Positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus tentunya dapat menimbulkan rasa khawatir. Meski tidak selalu berbahaya, keluhan ini bisa saja menjadi pertanda adanya gangguan kehamilan yang cukup serius dan butuh penanganan oleh dokter.
Keluar sedikit darah dari vagina atau flek saat hamil tergolong umum terjadi, khususnya di trimester pertama kehamilan. Flek yang muncul biasanya berwarna merah muda atau kecokelatan dan mirip seperti flek menstruasi.
Flek saat hamil yang normal berlangsung sekitar beberapa hari saja. Namun, jika sudah positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus, mungkin ada kondisi atau penyakit yang mendasarinya dan perlu segera mendapatkan penanganan.
Penyebab Positif Hamil Tetapi Keluar Darah Terus-menerus
Berikut ini adalah penyebab sudah positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus:
1. Perubahan hormonal
Pada usia kehamilan 6–8 minggu, plasenta mulai berkembang dan memproduksi hormon yang mendukung kelangsungan kehamilan. Namun, pada masa ini hormon progesteron dapat mengalami penurunan untuk sementara waktu, yang efek sampingnya dapat menimbulkan bercak atau perdarahan berat mirip seperti menstruasi.
Saat tubuh mulai memproduksi kembali hormon progesteron, perdarahan vagina akan terhenti dan kehamilan dapat tetap berlangsung dengan sehat.
2. Olahraga berlebihan
Jika Anda masih sering berolahraga atau beraktivitas dengan intensitas yang berat maupun secara berlebihan sampai kelelahan, ini bisa menjadi penyebab sudah positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus. Hal ini pun mungkin terjadi jika Anda sering mengangkat beban yang berat.
Tubuh yang tidak bertenaga, nyeri otot, mudah terserang flu, kehilangan keseimbangan, dan sulit tidur, merupakan hal lain yang menandakan bahwa Anda harus mengurangi aktivitas saat hamil.
3. Polip serviks
Polip serviks merupakan salah satu penyebab umum sudah positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus. Polip serviks yang sudah ada sebelum kehamilan dapat lebih rentan berdarah ketika hamil karena perubahan hormonal.
Peningkatan pembuluh darah di sekitar leher rahim juga membuat polip lebih mungkin untuk berdarah saat terjadi kontak, seperti berhubungan seksual atau pemeriksaan kehamilan.
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik bisa menjadi penyebab positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus. Selain perdarahan berat, kehamilan ektopik bisa disertai dengan nyeri perut atau panggul, pusing, hingga kehilangan kesadaran. Kondisi ini merupakan keadaan medis darurat yang perlu segera mendapatkan penanganan.
5. Keguguran
Positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus, khususnya jika usia kandungan masih di bawah 13 minggu, dapat menjadi tanda keguguran. Perdarahan ini juga dapat disertai keluarnya gumpalan darah dari vagina, nyeri punggung, serta kram atau kontraksi.
6. Gangguan pada plasenta
Setelah 20 minggu positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus, mungkin saja Anda mengalami gangguan pada plasenta, seperti plasenta previa atau solusio plasenta.
Menjelang persalinan, leher rahim akan mulai membuka dan rahim akan berkontraksi. Jika plasenta berada di depan leher rahim, seperti pada kasus plasenta previa, plasenta akan meregang saat leher rahim terbuka sehingga menyebabkan perdarahan.
Sementara itu, perdarahan akibat solusio plasenta terjadi karena lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan. Kondisi ini biasanya disertai dengan nyeri perut yang tidak tertahankan dan muncul secara tiba-tiba.
7. Infeksi selama kehamilan
Infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi menular seksual yang dialami ibu hamil, seperti klamidia, gonore, atau herpes, dapat menyebabkan perdarahan vagina. Kondisi tersebut juga dapat menimbulkan rasa sakit atau terbakar saat pipis, kram di perut bagian bawah, bau urine yang menyengat, dan warna urine yang keruh.
Selain penyebab di atas, sudah positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus juga mungkin disebabkan oleh cedera pada area vagina, tumor pada sistem reproduksi, atau komplikasi dari varises vagina. Namun, penyebab ini tergolong jarang terjadi.
Penanganan Positif Hamil Tetapi Keluar Darah Terus-menerus
Penanganan perdarahan vagina saat hamil akan disesuaikan dengan penyebabnya. Untuk memastikan penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya, seperti tes darah, USG transvaginal, dan pemeriksaan tingkat hCG.
Anda mungkin juga akan menjalani USG perut guna memeriksa detak jantung janin, memeriksa posisi plasenta, serta melihat tanda-tanda keguguran atau kehamilan ektopik. Setelah diketahui penyebabnya, barulah dokter dapat menentukan perawatan serta pengobatannya.
Contohnya, jika kondisi ini disebabkan oleh ISK, dokter dapat meresepkan antibiotik yang aman dikonsumsi ibu hamil.
Di samping menjalani pengobatan dari dokter, Anda juga dianjurkan untuk melakukan dan menghindari beberapa hal berikut ini:
- Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup dan tidur yang berkualitas. Bila memungkingkan, sempatkan waktu untuk tidur siang.
- Ganjal kaki dengan bantal saat duduk atau tidur.
- Minum air putih sebanyak 8–12 gelas sehari guna mencegah dehidrasi.
- Batasi aktivitas fisik dan hindari olahraga berlebihan.
- Hindari mengangkat benda yang berat.
- Hindari bepergian jauh.
Jika Anda sudah positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi Anda.