Penyakit Lyme atau Lyme disease adalah penyakit akibat infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Gejala yang paling umum dari penyakit Lyme adalah ruam kemerahan di kulit dengan bentuk yang khas.
Penyakit Lyme ditandai dengan gejala berupa leher kaku, nyeri sendi, dan jantung berdebar. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa berkembang makin parah dan menyerang saraf atau organ jantung. Oleh sebab itu, penyakit Lyme perlu segera ditangani setelah menimbulkan gejala.
Penyebab Penyakit Lyme
Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii yang menginfeksi rusa, burung, atau tikus. Seseorang bisa terkena penyakit Lyme jika digigit oleh kutu jenis Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus yang terinfeksi bakteri tersebut. Kutu jenis ini umumnya dapat ditemukan di Amerika Serikat.
Kutu yang menyebarkan penyakit Lyme dapat menempel di area kulit mana saja. Akan tetapi, kutu tersebut lebih sering menempel di area kulit yang sulit dilihat, seperti selangkangan, ketiak, dan kulit kepala.
Pada sebagian besar kasus, kutu bisa menyebarkan penyakit Lyme bila menempel di tubuh manusia setidaknya selama 36–48 jam.
Penyakit Lyme bisa menyerang siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit ini, yaitu:
- Sering beraktivitas di luar rumah, seperti berkemah, berburu hewan, dan mendaki gunung
- Sering berpakaian terbuka sehingga mudah dihinggapi kutu penyebab Lyme disease
- Tidak segera menyingkirkan kutu dari kulit atau tidak menyingkirkan kutu dari kulit dengan cara yang benar
- Memelihara hewan yang mungkin bisa membawa kutu ke dalam rumah
Gejala Penyakit Lyme
Gejala awal penyakit Lyme umumnya muncul 3 sampai 30 hari setelah seseorang terinfeksi kutu. Pada sebagian besar kasus, gejala awal yang muncul adalah ruam kulit yang disebut erythema migrans. Ruam ini memiliki karakteristik yang khas, seperti:
- Muncul di area gigitan kutu atau di bagian tubuh lain seiring perkembangan penyakit
- Berwarna kemerahan atau keunguan seperti memar
- Membesar secara bertahap dalam beberapa hari hingga bisa mencapai 30 cm
- Terasa hangat bila disentuh, tetapi jarang menimbulkan nyeri atau gatal
- Berbentuk lingkaran dan terkadang ada titik merah di tengahnya
Meskipun erythema migrans merupakan gejala khas penyakit Lyme, tetapi pada beberapa penderita, ruam ini tidak muncul.
Gejala lain dari penyakit Lyme tergantung pada stadium atau tingkat perkembangan penyakit. Berikut adalah penjelasannya:
Stadium 1
Stadium 1 terjadi ketika bakteri belum menyebar ke seluruh tubuh. Tahap ini umumnya muncul pada 1–2 minggu setelah penderita digigit kutu. Penderita bisa mengalami keluhan berupa ruam yang disertai dengan gejala lain, seperti:
- Demam
- Menggigil
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Tubuh mudah lelah
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Stadium 2
Stadium 2 merupakan tahap awal penyebaran bakteri ke seluruh tubuh. Gejalanya bisa muncul beberapa minggu atau bulan setelah penderita digigit kutu. Pada tahap ini, ruam bisa muncul di bagian tubuh yang jauh dari area bekas gigitan kutu.
Jika tidak segera ditangani, penderita juga dapat mengalami gejala berikut:
- Leher kaku
- Gangguan irama jantung atau aritmia
- Gangguan sistem saraf, seperti satu sisi wajah tampak melorot, tungkai mati rasa, gangguan ingatan, radang otak, radang selaput otak (meningitis), dan radang saraf tulang belakang
Stadium 3
Pada stadium 3, bakteri sudah menyebar ke seluruh tubuh. Tahap ini dapat terjadi bila infeksi pada stadium 1 dan 2 tidak segera ditangani. Stadium 3 dapat terjadi dalam hitungan bulan atau tahun setelah penderita digigit kutu.
Beberapa gejala penyakit Lyme pada stadium 3 adalah:
- Artritis pada satu atau lebih sendi besar, seperti sendi lutut
- Kerusakan saraf yang lebih berat, seperti mati rasa di tungkai dan lengan
- Ensefalopati atau kerusakan otak, yang dapat menyebabkan hilang ingatan jangka pendek, sulit berkonsentrasi dan berkomunikasi, serta gangguan tidur
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter bila mengalami gejala penyakit Lyme, terutama jika Anda menduga atau telah digigit kutu. Makin cepat pasien mendapatkan penanganan, pengobatan yang diberikan bisa lebih efektif dan komplikasi dapat dicegah.
Penting untuk diingat, pemeriksaan rutin ke dokter tetap harus dilakukan meski gejala sudah mereda, karena tidak berarti infeksinya sudah menghilang. Selalu ikuti saran dan metode pengobatan yang diberikan oleh dokter sampai infeksi dinyatakan benar-benar sembuh.
Diagnosis Penyakit Lyme
Gejala penyakit Lyme cenderung mirip dengan gejala penyakit lain sehingga terkadang sulit untuk didiagnosis. Selain itu, kutu yang menularkan penyakit Lyme juga dapat membawa dan menularkan penyakit lain.
Untuk mendiagnosis penyakit Lyme, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami pasien dan apakah pasien pernah digigit kutu. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, salah satunya dengan melihat karakteristik ruam yang muncul.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini:
- Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), yaitu tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi bakteri penyebab penyakit Lyme
- Western blot, yaitu tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang spesifik terhadap protein bakteri Borellia dan memastikan diagnosis dari tes ELISA
Perlu diketahui, akurasi hasil dari kedua tes di atas tergantung pada kapan penderita terinfeksi penyakit Lyme. Pada beberapa minggu pertama setelah terinfeksi, hasil tes mungkin negatif. Hal ini bisa terjadi karena antibodi terhadap bakteri Borellia b. baru terbentuk beberapa minggu setelah penderita terinfeksi.
Selain itu, ada beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebaran infeksi di dalam tubuh, yaitu:
- Elektrokardiogram (EKG), untuk mengukur aktivitas listrik jantung
- Ekokardiografi (USG jantung), untuk melihat kondisi struktur dan katup jantung
- MRI kepala, untuk melihat kondisi jaringan otak
- Lumbal pungsi, untuk memeriksa cairan otak dan tulang belakang
Pengobatan Penyakit Lyme
Jika menemukan adanya kutu yang hinggap atau menggigit kulit, ada beberapa cara mandiri untuk mengatasinya, antara lain:
- Jangan memencet atau menepuk kutu yang hinggap di kulit
- Angkatlah kutu secara perlahan di bagian kepalanya dengan menggunakan pinset
- Oleskan antiseptik ke bagian kulit yang dihinggapi kutu
Setelah melakukan pertolongan pertama di atas, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Pengobatan penyakit Lyme bertujuan untuk mengatasi dan mencegah penyebaran infeksi. Dokter dapat memberikan obat antibiotik yang jenisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan usia pasien. Jenis antibiotik yang diberikan antara lain amoxicillin, cefuroxime, dan doxycycline.
Pada penyakit Lyme stadium awal, dokter akan memberikan antibiotik minum selama 10–14 hari. Sedangkan jika penyakit Lyme disertai dengan penyakit jantung atau gangguan sistem saraf pusat, dokter akan memberikan antibiotik suntik selama 14–28 hari.
Pada pasien penyakit Lyme stadium 3 yang disertai dengan arthritis, dokter akan memberikan antibiotik minum selama 28 hari yang disertai dengan tindakan berikut:
- Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid
- Aspirasi sendi, yaitu pembuangan cairan dari sendi yang terdampak
- Operasi untuk mengangkat bagian sendi yang mengalami peradangan
Umumnya, penderita penyakit Lyme memerlukan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk sembuh sepenuhnya.
Komplikasi Penyakit Lyme
Pada beberapa kasus, penderita penyakit Lyme masih mengalami sejumlah keluhan meskipun telah menjalani pengobatan. Kondisi yang disebut post-Lyme disease syndrome (PTLDS) ini bisa berlangsung sampai 6 bulan. Gejalanya antara lain:
- Kesemutan atau parestesia
- Sulit tidur
- Sakit kepala
- Vertigo
- Nyeri otot atau sendi yang kronis
- Hilang pendengaran
- Gangguan mood
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan PTLDS. Namun, ada dugaan PTLDS terjadi akibat respons abnormal sistem kekebalan tubuh akibat bakteri yang belum hilang sepenuhnya.
Selama atau setelah menjalani pengobatan, penderita juga dapat mengalami reaksi alergi atau peradangan di kulit, selaput lendir, sistem saraf, atau organ dalam. Kondisi ini dinamakan dengan reaksi Jarisch-Herxheimer.
Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit Lyme juga dapat memicu sejumlah komplikasi berikut:
- Gangguan irama jantung
- Gangguan sistem saraf, seperti wajah terkulai dan neuropati
- Gangguan kognitif, misalnya gangguan ingatan
- Radang sendi kronis akibat penyakit Lyme (Lyme arthritis)
Pencegahan Penyakit Lyme
Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit Lyme adalah dengan menghindari tempat-tempat yang menjadi habitat dari kutu Borrelia, seperti semak belukar dan rerumputan. Namun, jika tidak bisa menghindari tempat-tempat tersebut, ada upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko digigit kutu, antara lain:
- Gunakan pakaian yang tertutup, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi, sarung tangan, dan sepatu bila beraktivitas di luar rumah.
- Oleskan krim antiserangga yang sudah teruji aman, misalnya yang mengandung DEET 20% atau lebih.
- Potonglah rumput yang sudah panjang di halaman atau sekitar rumah.
- Periksa seluruh bagian tubuh secara saksama, serta segera mandi dan mencuci pakaian setelah beraktivitas di rerumputan.
- Jika memelihara hewan, mandikan secara rutin dan berikan obat antikutu.