Polycystic kidney disease (PKD) adalah kondisi yang ditandai dengan kemunculan banyak kista di dalam ginjal. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh kelainan genetik.
Polycystic kidney disease atau penyakit ginjal polikistik merupakan salah satu penyakit ginjal yang berkembang secara perlahan dalam waktu yang lama. Kemunculan banyak kista di ginjal dapat mengubah ukuran dan fungsi ginjal.
Selain menyebabkan terganggunya fungsi ginjal, penyakit ginjal polikistik dapat menyebabkan komplikasi berupa tumbuhnya kista di bagian tubuh lain, termasuk hati.
Penyebab Polycystic Kidney Disease
Penyakit ginjal polikistik umumnya terjadi akibat kelainan atau cacat pada gen yang diturunkan dari orang tua ke anak. Berdasarkan jenis cacat genetiknya, penyakit ini terbagi menjadi dua, yaitu:
Autosomal recessive polycystic kidney disease (ARPKD)
ARPKD adalah jenis penyakit ginjal polikistik yang sudah muncul gejalanya sejak masih anak-anak atau bahkan sejak di dalam kandungan. Jika kedua orang tua menderita ARPKD, maka setiap anak memiliki risiko sebesar 25% untuk menderita kondisi yang sama.
Autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD)
ADPKD merupakan jenis polycystic kidney disease yang paling sering terjadi. Gejala biasanya muncul di usia dewasa antara usia 30–40 tahun. Jika salah satu orang tua menderita ADPKD, maka setiap anak memiliki risiko sebesar 50% untuk menderita ADPKD.
Selain faktor keturunan, mutasi atau perubahan genetik juga dapat menyebabkan polycystic kidney disease. PKD jenis ini disebut dengan acquired cystic kidney disease (ACKD). ACKD jarang terjadi dan lebih sering muncul pada penderita gagal ginjal.
Gejala Polycystic Kidney Disease
Gejala polycystic kidney disease biasanya baru muncul ketika kista telah tumbuh cukup besar. Oleh karena itu, tidak semua penderita PKD mengalami gejala sejak awal tumbuhnya kista.
Beberapa gejala yang dapat muncul pada penyakit ginjal polikistik adalah:
- Sering buang air kecil
- Urine mengandung darah (hematuria)
- Nyeri punggung bawah
- Ukuran perut membesar
- Sakit perut
- Infeksi saluran kemih
- Terbentuknya batu ginjal
- Tekanan darah tinggi
Selain gejala dan tanda yang berhubungan dengan ginjal, gejala lain yang dapat muncul pada penderita penyakit ginjal polikistik adalah:
- Sakit kepala
- Lemas
- Kulit mudah memar
- Kulit menjadi pucat
- Kelainan pada kuku
- Nyeri pada persendian
Terkadang, gejala PKD sudah terlihat sejak bayi dalam kandungan. Penyakit ginjal polikistik pada janin dapat ditandai dengan pembesaran ginjal, cairan ketuban yang sedikit, dan ukuran janin yang tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Kapan harus ke dokter
Karena kemunculannya tidak selalu disertai dengan gejala, banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit ginjal polikistik. Penyakit ini bisa terdeteksi lebih dini saat medical check up.
Jika Anda atau anak Anda memiliki gejala PKD seperti yang telah disebutkan di atas, seperti sakit perut yang disertai dengan nyeri saat buang air kecil atau urine mengandung darah, segera periksakan ke dokter.
PKD bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan penurunan fungsi ginjal. Oleh karena itu, lakukan konsultasi secara berkala dengan dokter bila Anda mengalami keluhan tersebut agar diberikan penanganan yang tepat.
Diagnosis Polycystic Kidney Disease
Dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes urine.
Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis dan menentukan jenis PKD yang dialami pasien, dokter akan melakukan pemindaian dengan USG, foto Rontgen, atau CT scan.
Pengobatan Polycystic Kidney Disease
Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk menyembuhkan polycystic kidney disease. Namun, ada beberapa metode penanganan yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi, yaitu:
Menjaga pola makan
Menjaga pola makan yang baik dapat membantu mengontrol tekanan darah dan menjaga kesehatan ginjal. Pola makan yang dianjurkan adalah diet DASH, yaitu dengan mengurangi makanan asin dan memperbanyak konsumsi serat, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
Pasien juga perlu memenuhi kebutuhan cairan dengan minum cukup air putih, serta membatasi konsumsi alkohol dan kafein.
Mengonsumsi obat penurun tekanan darah
Obat darah tinggi, seperti ACE inhibitor dan ARB, dapat digunakan jika perubahan gaya hidup dan pola makan tidak efektif menurunkan tekanan darah. Jika tekanan darah stabil, komplikasi gagal ginjal dapat dicegah.
Dokter juga dapat melakukan tindakan lain jika polycystic kidney disease disertai gangguan lain. Sebagai contoh, memberikan antibiotik bila muncul infeksi saluran kemih, atau paracetamol untuk meredakan nyeri.
Komplikasi Polycystic Kidney Disease
Komplikasi yang dapat muncul akibat penyakit ginjal polikistik seiring bertambahnya ukuran dan jumlah kista adalah:
- Gagal ginjal
- Penyebaran kista ke organ hati, pankreas, dan testis
- Kista pecah
- Aneurisma pada otak
- Komplikasi saat kehamilan
- Divertikulitis
- Gangguan pada hati
- Katarak
- Penyakit jantung
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang paling sering terjadi akibat penyakit ginjal polikistik. Bila terjadi gagal ginjal, penderita perlu menjalani terapi pengganti ginjal, seperti cuci darah atau transplantasi ginjal.
Pencegahan Polycystic Kidney Disease
Penyakit ginjal polikistik (PKD) sulit dicegah, karena umumnya terjadi akibat faktor keturunan. Upaya yang dilakukan lebih bertujuan untuk mencegah atau menurunkan risiko terjadinya komplikasi.
Pencegahan komplikasi dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, yaitu:
- Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap dan seimbang
- Menjaga berat badan ideal
- Berolahraga secara rutin selama 30 menit per hari, 5 hari dalam seminggu
- Tidur yang cukup dan teratur selama 7–8 jam
- Mengatasi stres dengan baik
- Berhenti merokok