Demam naik turun pada anak merupakan hal yang umum terjadi. Biasanya demam terjadi setiap 4 jam dengan suhu tubuh yang bervariasi. Untuk mengobatinya, ada banyak cara yang bisa dilakukan di rumah, seperti pemberian obat penurun demam, kompres, serta asupan cairan.
Demam muncul sebagai reaksi alami pertahanan tubuh anak untuk melawan infeksi bakteri atau virus di dalam tubuhnya. Suhu tubuh normal anak berkisar 37,5ºC, tetapi suhu bisa naik turun tergantung dari aktivitas anak. Sebagai contoh, suhu tubuh anak akan meningkat sedikit setelah ia berolahraga atau mandi air hangat.
Anak dapat dikatakan demam saat suhu tubuhnya di atas 38ºC. Demam tidak selalu merupakan gejala dari suatu penyakit serius. Namun, Bunda tetap harus waspada, terlebih bila demam naik turun pada anak telah berlangsung selama lebih dari 5 hari.
Penyebab Demam Naik Turun pada Anak
Demam naik turun pada anak paling umum disebabkan oleh infeksi virus penyebab pilek, batuk, dan diare. Selain itu, anak juga bisa mengalami demam selama beberapa hari setelah imunisasi.
Pada kasus tertentu, demam pada anak juga bisa disebabkan oleh infeksi virus dengue penyebab penyakit demam berdarah atau infeksi bakteri Salmonella typhi penyebab penyakit tipes atau demam tifoid.
Ketika anak demam, hal yang perlu diperhatikan adalah seberapa tinggi demam tersebut. Demam ringan hingga suhu tubuh mencapai 38°C biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar kurang dari 5 hari.
Namun, penanganan langsung oleh dokter diperlukan jika demam melebihi 39°C. Apabila terjadi pada anak-anak usia 3–6 bulan, demam tinggi dapat memicu kejang.
Cara Mengobati Demam Naik Turun pada Anak
Saat mengalami demam naik turun, anak biasanya lebih rewel, kulitnya memerah, dan berkeringat. Oleh karena itu, biarkanlah ia beristirahat di rumah seharian penuh hingga suhu tubuhnya normal kembali. Bunda bisa membacakan Si Kecil buku dongeng atau menemaninya menonton kartun kesukaannya agar ia tidak bosan di rumah.
Perlu Bunda ketahui bahwa setiap suhu tubuh naik 1°C, tubuh akan kehilangan cairan hingga 12%. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan mulut atau lidah kering, tidak ada air mata saat menangis, mata tampak cekung, tubuh lemas, serta tangan dan kaki dingin.
Oleh karena itu, untuk pertolongan pertama demam naik turun pada anak di rumah, pastikan ia terhidrasi dengan baik.
Jika Si Kecil berusia di atas 1 tahun, Bunda juga dapat memberinya minuman elektrolit yang terdiri dari ion dan air. Minuman ini mudah diserap oleh tubuh sehingga mampu menggantikan cairan tubuh dengan lebih cepat. Kandungan ion dalam minuman elektrolit juga bermanfaat untuk menjaga fungsi normal sel dan organ tubuh.
Selain itu, Bunda juga bisa melakukan beberapa tips di bawah ini ketika terjadi demam naik turun pada anak:
- Berikan kompres air hangat pada area dahi, ketiak, atau selangkangan anak selama 10–15 menit untuk mengeluarkan panas melalui pori-pori kulit.
- Jaga suhu ruangan pada suhu sedang, yakni sekitar 21–23°C.
- Kenakan pakaian yang tipis dan nyaman pada anak.
- Hindari memberikan selimut yang berlapis-lapis saat anak tidur.
- Lap tubuh anak dengan air hangat.
Demam naik turun pada anak juga bisa diatasi dengan pemberian obat penurun panas, seperti paracetamol. Bunda perlu mengikuti dosis pemakaian yang tertera pada kemasan obat sesuai umur anak dan jangan sampai melebihi dosis.
Bunda juga perlu membaca kemasan produk jika turut memberikan obat batuk atau obat pilek pada anak. Pasalnya, obat-obat tersebut juga mengandung paracetamol. Dengan membaca kemasan produk, kelebihan dosis obat pada anak dapat dihindari.
Berbagai cara di atas mampu mengatasi demam pada anak. Namun, Bunda perlu waspada ketika anak mengalami demam naik turun selama 5 hari atau lebih, menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, dan disertai beberapa gejala berikut ini:
- Kulit, bibir, atau lidah terlihat pucat atau berawarna biru
- Tidak berhenti nangis
- Mengi saat bernapas
- Ruam di kulit
- Muntah atau diare berulang kali
- Sulit dibangunkan ketika tidur
- Terlihat sangat lesu
Jangan ragu untuk membawa anak langsung ke IGD terdekat atau segera periksakan ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai.