Ibu belum hamil atau dikaruniai buah hati, padahal sudah menunggu lama untuk memiliki momongan?Salah satu penyebabnya adalah mengalami masalah infertilitas, yang bisa terjadi antara lain karena gaya hidup yang tidak sehat, usia, hingga siklus ovulasi yang tidak teratur.
Infertilitas adalah keadaan dimana Ibu tidak kunjung hamil meskipun telah satu tahun menikah dan melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Masalah ini rupanya dialami oleh sebagian pasangan suami-istri yang sangat menginginkan kehadiran buah hati di dalam rumah tangganya.Mengetahui kapan masa ovulasi dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual adalah beberapa teknik yang bisa Ibu terapkan jika belum hamil.
Faktor Penghambat Kehamilan
Kehadiran buah hati memang bisa menambah kebahagiaan Ibu dan juga suami. Tentunya, kehamilan merupakan hal yang dinantikan oleh Ibu, suami, dan juga anggota keluarga yang lain, bukan?
Akan tetapi, memiliki anak ternyata tidak selalu merupakan perkara yang mudah. Ada yang setelah menikah langsung dinyatakan hamil, ada pula yang telah menunggu bertahun-tahun namun tak kunjung hamil.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat menghambat kehamilan, di antaranya:
-
Pada wanita
Berbagai faktor penghambat kehamilan pada wanita bisa disebabkan oleh faktor usia, gangguan proses ovulasi seperti PCOS, menderita endometriosis, mengalami infeksi pada organ reproduksi, dan penyumbatan saluran tuba falopi, dan kanker.
-
Pada pria
Hal yang dapat memengaruhi terhambatnya kehamilan dari sisi pria, misalnya gangguan testis, ejakulasi dini, menderita infeksi (klamidia, gonorea, mumps, atau HIV), varikokel, cedera pada organ reproduksi, paparan panas berlebih pada organ reproduksi, serta kanker dan pengobatannya.
-
Faktor gaya hidup
Gaya hidup juga berperan penting dalam ketidaksuburan Ibu dan juga pasangan.Contohnya,berat badan kurang, kelebihan berat badan,atau terlalu sering berolahraga bisa menyebabkan ketidaksuburan. Kebiasaanmerokok, maupun minum minuman beralkohol pada tingkat sedang atau berat, juga bisa menghambat terjadinya kehamilan.
Cobalah Program Bayi Tabung
Jika Ibu dan pasangan sangat menginginkan kehadiran buah hati, segeralah untuk program kehamilan, salah satunya dengan mencoba program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF).
Pada program bayi tabung, pembuahan terjadi di luar rahim. Sel telur dikeluarkan dari ovarium Ibu dan dibuahi oleh sperma dari suami, di laboratorium. Telur yang telah dibuahi disebut dengan embrio.
Jika telah berhasil, maka embrio kemudian dikembalikan ke dalam rahim Ibu untuk bisa tumbuh dan berkembang. Keberhasilan untuk hamil akan lebih besar dengan program bayi tabung dibandingkan dengan program inseminasi maupun program hubungan masa subur.
Namun perlu Ibu ketahui, bahwa kesempatan hamil juga bergantung pada usia Ibu dan juga suami. Tingkat kesuburan pada wanita akan menurun secara bertahap, dimulai saat usia 32 tahun, lalu menurun dengan lebih cepat setelah usia 37 tahun.Kesuburan pria juga menurun seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, program bayi tabung sangat disarankan terutama bagi pasangan di usia produktif, agar tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Dengan kata lain, lebih cepat Ibu dan suami mengikuti program kehamilan, kemungkinan Ibu untuk hamil akan lebih besar.
Bagi wanita yang berusia di bawah 35 tahun, disarankan hanya boleh menunda program kehamilan selama satu tahun setelah menikah, kemudian mencoba untuk memiliki keturunan. Dan bagi wanita yang berusia di atas 35 tahun, hanya diperbolehkan menundanya selama enam bulan saja.Usia berperan sangat penting bagi penentu kehamilan, karena usia berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sel telur wanita.
Konsultasikan kesehatan Ibu dan juga pasangan, untuk melakukan tes kesuburan dan mengetahui penanganan yang tepat agar Ibu bisa segera hamil. Apabila Ibu memutuskan untuk menjalani prosedur bayi tabung, pastikan untuk memilih klinik fertilitas yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menangani masalah infertilitas.