaru perihal situasi wabah virus Corona atau menjalankan aplikasi online untuk keperluan sehari-hari.
Social distancing mungkin akan menyebabkan aktivitas Anda terganggu. Namun, cara ini cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona. Terapkanlah social distancing demi melindungi diri Anda, keluarga tercinta, dan orang di sekitar Anda.
Jika Anda berisiko tinggi tertular virus Corona dan mengalami gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas, segeralah hubungi rumah sakit atau hotline COVID-19.
Anda juga bisa cek risiko infeksi virus Corona atau chat langsung dengan dokter di aplikasi ALODOKTER. Melalui aplikasi ini, Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit bila memang diperlukan.