Hipoksemia merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera. Jika tidak tertangani dengan cepat, ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh yang berujung pada kematian. Yuk, cari tahu lebih banyak tentang apa itu hipoksemia, penyebab, gejala, dan cara penanganannya.
Hipoksemia adalah kondisi di mana kadar oksigen di dalam darah di bawah batas normal. Padahal, oksigen sangat diperlukan untuk menjaga organ dan jaringan tubuh, termasuk jantung, otak, ginjal, dan lainnya, agar tetap berfungsi dengan baik. Hipoksemia bisa terdeteksi melalui pemeriksaan fisik serta tes darah.
Berbagai Penyebab Hipoksemia
Hipoksemia dapat disebabkan oleh beberapa penyakit atau kondisi medis berikut:
- Gangguan pernapasan atau paru-paru, seperti COVID-19, acute respiratory distress syndrome (ARDS), asma, apnea tidur, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), emfisema, penyakit paru interstitial, pneumotoraks, edema paru, dan emboli paru
- Anemia
- Penyakit kardiovaskular, seperti gagal jantung, aritmia, dan penyakit jantung
- Syok
- Sepsis
- Gangguan keseimbangan asam basa, seperti asidosis
- Keracunan atau efek samping obat-obatan tertentu
Selain penyakit atau kondisi medis di atas, faktor lingkungan juga dapat menyebabkan jumlah oksigen dalam darah berkurang. Faktor-faktor tersebut termasuk:
- Berada di ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut atau lebih, misalnya saat mendaki gunung
- Berada di lingkungan penuh asap rokok atau menjadi perokok pasif
- Terpapar polusi udara yang parah
- Menghirup gas beracun yang menyebabkan paru-paru sulit bekerja
Tanda dan Gejala Hipoksemia
Gejala hipoksemia dapat berbeda-bada pada setiap orang, tergantung tingkat keparahan kondisinya. Meski begitu, umumnya kondisi ini menunjukkan gejala:
- Sesak napas atau napas berat
- Batuk-batuk
- Sakit kepala
- Linglung
- Jantung berdetak cepat
- Kulit, kuku, dan bibir membiru (sianosis)
- Kejang
- Penurunan kesadaran atau koma
Untuk mengetahui apakah gejala yang muncul mengacu pada hipoksemia, dibutuhkan pemeriksaan oleh dokter. Dalam menentukan diagnosis dan mencari penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap serta penunjang, seperti tes darah dan Rontgen dada.
Dalam menentukan kadar oksigen di dalam tubuh, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
-
Oksimetri nadi (pulse oximetry)
Selain untuk mengukur level oksigen dalam darah, tes ini juga dapat mendeteksi seberapa efisien oksigen dialirkan ke seluruh tubuh. Tes dilakukan dengan menjepit jari tangan, jari kaki, atau daun telinga dengan alat oksimetri nadi.
-
Analisis gas darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar oksigen dan gas lainnya dalam darah, serta tingkat keasaman atau pH darah. Analisis gas darah dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari pembuluh darah arteri pada area pergelangan tangan.
-
Tes pernapasan (spirometri)
Tes spirometri dilakukan untuk mengetahui seberapa optimal fungsi pernapasan dan seberapa baik paru-paru membawa oksigen ke seluruh tubuh. Pasien diharuskan mengembuskan napas dalam-dalam ke dalam tabung yang terhubung ke komputer atau mesin.
Langkah Penanganan untuk Mengatasi Hipoksemia
Penanganan hipoksemia bertujuan untuk meningkatan kadar oksigen dalam darah. Langkah pengobatan yang diambil pun akan tergantung pada seberapa parah hipoksemia yang dialami dan penyebab yang mendasarinya.
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
Terapi oksigen
Terapi oksigen menggunakan masker atau selang yang dialiri oksigen (kanul nasal). Jika pasien tidak dapat bernapas sendiri, mungkin akan dibutuhkan tindakan intubasi untuk memasang alat bantu napas berupa pipa pada saluran napas pasien.
Setelah pipa alat bantu napas terpasang, dokter dapat memompa oksigen melalui kantong khusus yang dialiri oksigen (ambu bag), atau menggunakan bantuan mesin ventilator.
Pemberian obat-obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan dokter untuk mengatasi hipoksemia bisa sangat beragam, tergantung faktor penyebabnya itu sendiri. Jika disebabkan oleh asma atau penyempitan jalan napas, dokter dapat memberikan obat bronkodilator dan kortikosteroid.
Untuk hipoksemia yang disebabkan oleh infeksi, misalnya karena sepsis atau pneumonia, maka obat yang diberikan adalah antibiotik. Sedangkan, hipoksemia akibat anemia atau perdarahan berat, dokter akan memberikan penanganan berupa transfusi darah.
Hipoksemia perlu ditangani secepatnya oleh dokter di rumah sakit. Jadi, bila Anda mendapati gejala hipoksemia pada diri Anda atau orang-orang disekitar Anda, segera ke IGD rumah sakit terdekat.