Gangguan kesuburan atau infertilitas pria merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat pasangan untuk memiliki keturunan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gangguan hormon hingga kelainan pada organ reproduksi pria.
Masalah infertilitas atau kemandulan dapat dialami pria maupun wanita. Untuk mendeteksi apakah seorang pria memiliki masalah infertilitas sekaligus menentukan penyebabnya, diperlukan pemeriksaan tes kesuburan oleh dokter.
Anda dan pasangan bisa menjalani pemeriksaan tersebut bila belum juga dikaruniai momongan, meski sudah rutin berhubungan intim tanpa kondom selama 1 tahun atau lebih.
Berbagai Penyebab Infertilitas pada Pria
Infertilitas pria bisa terjadi ketika pria tidak bisa menghasilkan sperma dalam jumlah yang cukup, sperma berkualitas baik, atau tidak bisa menghasilkan sperma sama sekali (azoospermia).
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti gangguan hormonal, kelainan fisik, dan masalah psikologisBerikut ini adalah berbagai penyebab infertilitas pria yang penting untuk Anda ketahui:
1. Gangguan tiroid
Hormon tiroid berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh dan kinerja organ reproduksi pria, termasuk produksi dan kualitas sperma.
Oleh karena itu, ketika hormon tiroid bermasalah, misalnya karena kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme), seorang pria bisa mengalami infertilitas.
2. Hiperprolaktinemia
Diperkirakan sekitar 10–40% kasus infertilitas pria disebabkan oleh hiperprolaktinemia atau kondisi ketika kadar hormon prolaktin dalam darah meningkat drastis hingga melebihi batas normalnya.
Kadar prolaktin yang terlalu tinggi dapat memengaruhi produksi sperma, hasrat untuk berhubungan seksual atau libido, hingga impotensi.
3. Hipogonadotropik hipopituitarisme
Hipogonadotropik hipopituiratisme adalah kondisi rendahnya produksi hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) di kelenjar pituitari. Rendahnya produksi FSH dan LH dapat memicu terjadinya penurunan jumlah dan kualitas sperma, sehingga menimbulkan infertilitas pria.
4. Kelainan genetik
Kelainan genetik juga turut menjadi salah satu penyebab infertilitas pria. Kelainan ini bisa membuat organ reproduksi pria tidak bisa bekerja dengan baik atau terdapat masalah pada hormon seks pria (testosteron), sehingga berpengaruh pada produksi, pergerakan, dan kualitas sperma.
Beberapa penyakit akibat kelainan genetik yang dapat membuat seorang pria menjadi kurang subur atau mandul adalah hiperplasia adrenal kongenital, sindrom Klinefelter, dan sindrom Kallmann.
5. Panhipopituitarisme
Panhipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar hipofisis atau pituitari di otak tidak dapat menghasilkan hormon dengan baik. Akibatnya, berbagai sistem organ di dalam tubuh dapat terganggu, termasuk organ reproduksi.
Pada pria, kondisi ini bisa menyebabkan infertilitas dan gangguan lain, seperti ukuran testis yang kecil, impotensi, pembesaran payudara, dan penurunan hasrat seksual.
6. Infeksi
Infeksi dan peradangan pada organ reproduksi pria bisa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas sperma, seperti asthenozoospermia, yaitu menurunnya pergerakan sperma. Beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kemandulan pada pria adalah radang testis, radang prostat atau prostatitis, infeksi saluran kemih, hingga penyakit menular seksual, seperti HIV, gonore, dan sifilis.
7. Varikokel
Varikokel adalah kondisi melebarnya pembuluh darah dalam kantung zakar. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada kualitas dan kuantitas sperma, salah satunya teratozoospermia. Hal ini yang menyebabkan sekitar 15–40 persen pria mengalami infertilitas.
8. Kelainan saluran sperma
Saluran sperma bisa mengalami kerusakan atau penyumbatan akibat cedera, infeksi, peradangan, hingga cacat bawaan lahir.
Kondisi tersebut bisa membuat sperma sulit atau tidak bisa dikeluarkan dari penis, sehingga tidak bisa membuahi sel telur. Akibatnya, pria yang mengalaminya akan mengalami gangguan kesuburan atau mandul.
9. Torsio testis
Torsio testis adalah kondisi ketika testis atau buah zakar terpelintir, sehingga aliran darah pada organ ini terganggu. Torsio testis bisa menimbulkan nyeri hebat pada testis secara tiba-tiba dan terkadang disertai pembengkakan skrotum atau kantung zakar.
Kondisi ini merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera ditangani. Jika tidak, kondisi ini akan menyebabkan kerusakan pada testis dan infertilitas pria.
10. Ejakulasi retrograde
Infertilitas pria bisa disebabkan karena kelainan ejakulasi retrograde. Ejakulasi retrograde adalah kondisi ketika air mani tidak keluar melalui penis saat orgasme, tetapi justru masuk ke kandung kemih.
Pemicu terjadinya ejakulasi retrograde adalah komplikasi dari operasi prostat, kandung kemih, atau saluran kemih. Selain itu, kondisi juga bisa terjadi karena efek samping obat-obatan tertentu atau penyakit diabetes.
11. Masalah seksual
Infertilitas pria dapat terjadi karena masalah seksual seperti impotensi, ejakulasi dini, dan inkompetensi ejakulasi. Pria yang mengalami impotensi atau disfungsi ereksi akan kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Pria yang mengalami impotensi juga bisa mengalami penurunan libido atau hasrat seksual.
Ejakulasi dini menyebabkan masalah kesuburan ketika ejakulasi terjadi sebelum penis benar-benar berada di dalam vagina. Sementara itu, inkompetensi ejakulasi merupakan kondisi yang membuat pria tidak mampu melakukan ejakulasi selama berhubungan seksual, tetapi dapat melakukannya saat masturbasi.
12. Kanker atau tumor
Berbagai penyakit kanker atau tumor, seperti tumor kelenjar pituitari di otak, kanker testis, dan tumor kelenjar adrenal, dapat memengaruhi organ reproduksi pria dan menimbulkan infertilitas pada pria.
Selain itu, efek samping pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, juga bisa menimbulkan kemandulan pada pria.
13. Efek samping obat
Obat-obatan tertentu, khususnya yang digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi, bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan pada jumlah dan kualitas sperma sehingga menyebabkan infertilitas pria.
Beberapa contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan efek samping berupa masalah kesuburan pada pria adalah kortikosteroid, terapi pengganti hormon, antipsikotik, dan obat-obatan terlarang, termasuk ganja dan kokain.
Selain berbagai penyebab di atas, infertilitas pria juga bisa disebabkan oleh komplikasi dari empty sella syndrome, prosedur operasi tertentu, misalnya vasektomi, operasi hernia, operasi pada kantung zakar (skrotum) dan prostat, serta operasi testis.
Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Infertilitas Pria
Selain berbagai penyebab di atas, ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya infertilitas pria, antara lain:
- Pertambahan usia
- Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Sering memakai celana yang terlalu ketat
- Paparan zat-zat berbahaya, seperti pestisida, merkuri, logam berat, benzena, dan borium
Infertilitas pria bisa disebabkan oleh banyak kondisi atau penyakit. Oleh karena itu, kondisi ini perlu diperiksakan ke dokter agar bisa dideteksi penyebabnya dan diobati sedini mungkin. Untuk memastikan apakah seorang pria mandul atau tidak, dokter dapat melakukan tes kesuburan.
Jika Anda dan pasangan belum juga dikaruniai momongan walau telah melakukan hubungan seksual secara rutin tanpa kondom selama 1 tahun atau lebih, konsultasikanlah masalah tersebut ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi tanda infertilitas pria dan mencari tahu penyebabnya.