Bukan hanya pada orang dewasa, stroke juga bisa terjadi pada anak-anak dan bayi. Stroke pada anak adalah kondisi serius yang perlu segera mendapatkan pertolongan medis. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui penyebab dan mengenali gejalanya.
Meski jarang terjadi, stroke ternyata merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian pada anak. Jika tidak segera mendapat pertolongan, anak yang terkena stroke juga berisiko tinggi terkena masalah kesehatan jangka panjang, misalnya kecacatan.
Penyebab Stroke pada Anak
Stroke pada anak dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah di otak terhambat akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah otak anak. Sementara itu, stroke hemoragik disebabkan oleh pendarahan atau pecahnya pembuluh darah otak.
Stroke iskemik pada anak bisa disebabkan oleh:
- Kelainan jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan penyakit jantung bawaan
- Kelainan genetik
- Infeksi berat, seperti meningitis dan sepsis
- Kelainan darah yang membuat darah mudah membeku
- Dehidrasi
- Kelainan asam basa darah, seperti asidosis dan alkalosis
Selain itu, stroke pada anak juga lebih berisiko terjadi ada anak yang terlahir dari ibu yang memiliki masalah kesehatan saat hamil, mulai dari kekurangan oksigen selama persalinan, ketuban pecah dini, hingga preeklamsia dan diabetes gestasional.
Sedangkan stroke hemogarik pada anak dapat diakibatkan oleh:
- Cedera kepala berat yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak
- Kelainan pada pembuluh darah otak, seperti malformasi arteri vena
- Kelainan pembekuan darah, misalnya hemofilia
- Kelainan darah, seperti penyakit sel sabit
Gejala Stroke pada Anak
Gejala stroke pada anak dapat dibedakan berdasarkan usia anak, yaitu:
Stroke perinatal
Kondisi ini merupakan stroke yang terjadi dalam rentang usia selama anak masih berada di dalam kandungan ibunya hingga ketika anak berusia satu bulan. Ini merupakan jenis stroke pada anak yang paling umum terjadi. Gejalanya meliputi:
- Kejang yang berulang
- Sesak napas
- Tidak mau menyusu
- Jarang bergerak atau hanya salah satu bagian tubuh yang bergerak
Stroke anak
Disebut stroke anak jika stroke terjadi pada anak usia satu bulan hingga 18 tahun. Stroke pada anak usia ini dapat menunjukkan beberapa gejala berikut:
- Wajah tampak tidak simetris atau sulit digerakkan
- Tungkai dan lengan lunglai
- Susah berbicara atau cadel
- Susah memahami ucapan orang lain
- Sakit kepala berat yang muncul tiba-tiba dan diikuti muntah dan mengantuk
- Salah satu sisi tubuh lemah atau lumpuh
- Salah satu atau kedua mata tidak bisa melihat atau mengalami masalah penglihatan, seperti pandangan kabur dan pandangan ganda
- Tiba-tiba susah berjalan atau kehilangan keseimbangan tubuh
- Kejang
- Kesulitan menelan
- Hilang ingatan
- Suasana hati atau perilaku berubah tiba-tiba
- Tumbuh kembang terhambat
Jika Si Kecil mengalami berbagai gejala stroke pada anak di atas, segera bawa ke unit gawat darurat terdekat untuk mendapatkan pertolongan sesegera mungkin. Setelah di rumah sakit, anak yang mengalami stroke biasanya membutuhkan perawatan intensif di ruang PICU atau ICU.
Semakin cepat stroke pada anak ditangani, risiko perburukan kondisi dan komplikasi fatal pun juga dapat dikurangi.
Sebaliknya, jika kondisi ini tidak segera mendapatkan penanganan dari dokter, risiko anak mengalami cacat, seperti kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak tubuh, kesulitan berbicara, kebutaan, gangguan pendengaran, dan gangguan belajar, akan semakin tinggi.
Setelah mendapatkan perawatan dan pengobatan di rumah sakit, anak juga perlu menjalani perawatan lanjutan, seperti fisioterapi dan terapi wicara, jika fungsi bicaranya terganggu atau ada bagian tubuh tertentu yang sulit digerakkan.
Anak yang mengalami stroke juga membutuhkan evaluasi tumbuh kembang untuk melihat apakah terdapat masalah pada proses tumbuh dan kembangnya.
Karena dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan anak ke depannya, maka stroke pada anak perlu segera ditangani oleh dokter anak dan dokter saraf.