Penyakit Behcet adalah penyakit langka yang menyebabkan peradangan di pembuluh darah. Peradangan di pembuluh darah tersebut dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari sariawan, ruam di kulit, luka di area kelamin, radang sendi, hingga gangguan penglihatan.
Penyakit Behcet adalah salah satu jenis vaskulitis kronis yang bisa mereda dengan sendirinya tetapi kemudian kambuh kembali. Peradangan pada pembuluh darah akibat penyakit Behcet dapat terjadi hampir di semua bagian tubuh. Kondisi ini juga dapat menyerang pembuluh darah arteri maupun vena.
Penyebab Penyakit Behcet
Penyebab terjadinya penyakit Behcet belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan penyakit autoimun, yakni penyakit yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Selain itu, faktor lingkungan dan genetik juga diduga memengaruhi kemunculan kondisi ini.
Faktor risiko penyakit behcet
Penyakit Behcet dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, penyakit ini bukan termasuk penyakit menular. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit Behcet adalah:
- Berjenis kelamin laki-laki
- Berusia antara 20–30 tahun
- Menderita infeksi virus atau bakteri
- Memiliki gen HLA-B51 di dalam keluarga
Gejala Penyakit Behcet
Penyakit Behcet menyebabkan terjadinya peradangan di pembuluh darah. Gejala yang timbul bisa berbeda-beda, tergantung pada pembuluh darah yang terpengaruh. Bagian tubuh yang paling sering terdampak kondisi ini adalah rongga mulut, area kelamin, kulit, pembuluh darah besar, mata, sendi, saluran pencernaan, dan otak.
Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat timbul pada penyakit Behcet berdasarkan bagian tubuh yang mengalami gangguan:
- Rongga mulut, berupa sariawan atau luka pada rongga mulut
- Area kelamin, berupa luka yang disertai nyeri di kantong buah zakar pada pria atau vulva pada wanita
- Kulit, berupa lesi yang mirip jerawat (eritema nodosum) dan tampak seperti ruam atau benjolan berwarna kemerahan
- Pembuluh darah besar, berupa pelebaran pembuluh darah yang tidak normal (aneurisma)
- Mata, berupa peradangan di lapisan tengah mata atau uvea (uveitis) yang menyebabkan mata merah, nyeri, mata lebih sensitif terhadap cahaya, dan gangguan penglihatan
- Sendi, berupa radang sendi yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada sendi
- Saluran pencernaan, berupa sakit perut, diare, atau luka yang menyebabkan perdarahan dari saluran cerna
Gejala di atas bisa mereda dengan sendirinya, tetapi kemudian kambuh kembali di kemudian hari.
Penyakit Behcet juga bisa menyerang paru-paru, otak, dan selaput meningen yang ada di otak. Vaskulitis akibat penyakit Behcet yang terjadi di otak merupakan salah satu kondisi yang berbahaya. Beberapa gejala yang bisa timbul akibat kondisi ini adalah sakit kepala parah, demam, gangguan kesadaran, hingga stroke.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala yang bisa mengarah pada penyakit Behcet, seperti luka di rongga mulut atau area kelamin, ruam di kulit, dan nyeri sendi.
Segera ke dokter jika gejala tersebut makin sering kambuh atau jika muncul gejala yang lebih berat, seperti gangguan kesadaran, leher kaku, sakit kepala hebat, atau BAB berdarah.
Pasien yang sudah didiagnosis terkena penyakit Behcet perlu melakukan kontrol ke dokter secara teratur. Hal ini untuk memantau kondisi penyakitnya dan mencegah munculnya komplikasi.
Diagnosis Penyakit Behcet
Dokter akan menanyakan keluhan yang dialami pasien dan riwayat kesehatan pada keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah ada sariawan dan luka di rongga mulut, bengkak di sendi, ruam atau bengkak di kulit, dan gangguan penglihatan.
Tidak ada pemeriksaan khusus yang bisa mendiagnosis penyakit Behcet. Namun, beberapa tes mungkin perlu dilakukan untuk memastikan bahwa gejala yang muncul tidak disebabkan oleh penyakit lain. Beberapa tes yang dapat dilakukan antara lain tes darah, tes urin, Rontgen, CT scan, MRI, dan biopsi kulit.
Selain itu, dokter juga dapat melakukan tes pathergy. Tes pathergy dilakukan dengan cara menusukkan jarum ke permukaan kulit. Jika muncul benjolan merah kecil di area tusukan dalam waktu 1–2 hari setelah penusukan, maka pasien bisa dinyatakan positif menderita penyakit Behcet.
Pengobatan Penyakit Behcet
Tujuan dari pengobatan penyakit Behcet adalah untuk mengurangi peradangan dan juga mencegah komplikasi. Pengobatan penyakit Behcet tergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang muncul.
Beberapa obat yang akan diberikan oleh dokter untuk mengurangi peradangan dan meredakan keluhan adalah:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, untuk mengobati peradangan dan nyeri sendi
- Kortikosteroid, seperti prednison, untuk mengurangi peradangan dan juga menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh
- Obat imunosupresan, seperti methotrexate, azathioprine, cyclophosphamide, atau cyclosporine, untuk membantu menekan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif sehingga tidak menyerang sel tubuh yang sehat
- Agen biologi, seperti interferon alfa-2b, untuk mengubah respons sistem kekebalan tubuh dan membantu mengontrol peradangan pada tubuh
Selain itu, dokter bisa meresepkan beberapa jenis obat yang akan disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Sebagai contoh, jika pasien mengalami peradangan pada kulit atau radang sendi, dokter akan meresepkan colchicine untuk meredakan keluhan.
Komplikasi Penyakit Behcet
Komplikasi akibat penyakit Behcet tergantung pada letak dan jenis pembuluh darah mana yang mengalami peradangan, antara lain:
- Uveitis, yaitu peradangan di lapisan tengah mata (uvea) yang bisa menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan hingga kebutaan
- Stroke, jika peradangan terjadi pada pembuluh darah otak
- Robekan di usus (perforasi usus), yang dapat berkomplikasi menjadi peritonitis
- Pecahnya aneurisma sehingga terjadi perdarahan hebat jika peradangan terjadi di pembuluh darah besar
Pencegahan Penyakit Behcet
Penyebab penyakit Behcet belum diketahui secara pasti sehingga penyakit ini sulit untuk dicegah. Jika Anda didiagnosis menderita penyakit Behcet, lakukan kontrol secara rutin ke dokter agar kondisi penyakit dapat tetap terpantau dan komplikasi bisa dicegah.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, antara lain mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, beristirahat yang cukup, berolahraga secara rutin, tidak merokok, dan mengelola stres dengan baik.