Alergi umum terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. Reaksi alergi pada anak yang muncul bisa bermacam-macam, mulai dari reaksi ringan hingga reaksi berat yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, orang tua perlu melakukan upaya pencegahan dengan menghindarkan anak dari pemicu alergi.
Sistem kekebalan tubuh bertugas untuk membasmi benda asing atau zat yang dianggap berbahaya, seperti kuman, virus, dan racun, ketika benda atau zat tersebut masuk ke dalam tubuh.
Namun, pada penderita alergi, sistem kekebalan tubuhnya bereaksi secara berlebihan terhadap zat atau benda tertentu yang sebetulnya tidak berbahaya. Kondisi ini cukup sering dialami oleh anak-anak dan jenisnya bisa bermacam-macam, misalnya alergi makanan, debu, obat, maupun alergi susu.
Peningkatan Kasus Alergi di Seluruh Dunia
Angka kejadian kasus alergi pada anak terus meningkat. Suatu riset yang dipublikasikan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sekitar 30–40% orang di seluruh dunia memiliki alergi, dan kebanyakan kasus alergi ini ditemukan pada anak-anak.
Peningkatan angka kejadian kasus alergi diduga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keturunan atau riwayat alergi dalam keluarga, pengaruh lingkungan, serta pola makan.
Jika Si Kecil alergi terhadap suatu zat, reaksi alerginya akan kambuh ketika ia terpapar zat pemicu alergi atau yang disebut juga alergen. Jenis alergen yang memicu reaksi alergi ini bisa berbeda-beda pada tiap orang. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda perlu mengetahui alergen apa yang memicu reaksi alergi Si Kecil agar bisa dihindari.
Beberapa Penyebab Alergi pada Anak
Penyebab munculnya alergi belum diketahui secara pasti. Namun, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko anak terkena alergi. Salah satunya adalah faktor keturunan.
Jika salah satu orang tua memiliki alergi, kemungkinan anak mengalami alergi adalah sebesar 30–50%. Sementara itu, jika kedua orang tua menderita alergi, risiko anak menderita kondisi ini bisa sampai 60–80%. Namun, jenis alergi yang diderita anak bisa saja berbeda dengan jenis alergi yang diderita orang tuanya.
Selain faktor genetik, masih banyak faktor lain yang diduga dapat meningkatkan risiko anak menderita alergi. Berikut ini adalah beberapa penyebab alergi pada anak:
1. Makanan
Ada beberapa makanan yang kerap menjadi pemicu alergi pada anak, yaitu susu sapi, kacang tanah, boga bahari atau seafood, telur, dan gandum. Reaksi alergi makanan bervariasi, mulai dari reaksi ringan, seperti gatal-gatal, hingga reaksi berat atau anafilaksis.
2. Debu
Partikel halus yang berada di udara dan permukaan benda, seperti debu, jamur, tungau, serbuk sari, atau bulu hewan, bisa memicu reaksi alergi pada anak. Reaksi alergi yang terjadi umumnya berupa bersin, hidung tersumbat dan berair, atau mata merah dan berair.
3. Bahan kimia
Bahan kimia tertentu, seperti yang terkandung dalam detergen, pembersih rumah tangga, dan cat tembok, dapat menyebabkan alergi pada anak. Paparan bahan kimia ini biasanya menimbulkan reaksi alergi berupa gatal di kulit.
4. Rhinitis alergi
Kondisi ini termasuk jenis alergi yang paling umum dialami oleh anak-anak. Gejala rhinitis alergi meliputi hidung berair dan gatal, bersin, serta hidung tersumbat. Anak yang mengalami rhinitis alergi juga mungkin mengalami mata merah, berair, dan gatal, serta gangguan telinga kronis.
Gejala alergi yang muncul pada tiap anak bisa berbeda-beda. Gejala alergi yang ringan dapat berupa kulit gatal dan kemerahan, pilek, atau bersin. Terkadang, alergi pada anak juga bisa menyebabkan diare dan muntah.
Reaksi alergi yang berat dan berakibat fatal juga bisa saja muncul, meskipun memang jarang terjadi. Reaksi alergi berat ini disebut anafilaksis dan bisa menimbulkan gejala berupa tiba-tiba lemas, sesak napas, mengi, hingga hilang kesadaran atau pingsan. Anak yang mengalami gejala-gejala tersebut perlu segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Cara Mengatasi Alergi pada Anak
Hingga saat ini, alergi belum bisa disembuhkan. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah kekambuhan alergi pada Si Kecil, antara lain:
Kenali penyebab alergi pada anak
Langkah utama yang bisa Ayah dan Bunda lakukan untuk mencegah kekambuhan alergi pada Si Kecil adalah mengenali pemicu alerginya. Perhatikan segala sesuatu yang berpotensi membuat Si Kecil mengalami reaksi alergi, seperti debu, udara dingin, konsumsi susu sapi, atau penggunaan detergen tertentu.
Konsultasikan ke dokter
Jika Si Kecil memiliki gejala alergi yang berlangsung lebih dari 1 minggu, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Terlebih jika Ayah atau Bunda juga memiliki riwayat alergi, seperti asma, eksim atopik, atau rhinitis alergi.
Dokter dapat merekomendasikan tes alergi, serta memberikan pengobatan alergi sesuai dengan gejala yang muncul, tingkat keparahan reaksi alergi, dan usia Si Kecil.
Kendalikan gejala alergi
Untuk meredakan dan mencegah munculnya gejala alergi pada Si Kecil, ada beberapa hal yang bisa Ayah dan Bunda lakukan, antara lain:
- Memberikan alternatif pengganti susu sapi jika Si Kecil mengalami alergi susu
- Membersihkan perabotan rumah tangga secara rutin agar tidak berdebu
- Menggunakan pendingin udara alih-alih membuka jendela, agar debu dari luar tidak masuk ke dalam rumah
- Menggunakan dehumidifier di area rumah yang lembap
- Memberikan Si Kecil obat alergi anak yang dapat diperoleh dengan bebas di apotek
Jika Si Kecil alergi terhadap susu sapi, jangan segan untuk memeriksakannya ke dokter anak untuk mendapatkan saran alternatif pengganti susu sapi, seperti formula soya atau formula kedelai.
Bila ingin memberikan formula soya, Ayah dan Bunda bisa memilih produk yang sudah dilengkapi atau difortifikasi dengan berbagai nutrisi penting, seperti DHA, zat besi, vitamin C, isolat protein soya, kalsium, vitamin D, omega-3 dan omega-6, serta serat, untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Alergi bisa menghambat aktivitas dan prestasi Si Kecil. Agar hal tersebut tidak terjadi, Ayah dan Bunda perlu mengenali dan menghindarkan Si Kecil dari pemicu alergi. Dengan demikian, Si Kecil dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, belajar dengan aktif, memiliki kepercayaan diri, dan berprestasi.
Jadi, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan penyebab alergi anak, serta mendapatkan pengobatan maupun saran susu atau makanan alternatif bagi Si Kecil.