Sidik jari DNA adalah serangkaian tes untuk mengidentifikasi informasi genetik seseorang. Sampel tes sidik jari DNA diambil dari pola atau guratan di permukaan kulit jari. Tes ini dianggap akurat karena kemungkinan dua orang atau lebih memiliki sidik jari DNA yang sama sangat kecil.
Tes sidik jari DNA bertujuan mengidentifikasi pola materi genetik (DNA) yang spesifik pada tiap individu. Sidik jari DNA bisa dilakukan untuk beberapa kondisi, seperti kasus kriminal, forensik, atau tes DNA, guna mengetahui orang tua kandung atau keluarga.
Pada dasarnya, hampir 99 urutan DNA dalam tubuh manusia memiliki kesamaan, tetapi tetap memiliki sejumlah kecil perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini lalu digunakan untuk membedakan antara satu individu dengan individu yang lain.
Cara Kerja Tes Sidik Jari DNA
Pemeriksaan dilakukan dengan pengambilan sampel yang mengandung DNA, termasuk jejak sidik jari. Bila tidak memungkinkan, sampel untuk tes sidik jari DNA juga bisa diambil dari jejak liur, helaian rambut, keringat, atau cairan mani.
Sampel yang ditemukan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium menggunakan bahan-bahan kimia untuk memecah rangkaian DNA. Hasil tes akan dilihat dari pengulangan urutan DNA di dalam sampel, lalu dicocokkan dengan informasi orang yang sedang dicari.
Ada berbagai cara lainnya untuk bisa mendapatkan sampel DNA selain menggunakan sidik jari, antara lain:
Memakai sampel darah dari tumit
Sampel darah dari tumit biasanya dilakukan pada bayi untuk mendapatkan sampel DNA nya. Kemudian, darah dibawa ke laboratorium dan diperiksa dengan menggunakan berbagai alat-alat khusus.
Tes ini bisa dilakukan sebagai salah satu pemeriksaan guna mengidentifikasi masalah kesehatan pada bayi, seperti fibrosis kistik atau hipotiroid.
Sampel darah dari pembuluh darah
Pengambilan sampel darah dari pembuluh darah biasanya dilakukan untuk orang dewasa atau anak-anak. Untuk memunculkan pembuluh darah, bagian lengan atas biasanya akan dibebat untuk menghambat aliran darah.
Metode lainnya juga dapat dilakukan jika pengambilan darah tidak memungkinkan untuk dilakukan. Sampel DNA bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti:
- Darah kering
- Kulit
- Apusan mukosa pipi di dalam mulut (buccal swab)
- Urine
- cairan ketuban
- Tulang
- Gigi
Pemanfaatan Sidik Jari DNA untuk Memecahkan Masalah Hukum
Penentuan sidik jari DNA sudah digunakan oleh beberapa negara sebagai alat memecahkan kasus hukum atau kriminal. Contoh kasus yang berhasil dipecahkan menggunakan sidik jari DNA adalah kasus pembunuhan dan pemerkosaan.
Dengan penentuan kepemilikan DNA, para pelaku yang bukti-bukti genetiknya tertinggal di lokasi kejahatan bisa ditangkap. Berkat tingkatan akurasinya, pada tahun 1986, pemakaian DNA untuk menemukan pelaku kriminal sudah diterapkan hampir di seluruh negara.
Kekurangan Sidik Jari DNA
Meski bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan penting, faktanya sidik jari DNA masih memiliki beberapa kekurangan, seperti:
- Kelembapan dan suhu ruangan, kontaminasi bakteri, atau paparan sinar ultraviolet (UV) yang dapat mempengaruhi sampel
- Sidik jari yang diambil berisiko disalahgunakan
Selain dapat membantu menentukan pelaku kejahatan, pengujian DNA juga bermanfaat untuk mengidentifikasi korban kejahatan, terutama ketika korban tidak memiliki tanda identitas. Bukan hanya korban kejahatan, para korban bencana alam juga bisa diidentifikasi berkat teknik profiling DNA ini.
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, pemakaian DNA menjadi semakin luas. Tidak hanya dalam kasus kriminal, tes sidik jari DNA juga dikembangkan untuk keperluan donor organ, mengidentifikasi hingga menemukan pengobatan dari penyakit yang diturunkan secara genetik.