Oligomenorea adalah kondisi ketika periode menstruasi seorang wanita pada usia subur tidak teratur atau susah diprediksi. Penyebab oligomenorea biasanya bukanlah hal yang serius. Namun, pada kasus tertentu, oligomenorea bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan pada tubuh.
Normalnya, periode menstruasi terjadi setiap 21–35 hari. Jika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 35–90 hari, maka wanita tersebut dapat dikatakan menderita oligomenorea.
Oligomenorea menyebabkan penderitanya hanya mengalami haid sebanyak 6–8 kali dalam setahun. Banyaknya darah yang keluar pun tidak dapat diprediksi. Darah bisa keluar lebih sedikit dari biasanya atau justru lebih banyak.
Penyebab Oligomenorea yang Perlu Diketahui
Oligomenorea umumnya dialami remaja pada masa awal menstruasi, yaitu sekitar 2–3 tahun setelah haid pertama. Namun, kondisi ini terbilang wajar lantaran terjadi sebagai dampak dari aktivitas hormon yang tidak stabil pada masa-masa pubertas tersebut. Oligomenorea juga lebih sering dialami oleh wanita yang memasuki masa menopause atau wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik.
Selain pengaruh hormon, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan oligomenorea. Kondisi tersebut meliputi:
- Penyakit tiroid
- Sindrom polikistik ovarium (PCOS)
- Malnutrisi, misalnya karena gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia
- Obesitas
- Diabetes
- Radang panggul
- Kanker, misalnya kanker rahim dan kanker ovarium
- Menopause dini
- Masalah psikologis, seperti stres dan depresi
- Efek samping obat-obatan, seperti obat antikejang, pengencer darah, kortikosteroid, dan obat antipsikotik
Selain kondisi-kondisi di atas, oligomenorea juga lebih rentan terjadi pada wanita yang sering melakukan olahraga berat, misalnya angkat beban atau lari maraton.
Penanganan Oligomenorea
Karena bisa disebabkan oleh berbagai hal, oligomenorea sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk dicari tahu lebih lanjut apa penyebabnya.
Untuk menentukan penyebab oligomenorea, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari peninjauan riwayat menstruasi, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, pap smear, dan USG.
Oligomenorea sering kali bukanlah kondisi yang serius, tetapi langkah penanganan tetap perlu dilakukan. Jenis pengobatan pun tergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa cara menangani oligomenorea:
- Mengganti alat kontrasepsi yang digunakan dengan jenis kontrasepsi lain, seperti kondom, jika oligomenorea yang dialami muncul karena penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik
- Mengonsumsi pil KB dengan kandungan hormon estrogen dan progesteron, jika oligomenorea disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh atau dialami oleh penderita PCOS
- Menghindari atau membatasi olahraga berat
- Melakukan konsultasi dengan dokter gizi, jika oligomenorea disebabkan oleh obesitas, anoreksia nervosa, dan bulimia
Oligomenorea yang disebabkan gangguan kesehatan tertentu, misalnya penyakit tiroid dan diabetes, dapat diatasi dengan mengobati terlebih dahulu penyakit yang mendasarinya. Dengan mengobati penyebabnya, diharapkan kondisi hormonal tubuh akan kembali normal, sehingga siklus menstruasi bisa menjadi teratur lagi.
Oligomenorea seringkali bukan disebabkan oleh kondisi yang serius. Namun terkadang, kondisi ini dapat menyebabkan ketidaksuburan atau kesulitan memperoleh keturunan.
Jika gangguan menstruasi ini menyebabkan Anda sulit menghitung masa subur, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.