Penyebab vitiligo belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena adanya gangguan autoimun, sampai faktor genetik. Yuk cek informasi lengkapnya di artikel ini.
Vitiligo adalah kondisi ketika kulit kehilangan warna alaminya karena sel-sel yang memproduksi melanin mengalami kematian atau tidak berfungsi dengan normal. Hal ini menyebabkan munculnya bercak putih di kulit, yang tampak lebih kontras pada seseorang dengan kulit lebih gelap.
Bercak putih vitiligo dapat muncul di mana saja dan umumnya simetris di kedua bagian tubuh, misalnya bercak di tangan kanan dan tangan kiri. Namun, ada juga bercak vitiligo yang muncul hanya pada satu bagian tubuh saja. Tidak hanya menyerang kulit, vitiligo juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya, seperti rambut, mata, dan mulut.
Beberapa Penyebab Vitiligo
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, vitiligo terjadi karena berkurangnya kadar melanin pada kulit. Namun, penyebab menurunnya kadar melanin ini masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa kondisi yang diduga berkaitan dengan penurunan kadar melanin di kulit nih, yaitu:
Penyakit autoimun
Penyakit autoimun diduga menjadi penyebab vitiligo. Pada penderita autoimun, sistem kekebalan tubuhnya mengira jika sel melanosit merupakan sel yang berbahaya dan perlu dihancurkan. Padahal melanosit merupakan sel normal yang memproduksi melanin.
Penyakit autoimun yang dikaitkan dengan vitiligo antara lain adalah penyakit tiroid, penyakit Addison, psoriasis, lupus, rheumatoid arthritis, dan diabetes tipe 1.
Faktor keturunan
Penelitian menunjukkan bahwa faktor keturunan membuat seseorang lebih rentan mengalami vitiligo. Sekitar 20% orang dengan vitiligo memiliki anggota keluarga yang juga menderita kelainan kulit ini.
Paparan bahan kimia
Penelitian lain menunjukkan bahwa paparan bahan kimia bisa menjadi penyebab vitiligo. Ini terjadi akibat penggunaan produk yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti krim pencerah kulit dan pewarna rambut. Jika bahan kimia tersebut terkena kulit, kulit akan kehilangan sel pigmen dan mengalami perubahan warna.
Beberapa hal lain seperti stres, infeksi kulit, atau luka bakar diduga juga dapat menjadi pemicu terjadinya autoimun yang kemudian membuat kerusakan sel melanin di kulit.
Penanganan Vitiligo
Penanganan vitiligo tergantung pada usia penderita serta penyebab, tingkat keparahan, dan dampak vitiligo pada kehidupan sehari-hari. Perlu diingat, bahwa tujuan penanganan bukan untuk menyembuhkan vitiligo, melainkan untuk mengembalikan warna kulit mendekati semula.
Berikut ini adalah beberapa penanganan vitiligo:
1. Obat-obatan
Obat yang dapat menghentikan perkembangan vitiligo memang belum ada, tetapi ada beberapa obat resep dokter yang bisa mengembalikan warna kulit normal pada penderita vitiligo, yaitu:
Kortikosteroid oles
Dokter bisa meresepkan krim atau salep kortikosteroid untuk membantu mengembalikan warna kulit, terutama jika vitiligo masih berada di tahap awal dan belum meluas. Kortikosteroid oles yang bisa diresepkan oleh dokter adalah betamethasone, fluticasone, dan hydrocortisone. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan oleh ibu hamil.
Penggunaan jangka panjang obat ini bisa menimbulkan efek samping berupa penipisan lapisan kulit dan stretch mark.
Tacrolimus
Jika bercak vitiligo muncul hanya di area kulit tertentu, seperti di wajah atau leher, dokter bisa meresepkan salep yang mengandung tacrolimus. Namun, salep ini bisa menimbulkan efek berupa rasa panas atau sakit saat dioleskan ke kulit.
2. Fototerapi
Jika penggunaan obat salep tidak bisa mengatasi vitiligo yang makin menyebar luas, dokter umumnya akan merekomendasikan terapi sinar UV (fototerapi).
Terapi ini dilakukan dengan memaparkan sinar narrow band ultraviolet B (UVB) ke area kulit yang mengalami vitiligo. Sebelum memulai prosedur terapi laser, dokter akan memberikan obat golongan psoralen, seperti methoxsalen, agar kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar UV.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pasien setidaknya harus menjalani prosedur terapi laser sebanyak 2–3 kali dalam 1 minggu, selama 6–12 bulan.
3. Operasi
Operasi akan disarankan oleh dokter jika obat atau terapi laser tidak berhasil dalam menangani vitiligo. Prosedur ini bertujuan untuk mengembalikan warna normal pada kulit yang terkena vitiligo.
Operasi untuk menangani vitiligo yang umumnya dilakukan adalah cangkok kulit. Prosedur ini dilakukan dengan cara melapisi kulit yang terkena vitiligo dengan kulit sehat dari area tubuh yang lain.
Selain penanganan vitiligo di atas, penderita vitiligo juga bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi risiko vitiligo menjadi makin parah, yaitu:
- Memakai tabir surya dengan SPF minimal 30, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari
- Menggunakan pelindung diri untuk menghindari paparan sinar matahari, seperti topi atau payung
- Menerapkan pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan minum cukup air
- Mengelola stres dengan bijak
Perlu diketahui, bahwa vitiligo tergolong penyakit kulit tidak menular dan tidak mengancam nyawa. Sehingga, penderita dengan kondisi ini sebaiknya tidak didiskriminasi, apalagi bercak vitiligo sendiri bisa sangat mengganggu bagi penderitanya, terutama jika muncul di area kulit yang terlihat seperti di kulit wajah.
Selain itu, terapi untuk vitiligo memang memerlukan kesabaran dan waktu yang ekstra ya. Hasil terapinya pun akan berbeda-beda pula tergantung kondisi masing-masing penderitanya. Sehingga, dukungan dari orang terdekat sangat diperlukan.
Jika kamu mengalami perubahan warna kulit yang terjadi dengan cepat, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter ya. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat menentukan penyebabnya. Apabila kondisi tersebut disebabkan oleh vitiligo, dokter akan mencari tahu penyebabnya dan memberikan penanganan yang sesuai.