Penis bengkak bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari peradangan, infeksi, hingga cedera pada penis. Kondisi ini juga bisa disertai dengan gejala keluarnya nanah dari penis, sulit buang air kecil, atau nyeri saat berhubungan seksual.
Penis terdiri dari beberapa bagian, yaitu kulit, kulup, kepala penis, saluran kemih atau uretra, serta korpus kavernosa dan korpus spongiosum yang berperan dalam proses ereksi. Di bawah penis terdapat kantong zakar atau skrotum yang membungkus dan melindungi testis.
Penis merupakan organ intim yang berperan penting dan sangat sensitif bagi pria. Saat mengalami masalah, misalnya akibat cedera atau infeksi, penis bisa mengalami pembengkakan dan terasa nyeri.
Berbagai Penyebab Penis Bengkak
Ada beberapa penyebab penis bengkak yang perlu Anda ketahui, di antaranya:
1. Fimosis
Penis bengkak bisa disebabkan oleh fimosis, yaitu kondisi ketika kulup atau kulit kepala penis melekat pada kepala penis sehingga kulup tidak bisa ditarik. Fimosis tergolong normal dan banyak terjadi pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini biasanya dapat menghilang sendiri setelah pubertas.
Namun, jika kondisi ini tidak menghilang setelah pubertas, fimosis berisiko menyebabkan saluran kemih tertutup dan memicu peradangan serta infeksi pada kepala penis atau balanitis. Hal ini bisa membuat penis bengkak dan terasa nyeri.
2. Parafimosis
Tak hanya fimosis, parafimosis juga dapat menyebabkan penis bengkak. Parafimosis merupakan kebalikan dari fimosis, yaitu kondisi ketika kulup penis yang ditarik tersangkut dan tidak dapat kembali ke posisi semula sehingga menyebabkan pembengkakan pada penis.
Jika dibiarkan, pembengkakan ini dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah ke penis dan bisa membuat ujung penis mengalami perubahan warna menjadi merah tua atau biru.
Parafimosis merupakan kondisi darurat medis yang harus segera mendapatkan penanganan dari dokter. Untuk mencegah dan mengatasi parafimosis, dokter dapat melakukan beberapa upaya, salah satunya sunat.
3. Balanitis
Penyebab penis bengkak selanjutnya adalah balanitis, yaitu iritasi atau infeksi di bagian kulup atau kepala penis yang menyebabkan kulup mengalami pembengkakan, gatal, dan nyeri. Balanitis lebih sering terjadi pada pria yang tidak disunat, tapi pria yang sudah disunat pun bisa mengalaminya.
Penyakit kelamin pria ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kebersihan penis yang kurang terjaga, penyakit menular seksual, dan iritasi atau alergi terhadap kondom, spermisida, sabun, atau parfum.
4. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan lubang saluran kemih menjadi meradang, kemerahan, dan bengkak. Selain pembengkakan pada penis, infeksi saluran kemih juga dapat menyebabkan keluhan lain, yaitu adanya darah pada urine, serta buang air kecil terasa nyeri dan kurang lancar.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan pria rentan terkena infeksi saluran kemih, yaitu adanya batu saluran kemih, pembesaran prostat, diabetes, penyakit menular seksual, serta penggunaan kateter urine dalam jangka panjang.
5. Lymphocele
Lymphocele adalah pembengkakan atau benjolan keras yang muncul di batang penis setelah berhubungan seks atau masturbasi. Kondisi ini terjadi akibat tersumbatnya saluran getah bening di penis untuk sementara waktu. Lymphocele sering terjadi pada pria yang baru menjalani operasi prostat dalam waktu dekat.
Pembengkakan penis akibat lymphocele umumnya dapat mereda dengan sendirinya dan tidak berbahaya.
6. Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie dapat dikenal dari gejala penis bengkak, penis bengkok atau melengkung dan nyeri saat ereksi, serta rasa nyeri saat berhubungan seksual. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kelainan genetik, cedera pada penis, penuaan, atau kelainan pada jaringan ikat penis.
7. Limfedema genital
Limfedema genital adalah penumpukan cairan getah bening yang menyebabkan pembengkakan di area organ intim, termasuk pada penis dan skrotum. Limfedema disebabkan oleh penyumbatan atau kerusakan pada saluran atau kelenjar getah bening.
Selain bengkak di penis, limfedema genital juga bisa menyebabkan keluhan lain berupa nyeri saat berkemih dan berhubungan seksual serta buang air kecil tersendat-sendat.
Berbagai Penanganan Penis Bengkak
Mengatasi penis bengkak perlu disesuaikan pada penyebab yang mendasarinya. Namun, untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi, Anda bisa kompres penis menggunakan es yang dibungkus kain selama beberapa menit.
Jika penis bengkak tak kunjung membaik, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Setelah penyebabnya diketahui, dokter dapat memberikan beberapa langkah penanganan penis bengkak berikut ini:
Membalut penis dengan perban
Penis bengkak karena parafimosis dapat diatasi dengan meredakan bengkak terlebih dahulu. Caranya adalah dengan membalut penis dengan perban yang sedikit kencang. Setelah pembengkakan pada penis berkurang, dokter akan menarik kulup penis.
Membuka kulup penis
Bila kulup penis masih tidak bisa ditarik, dokter akan melakukan sayatan kecil pada kulup agar kulit penis yang tersangkut dapat lebih longgar dan mudah ditarik. Selain dengan sayatan kecil, dokter juga dapat melakukan tindakan aspirasi atau menyedot cairan di dalam penis yang membengkak untuk mengempeskan penis.
Menggunakan obat-obatan
Jika penis bengkak disebabkan oleh peradangan akibat alergi atau iritasi, dokter dapat meresepkan krim atau salep kortikosteroid untuk mengatasi peradangan pada penis. Untuk mengobati penis bengkak yang disebabkan oleh infeksi, dokter dapat memberikan antibiotik atau antijamur, tergantung penyebab infeksinya.
Melakukan tindakan sunat
Ketika penis bengkak terjadi secara berulang dan membuat kulup tidak bisa ditarik lagi atau sulit dibersihkan, dokter akan menyarankan tindakan sunat.
Untuk mencegah terjadinya penis bengkak, Anda disarankan untuk rutin membersihkan penis, megnhindari sabun maupun losion dengan bahan yang bisa mengiritasi kulit penis, serta gunakan kondom dan hindari kebiasaan berhubungan seksual berganti-ganti pasangan.
Sebagian penyebab penis bengkak tidak berbahaya dan dapat membaik dengan sendirinya. Namun, terkadang penis bengkak bisa disebabkan oleh penyakit yang perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan penis bengkak yang semakin parah atau beserta keluhan yang mengganggu, seperti nyeri, keluar darah atau nanah dari penis, demam, dan kesulitan buang air kecil atau berhubungan seksual.