Bercak putih pada kulit sebenarnya bukanlah kondisi yang serius, tetapi dapat memengaruhi penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari bawaan genetik hingga penyakit infeksi yang harus diwaspadai.
Warna kulit seseorang umumnya bervariasi, tergantung ras, faktor genetik, dan seberapa banyak orang tersebut terkena paparan sinar matahari. Selain itu, beberapa jenis penyakit juga dapat mengubah pigmentasi atau warna kulit seseorang dan memicu munculnya bercak putih pada kulit.
Bercak putih pada kulit disebut juga hipopigmentasi. Sel kulit pada area yang mengalami hipopigmentasi mengandung lebih sedikit melanin, yaitu senyawa yang mewarnai kulit.
Berbagai Penyebab Bercak Putih pada Kulit
Bercak putih pada kulit membuat warna kulit menjadi tidak merata, terlebih jika Anda memiliki kulit yang lebih gelap. Kondisi kulit ini dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti:
1. Panu
Panu adalah infeksi jamur yang umum terjadi pada kulit dan ditandai dengan bercak putih di area dada dan punggung. Selain itu, kondisi ini juga bisa membuat kulit mengalami bercak kecokelatan dan bersisik.
Panu paling sering menyerang anak muda dan cenderung lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita dan pada orang yang sering berkeringat.
Penyebabnya adalah pertumbuhan jamur Malassezia, yang sebenarnya dapat ditemukan pada kulit normal. Kondisi ini tidak menular dan lebih sering terjadi di iklim panas dan lembap dibandingkan iklim sejuk dan kering.
Panu yang ringan umumnya bisa diobati dengan obat antijamur, seperti salep panu yang mengandung ketoconazole. Bila panu cukup membandel dan tidak mereda menggunakan salep, Anda akan diberikan obat minum antijamur itraconazole atau fluconazole.
2. Vitiligo
Vitiligo terjadi ketika sel penghasil pigmen (melanosit) mati atau berhenti memproduksi melanin. Kondisi ini dapat memengaruhi area kulit mana pun, tetapi paling sering terjadi di bagian wajah, leher, tangan, dan lipatan kulit.
Bercak putih pada kulit yang disebabkan oleh vitiligo biasanya bersifat permanen dan ukuran awalnya bisa berupa bercak kecil lalu dapat melebar hingga memengaruhi hampir seluruh bagian kulit. Namun, ini bukan merupakan penyakit menular.
Kebanyakan vitiligo disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika sistem imun tubuh menyerang sel tubuh sendiri. Pada vitiligo, sel yang diserang adalah melanosit.
Selain kondisi auitoimun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya vitiligo, yaitu riwayat keluarga penderita vitiligo, paparan sinar matahari berlebihan, luka pada kulit yang cukup dalam, stres, dan paparan bahan kimia industri.
Sejauh ini, belum ada obat yang bisa mengatasi kondisi vitiligo. Akan tetapi, beberapa obat, seperti antiradang kortikosteroid, diketahui dapat mengembalikan warna kulit. Untuk menghentikan atau memperlambat proses vitiligo, terapi sinar bisa menjadi pilihan.
Namun, pilihan pengobatan tetap tergantung pada seberapa luas vitiligo yang dialami dan seberapa berpengaruh penyakit ini pada diri Anda.
3. Pityriasis alba
Hipopigmentasi atau bercak putih pada kulit akibat pityriasis alba belum diketahui penyebabnya. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan eksim dan lebih sering terjadi pada orang yang kulitnya sering terpapar sinar matahari atau memiliki kulit sensitif.
Kebanyakan penderitanya adalah anak-anak dan remaja. Kondisi ini sering muncul di bagian pipi, dagu, leher, dan bahu. Sebelum bercak putih, pityriasis alba muncul sebagai bercak merah yang kering dan bersisik.
Kelainan kulit ini tidaklah menular dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, orang dengan kondisi ini disarankan untuk menjaga kelembapan kulit, menggunakan krim hidrokortison jika terasa gatal, dan menghindari paparan sinar matahari.
4. Morfea
Morfea adalah kondisi kulit langka berbentuk bercak putih pada kulit yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah kolagen. Biasanya, perubahan kulit ini muncul di bagian perut, dada, atau punggung, tapi bisa juga terjadi di wajah, lengan, atau tungkai.
Penyebab morfea juga belum diketahui secara pasti, tapi kelainan kulit ini berkaitan dengan faktor keturunan dan lingkungan. Morfea tidak menimbulkan nyeri, tetapi lama-kelamaan bercak putih jadi bisa mengeras. Pada beberapa kasus, morfea terjadi pada lapisan kulit yang agak dalam sehingga membatasi gerak sendi saat bercak mengeras.
Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi morfea. Dokter biasanya akan memberikan perawatan untuk mengurangi keluhan dan memperlambat perkembangan penyakit.
5. Lepra
Lepra atau kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini sering menginfeksi seseorang saat berusia 10 tahun, tetapi gejalanya bisa saja baru dirasakan saat usianya 20 tahun. Kusta ditandai dengan bercak putih pada kulit yang terasa tebal dan terkadang mati rasa.
Bercak putih seperti ini perlu diperiksa sesegera mungkin agar penanganan juga bisa dilakukan lebih cepat. Masalahnya, kusta dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi jika tidak segera diobati. Salah satunya adalah kecacatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf.
Untuk mengobati penyakit lepra, dokter akan meresepkan beberapa obat antibiotik, seperti dapsone dan rifampicin, yang harus dikonsumsi secara teratur dalam jangka panjang. Guna mencegah kerusakan saraf, dokter juga bisa meresepkan kortikosteroid atau thalidomide.
Bercak putih pada kulit memang terdengar bukan seperti masalah kesehatan yang serius. Namun, beberapa penyakit dengan tanda ini bisa merupakan penyakit yang serius dan menyebabkan dampak yang besar bagi hidup penderitanya. Selain itu, warna kulit yang tidak rata juga bisa membuat penderitanya tidak percaya diri.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami bercak putih pada kulit. Selain itu, jagalah selalu kesehatan kulit agar terhindar dari berbagai macam penyakit kulit.