Umumnya, bahasa isyarat digunakan sebagai media komunikasi bagi para penyandang tuna rungu atau tuna wicara. Namun, selain itu, bahasa isyarat juga bisa dimanfaatkan untuk memperlancar kemampuan berkomunikasi anak.
Pada anak normal yang masih belum bisa berbicara, bahasa isyarat dapat menjadi alat bantu komunikasi antara ia dan ibu atau keluarganya. Bahasa isyarat dinilai dapat mempercepat kemampuan anak untuk berbahasa dan berkata-kata. Bahkan, anak yang belajar bahasa isyarat diyakini memiliki IQ yang lebih tinggi.
Bahasa Isyarat di Indonesia
Bahasa isyarat menggunakan gerakan tangan dan tubuh, serta ekspresi dalam menyampaikan kata dan kalimat. Seperti bahasa mana pun, bahasa isyarat antar satu negara dengan negara lainnya bisa berbeda.
Amerika Serikat, misalnya, menggunakan pedoman bahasa isyarat ASL (American Sign Language). Sementara di Indonesia, terdapat dua pedoman bahasa isyarat yang digunakan, yakni Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI).
Pedoman bahasa isyarat antara SIBI dan BISINDO memiliki perbedaan. SIBI umumnya lebih baku dan menggunakan satu tangan, sementara BISINDO cenderung lebih luwes dan menggunakan gerakan kedua tangan. Bahkan, BISINDO bisa memiliki variasi atau “dialek” yang berbeda di setiap daerah.
Cara Memperkenalkan Bahasa Isyarat kepada Anak
Bahasa isyarat bisa dipelajari oleh siapa saja, tidak sebatas pada anak penyandang tuna rungu atau yang mengalami gangguan pendengaran. Bahasa isyarat juga penting diajarkan kepada anak untuk kelancaran komunikasinya.
Bahasa isyarat sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak ia berusia 6–8 bulan. ada usia ini, anak sudah mulai bisa menyampaikan apa yang diinginkannya melalui gerakan-gerakan.
Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa isyarat yang dapat diperkenalkan kepada anak:
1. Bahasa isyarat meminta minum
Saat anak haus dan ingin minum, berikan bahasa isyarat ingin minum dengan cara meletakan tangan di dekat dada lalu buatlah bentuk C dengan tangan seolah-olah Anda sedang memegang gelas. Setelah itu, gerakkan tangan mendekat ke mulut seolah-olah Anda sedang minum dari gelas.
2. Bahasa isyarat lapar
Untuk tanda lapar, Anda dapat melingkarkan tangan di leher, kemudian pindahkan tangan dari leher ke perut.
3. Bahasa isyarat selesai
Anda juga dapat mengajari anak bahasa isyarat yang menandakan selesai makan. Caranya, angkat kedua tangan ke depan dada dengan telapak tangan menghadap ke wajah. Setelah itu, telapak tangan diputar balik membelakangi wajah.
4. Bahasa isyarat mandi
Saat mengajak anak mandi, Anda bisa gunakan bahasa isyarat dengan mengepalkan dua tangan di dada, lalu gerakkan tangan ke atas dan ke bawah seolah-olah Anda sedang membersihkan diri.
Sebenarnya masih banyak bahasa isyarat yang bisa Anda perkenalkan kepada anak. Namun, hal terpenting yang perlu diingat adalah Anda harus sabar dalam memperkenalkan bahasa isyarat kepada anak, karena ia juga butuh waktu untuk mempelajarinya.
Belajar bahasa isyarat awalnya memang sulit, tetapi akan menjadi semakin mudah jika rutin dipelajari dan dipraktekkan. Untuk memulainya, Anda bisa coba mempelajari bahasa isyarat dengan cara berikut ini:
Mulai dari huruf abjad
Anda dapat mulai belajar bahasa isyarat dari huruf A–Z. Pelajari gerakan tangan yang terbentuk untuk mengungkap huruf demi huruf dan pelajari berulang kali agar Anda dapat mengingatnya.
Susun menjadi kata
Setelah bahasa isyarat untuk alfabet dihafal, Anda dapat melaju ketahap berikutnya, yaitu belajar kata perkata. Cara termudah menyusun kata menggunakan bahasa isyarat adalah dengan mengeja kata-kata tersebut.
Contohnya, Anda ingin mengatakan ‘makan’, maka Anda dapat menyampaikan bahasa isyarat dengan menyusun huruf menjadi kata, yaitu m-a-k-a-n.
Ikut kelas bahasa isyarat
Jika sudah menguasai kedua hal tersebut, Anda dapat mulai ikut kelas bahasa isyarat, baik kelas pertemuan langsung atau kelas online.
Selain dapat melatih kemampuan komunikasi anak sejak dini, peran dan manfaat bahasa isyarat dinilai juga bisa mempererat hubungan ibu dan anak.
Bahasa isyarat cukup sederhana dan mudah dilakukan. Banyak orang yang bisa mempelajarinya sendiri. Namun, tidak ada salahnya bila Anda berkonsultasi dengan dokter atau pelatih khusus, bahkan bergabung dengan komunitas pengguna bahasa isyarat untuk membantu Anda berlatih kemampuan bahasa isyarat lebih dalam.