Setelah menjalani vaksinasi atau imunisasi, beberapa anak mungkin mengalami efek samping ringan, salah satunya berupa demam. Kondisi ini wajar terjadi. Anda dapat melakukan beragam cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ketika anak demam setelah vaksinasi.
Demam adalah meningkatnya suhu tubuh dari kondisi normal. Suhu tubuh normal pada anak-anak berkisar antara 36–37°C. Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya lebih dari 37,2°C bila diukur di ketiak, lebih dari 37,8°C bila diukur di mulut, atau di atas 38°C bila diukur di dubur menggunakan termometer.
Perlu diketahui, demam bukanlah penyakit. Demam merupakan gejala, bisa akibat infeksi virus, seperti yang umum dialami penderita COVID-19, infeksi bakteri, peradangan, ataupun reaksi pascavaksinasi.
Penyebab Demam setelah Vaksinasi pada Anak
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap penyakit tertentu.
Demam menunjukkan tubuh anak merespons vaksin. Para ahli berpendapat, demam menandakan sistem imun bekerja dengan baik dalam mengenali dan mempelajari cara untuk melawan penyakit tersebut jika suatu waktu terinfeksi.
Meski demikian, tingkat demam tergantung pada masing-masing anak dan tidak menunjukkan seberapa baik vaksin bekerja.
Beberapa anak mungkin tidak menunjukkan reaksi apa pun, baik demam maupun gejala lainnya setelah vaksinasi. Kondisi ini juga normal dan vaksin tetap bekerja dalam meningkatkan produksi antibodi di dalam tubuh.
Cara Mengatasi Demam setelah Vaksinasi pada Anak
Saat demam, Si Kecil biasanya juga merasa lemas dan berkeringat. Hal ini karena demam membuat tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada biasanya. Semakin tinggi suhu tubuh, semakin banyak pula cairan yang dibutuhkan tubuh.
Oleh karena itu, pastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi saat demam agar ia terhindar dari dehidrasi. Dehidrasi tidak hanya berarti tubuh kehilangan cairan, tetapi juga elektrolit, seperti garam dan kalium yang penting untuk beragam fungsi tubuh.
Untuk mencegah dehidrasi, Anda bisa memberikan Si Kecil minuman elektrolit untuk mengganti mineral yang hilang dengan cepat. Sementara untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat demam, Anda bisa melakukan cara-cara berikut:
- Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
- Hindari memakaikan pakaian berlapis atau menutupi tubuhnya dengan selimut tebal, karena dapat memicu kenaikan suhu tubuh
- Berikan kompres air hangat di kening
- Jaga suhu kamar tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin
Demam juga dapat diredakan dengan obat pereda demam, seperti paracetamol atau ibuprofen. Namun, umumnya demam tidak perlu ditangani dengan pemberian obat, terutama jika anak masih aktif dan mau makan atau minum.
Ingat, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan obat apa pun kepada anak.
Meskipun demam tidak selalu menandakan kondisi yang serius, waspadai jika Si Kecil mengalami peningkatkan suhu tubuh seperti berikut:
- Suhu tubuh yang diukur melalui dubur mencapai 38°C atau lebih pada anak usia kurang dari 3 bulan
- Suhu tubuh 39°C atau lebih pada semua usia anak
Selain memantau suhu tubuhnya, segera periksakan anak ke dokter bila muncul gejala lain yang menyertai demam, seperti:
- Menolak makan, minum, atau menyusu
- Demam tidak kunjung reda setelah 1 hari pada anak usia kurang dari 2 tahun, atau 3 hari pada anak usia 2 tahun atau lebih
- Sering demam, meski hanya berlangsung selama beberapa jam
- Diare atau muntah berkepanjangan
- Ruam kulit
- Dehidrasi yang ditandai dengan jarang buang air kecil, tidak mengeluarkan air mata saat menangis, atau tampak lemas
Anda juga harus segera mencari pertolongan medis bila demam pada anak disertai gejala yang lebih serius, seperti tidak berhenti menangis, sesak napas, kejang, ubun-ubun bayi terlihat cekung, dan penurunan kesadaran.
Sikapi demam setelah vaksinasi dengan tenang. Namun, tetap pantau kondisi anak dan waspadai munculnya tanda dehidrasi atau kegawatdaruratan lainnya.