Apakah Bunda selalu memberi uang, mainan, atau apa pun yang diminta Si Kecil hanya karena ingin melihatnya senang? Hati-hati, lho! Kebiasaan ini justru bisa membuat anak jadi materialistis. Supaya hal ini tidak terjadi pada Si Kecil, penting bagi Bunda untuk mengetahui cara mencegahnya.
Materialistis merupakan sikap seseorang yang memandang kebahagian atau pencapaian dari sisi materi semata. Anak yang materialistis kemungkinan besar akan membawa sifat ini hingga ia dewasa. Ia juga akan tumbuh menjadi seseorang yang narsistik dan tidak pernah merasa puas.
Selain itu, anak dengan sikap materialistis percaya bahwa memiliki barang berkualitas tinggi adalah definisi kesuksesan. Ia juga bisa merasa harga dirinya ditentukan oleh harga barang atau produk yang ia miliki.
Penyebab Sikap Materialistis pada Anak
Sikap materialistis pada anak tidak muncul begitu saja. Sebuah penelitian menyatakan bahwa orang tua yang terlalu mengasihi anak dan menuruti segala kemauannya dapat menjadi penyebab anak menjadi materialistis.
Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang bisa membuat anak jadi materialistis:
Memberikan penghargaan dalam bentuk materi
Terlalu sering menjanjikan materi, misalnya memberi ponsel baru atau mainan mahal jika anak meraih sesuatu, bisa membuatnya jadi materialistis. Hal ini akan mengajarkan anak bahwa tujuan utamanya bekerja keras adalah untuk mendapatkan materi, bukan untuk mencapai prestasi.
Memberikan hadiah sebagai tanda cinta
Sifat materialistis pada anak bisa terbentuk jika orang tua sering memberikan hadiah kepada anak sebagai tanda cinta, dalam kata lain memanjakannya. Ini akan membuat anak beranggapan bahwa dicintai berarti mendapatkan hadiah.
Menghukum anak dengan mengambil harta benda
Menghukum anak dengan cara menyita ponselnya dapat mengajarkan anak bahwa ia membutuhkan harta benda untuk merasa lebih baik. Perilaku orang tua seperti ini bisa membuat anak jadi materialistis.
Selain ketiga hal di atas, pengaruh media juga bisa membuat seorang anak jadi materialistis. Berbagai iklan yang dapat dilihat anak di televisi atau internet dapat membentuk pola pikirnya. Anak bisa dibuat percaya bahwa gaya hidup dan benda di iklan dapat memberi kepuasan dan membuat hidup menjadi lebih baik.
Cara Mencegah Anak Menjadi Materialistis
Sifat materialistis pada anak tentu dapat berpengaruh buruk pada kehidupannya kelak. Oleh karena itu, Bunda perlu menerapkan pola asuh yang tepat guna mencegah Si Kecil bersikap materialistis. Berikut ini adalah panduannya:
1. Ajarkan anak cara bersyukur
Untuk membentuk pribadi anak yang tidak mengukur segala sesuatu dengan materi, cobalah dorong ia untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantunya, sekecil apa pun bantuannya. Dengan begitu, ia bisa belajar bahwa kata “terima kasih” yang sangat sederhana pun juga sangat berharga.
Selain itu, dibandingkan memberikan hadiah berupa benda atau uang ketika ada orang yang menolong Bunda, coba berikan contoh kepada Si Kecil bagaimana cara berterima kasih kepada orang tersebut, baik lewat ucapan yang tulus ataupun balas budi berupa bantuan pula.
2. Luangkan waktu berkualitas dengan anak
Menunjukkan rasa cinta bukan hanya dengan materi saja, kan? Bunda bisa mengajak Si Kecil melakukan aktivitas bersama yang menyenangkan. Sebagai contoh, pergi berlibur, jalan-jalan di taman, berkebun, atau memasak. Hal ini juga akan membuat Si Kecil merasa dicintai, kok.
3. Hindari menjanjikan hadiah atas keberhasilan anak
Memberikan hadiah kepada Si Kecil memang keputusan Bunda dan Ayah. Namun, bukan berarti ia boleh diberikan segala hal yang ia inginkan, ya. Selain itu, jangan terlalu sering menjanjikan hadiah sebagai penghargaan atas pencapaiannya. Biarkan Si Kecil fokus pada proses dan melakukan yang terbaik bukan karena hadiah.
4. Ajarkan anak mengenai konsekuensi alami
Mungkin Bunda pernah mengatakan, “Kalau kamu tidak belajar, nanti Bunda sita handphone kamu.” Padahal, perkataan ini membuat Si Kecil justru tidak mengerti dengan konsekuensi yang sebenarnya. Jadi, mulai ganti ucapan seperti itu menjadi, “Kalau kamu tidak bejalar, nanti nilai ulangannya tidak bagus.”
5. Ajarkan anak untuk mengenali perbedaan kebutuhan dan keinginan
Ajarkan Si Kecil untuk membedakan apakah ia membutuhkan atau hanya menginginkan suatu barang. Bantu ia memahami mana hal yang harus diprioritaskan dan mana yang tidak. Tentunya ini harus dimulai dengan bahasa yang sederhana dan mudah ia mengerti, ya, Bun.
Sifat materialistis bukanlah sifat yang elok untuk dilihat. Sifat ini juga bisa mengganggu kehidupan sosial Si Kecil nantinya. Jika Bunda merasa Si Kecil memperlihatkan sifat materialistis, tidak usah sedih dulu.
Membentuk atau mengubah sifat lebih mudah dilakukan saat masa kanak-kanak ketimbang saat sudah dewasa. Jadi, selagi anak masih kecil, masih ada kesempatan untuk memperbaiki sikapnya. Mulailah lakukan cara-cara di atas untuk mencegah atau memperbaiki sifat materialistis pada dirinya.
Usaha ini memang tidak mudah untuk dilakukan dan butuh kesabaran. Jika Bunda mengalami kesulitan dalam menghadapi atau mendidik Si Kecil, jangan sungkan untuk minta saran ke psikolog, ya.