Anemia megaloblastik adalah kurangnya sel darah merah dalam tubuh akibat sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang belum matang dengan struktur abnormal dan berukuran terlalu besar. Kondisi ini termasuk salah satu jenis anemia yang jarang terjadi.
Saat sel darah merah memiliki struktur abnormal, maka penyebaran oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu. Gejala anemia dapat dikenali dari keluhan mudah merasa lelah, pucat, pusing, nyeri otot, dan sesak napas.
Penyebab Umum Anemia Megaloblastik
Ada dua kondisi umum penyebab anemia megaloblastik, yaitu defisiensi vitamin B12 (kobalamin) dan vitamin B9 (asam folat). Kedua vitamin ini merupakan komponen penting untuk memproduksi sel darah merah yang sehat.
Kekurangan atau defisiensi kobalamin
Kobalamin atau vitamin B12 adalah nutrisi yang banyak ditemukan pada berbagai jenis makanan, seperti daging, ikan, telur, dan susu. Pola makan yang buruk bisa menjadi penyebab kekurangan vitamin ini, sehingga lebih berisiko terhadap anemia megaloblastik.
Beberapa obat juga bisa mengurangi jumlah kobalamin dalam tubuh. Salah satunya adalah penghambat pompa proton (proton pump inhibitors) yang digunakan untuk membatasi produksi asam lambung.
Kekurangan asupan asam folat
Asam folat (vitamin B9) terkandung dalam beberapa makanan, termasuk hati sapi, buah-buahan sitrus (jeruk dan lemon), serta sayuran hijau, seperti bayam dan brokoli. Pola makan yang rendah akan folat dapat menyebabkan Anda lebih berisiko mengalami anemia megaloblastik.
Selain itu, kekurangan asam folat juga mungkin terjadi ketika tubuh membutuhkan lebih banyak folat. Kondisi ini meliputi kehamilan, menyusui, menderita kanker atau anemia sel sabit, menjalani cuci darah, hingga bayi lahir prematur.
Kekurangan kobalamin dan asam folat juga bisa terjadi ketika proses penyerapan vitamin terganggu. Misalnya akibat kondisi autoimun dan penyakit celiac, riwayat operasi pada usus, atau adanya penyakit pada usus, seperti penyakit Crohn dan infeksi saluran cerna. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi-kondisi tersebut dapat berkembang menjadi anemia megaloblastik.
Cara Mengatasi Anemia Megaloblastik
Untuk mendiagnosis anemia megaloblastik dan memastikan penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah lengkap. Setelah itu, dokter akan memberikan penanganan yang dibutuhkan, sesuai dengan penyebabnya.
Secara umum, dokter akan memberikan pengobatan untuk mengatasi kekurangan vitamin B12 atau asam folat. Pengobatan dapat berupa pemberian suplemen multivitamin, baik melalui obat minum maupun suntikan. Selain itu, penderita juga dianjurkan untuk memperbanyak asupan yang kaya vitamin B12 dan asam folat.
Untuk memantau keberhasilan pengobatan, pemeriksaan darah akan kembali dilakukan 10–14 hari sejak pengobatan dimulai. Jika pengobatan berhasil, penderita anemia megaloblastik tidak memerlukan pemantauan lebih lanjut, kecuali bila gejala muncul kembali.
Anemia megaloblastik sebaiknya tidak disepelekan dan segera ditangani. Jika Anda mengalami gejala anemia megaloblastik seperti yang telah disebutkan di atas, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.