Nilai tekanan darah normal anak berbeda dengan tekanan darah normal pada orang dewasa. Tekanan darah normal anak penting untuk selalu dijaga agar tetap stabil. Hal ini karena tekanan darah anak yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anak.
Tekanan darah adalah ukuran untuk mengetahui kinerja jantung dan pembuluh darah dalam memompa serta mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Tekanan darah umumnya memiliki batas normal yang berbeda, tergantung usia, tinggi badan, berat badan, dan jenis kelamin. Dengan demikian, anak-anak pun juga memiliki batas tekanan darah normal tersendiri.
Sama halnya dengan orang dewasa, tekanan darah pada anak-anak juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor keturunan atau genetik, aktivitas sehari-hari, hingga penyakit tertentu.
Oleh karena itu, setiap orang tua perlu memantau tekanan darah anak secara berkala agar kondisi kesehatannya dapat terpantau dan dapat mendapatkan penanganan sedini mungkin jika ia memiliki masalah pada tekanan darahnya.
Berapa Nilai Tekanan Darah Normal pada Anak?
Pengukuran tekanan darah anak menggunakan tensimeter yang sama dengan orang dewasa. Namun, manset pengukur tekanan darah untuk anak berbeda dengan manset untuk orang dewasa. Ukuran manset untuk anak-anak dan bayi umumnya lebih kecil karena ukuran tubuh mereka yang masih kecil.
Tekanan darah normal umumnya berada pada rentang angka sekitar 120/80 mmHg. Angka 120 mmHg menunjukkan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan pada pembuluh darah ketika jantung memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Sementara itu, angka 80 mmHg menunjukkan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah ketika jantung menerima aliran darah balik dari seluruh tubuh.
Namun, setiap anak memiliki nilai rentang tekanan darah normal yang berbeda-beda, tergantung usia, berat badan, dan tinggi badannya. Berikut ini adalah nilai tekanan darah normal pada anak berdasarkan usia yang perlu Anda ketahui:
- Anak berusia 1–3 tahun memiliki tekanan darah sistolik normal antara 80–90 mmHg dan tekanan diastolik normal antara 50–70 mmHg.
- Anak berusia 3–6 tahun memiliki tekanan darah sistolik normal antara 95–110 mmHg dan dan tekanan diastolik normal antara 55–70 mmHg.
- Anak berusia 7–12 tahun memiliki tekanan darah sistolik normal antara 95–110 mmHg dan tekanan darah diastolik normal antara 55–70 mmHg.
- Anak berusia 13 tahun ke atas memiliki tekanan darah sistolik normal antara 100–120 mmHg dan tekanan darah diastolik normal 60–80 mmHg.
Tekanan darah anak yang melebihi batas normal tersebut dikatakan sebagai tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sebaliknya, tekanan darah anak yang lebih rendah dari batas normal dikatakan sebagai tekanan darah rendah atau hipotensi.
Tekanan Darah Tinggi pada Anak
Tekanan darah tinggi atau hipertensi tak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak. Kondisi ini sering kali tidak bergejala, namun sebagian anak dengan hipertensi dapat mengalami keluhan sering pusing, mual, sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, dada berdebar, hingga kejang.
Penyebab hipertensi pada anak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang muncul tanpa penyebab yang jelas. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami hipertensi primer, yakni:
- Riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
- Obesitas atau memiliki berat badan berlebihan
- Sering terpapar asap rokok
- Kurang beraktivitas atau jarang olahraga
- Pola makan tidak sehat, misalnya sering mengonsumsi makanan tinggi garam dan gula
Sementara itu, hipertensi sekunder pada anak adalah hipertensi yang muncul akibat adanya penyakit penyerta, misalnya penyakit ginjal, penyakit jantung bawaan, kelainan pembuluh darah, gangguan hormon, dan tumor. Hipertensi juga bisa terjadi akibat efek samping obat-obatan.
Sama halnya dengan orang dewasa, hipertensi pada anak adalah kondisi yang perlu ditangani dengan baik. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, anak yang menderita hipertensi berisiko tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular yang berbahaya, seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gangguan fungsi ginjal.
Tekanan Darah Rendah pada Anak
Tekanan darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi di mana tekanan darah berada di bawah normal, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh tidak maksimal. Hal ini dapat memengaruhi kadar oksigen dan jumlah nutrisi yang mengalir ke berbagai organ dan jaringan organ tubuh.
Ketika tekanan darah anak turun hingga berada di bawah tekanan darah normal, dapat muncul berbagai gejala hipotensi, yaitu:
- Pandangan kabur atau berkunang-kunang
- Pusing
- Tubuh terasa lemas
- Sering mengantuk
- Susah konsentrasi
- Pingsan
- Mual dan muntah
Tekanan darah rendah pada anak bisa disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan irama jantung atau aritmia, dehidrasi, infeksi berat atau sepsis, hipotensi ortostatik, reaksi alergi berat atau anafilaksis, hingga efek samping obat-obatan, seperti obat pereda nyeri.
Sama dengan hipertensi, hipotensi juga merupakan kondisi yang berbahaya. Jika tidak segera diobati, hipotensi pada anak dapat menyebabkan anak mengalami gangguan berbagai fungsi organ vital, seperti otak, jantung, dan ginjal. Hipotensi juga dapat menyebabkan anak mengalami syok.
Tekanan darah normal anak perlu dijaga agar tetap stabil. Jika tekanan darah anak lebih tinggi atau lebih rendah dari normal, dapat terjadi beragam masalah kesehatan, selain juga bisa menandakan adanya penyakit tertentu pada anak. Oleh karena itu, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter.
Untuk menjaga tekanan darah anak agar normal, biasakan anak untuk mengonsumsi makanan yang bernutrisi, menghindari makanan yang mengandung banyak garam dan minyak jenuh, serta berolahraga secara rutin.