Sistem saraf motorik merupakan rangkaian saraf di otak, tulang belakang, dan jaringan otot yang berperan penting dalam pergerakan tubuh manusia, seperti berbicara, berjalan, dan menulis. Bila fungsi sistem saraf motorik terganggu, hal ini bisa membuat tubuh sulit bergerak atau bahkan lumpuh.
Sistem saraf motorik manusia terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi terdiri dari sekumpulan saraf yang menghubungkan saraf pusat ke sistem muskuloskeletal yang meliputi otot, tulang, dan sendi.
Selain itu, sistem saraf motorik juga terhubung dengan saraf sensorik sehingga memungkinkan tubuh manusia untuk membentuk gerakan refleks sebagai respons pertahanan tubuh terhadap sesuatu yang berbahaya.
Misalnya, saat tangan terkena benda panas atau api, secara otomatis tangan akan bergerak menjauhi benda tersebut guna mencegah terjadinya cedera atau luka. Meski tampak sederhana, hal ini sebenarnya melibatkan berbagai kerja sistem saraf yang kompleks.
Cara Kerja Sistem Saraf Motorik
Sistem saraf motorik, baik saraf pusat maupun saraf tepi, saling bekerja sama dalam meneruskan rangsang dari otak ke otot agar terjadi suatu gerakan tubuh, seperti berjalan, duduk dan berdiri, bernapas, atau menulis.
Berikut ini ini adalah proses cara kerja sistem saraf motorik dalam menunjang pergerakan tubuh manusia:
- Rangsangan untuk menggerakkan bagian tubuh dikirim dari otak ke sumsum tulang belakang dan diteruskan ke saraf tepi pada anggota gerak tubuh
- Saraf motorik tepi akan menerima dan melanjutkan rangsangan tersebut ke serat otot
- Setelah itu, otot akan menggerakkan tulang sesuai dengan tumpuannya pada sendi tertentu
Ketika terdapat kerusakan saraf motorik, baik pada saraf pusat atau saraf tepi, tubuh akan kesulitan untuk bergerak. Pada tahap awal, gangguan saraf motorik bisa menyebabkan kelemahan, tetapi lama-kelamaan bisa juga terjadi kelumpuhan.
Jika kerusakan ini cukup parah atau sudah permanen, lama-kelamaan jaringan otot bisa mengecil atau mengalami atrofi karena jarang digunakan.
Waspadai Penyakit pada Sistem Saraf Motorik
Tak hanya bisa menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan, gangguan pada saraf motorik juga bisa menyebabkan gangguan pada gerakan tubuh, misalnya tubuh gemetaran atau tremor dan gangguan koordinasi tubuh seperti ataksia.
Berbagai gangguan pada saraf motorik tersebut bisa menyebabkan penderitanya menjadi kesulitan dalam beraktivitas, misalnya berbicara, menelan, menulis, berjalan, atau meraih dan mengambil benda tertentu.
Berikut ini adalah beberapa penyakit saraf motorik yang dapat terjadi:
1. Sklerosis lateral amiotrofik (SLA)
Penyakit ini tergolong jarang terjadi, tetapi cukup berbahaya karena dapat membuat fungsi saraf motorik di tubuh penderitanya terganggu secara signifikan. Umumnya, SLA lebih sering diderita oleh laki-laki dibandingkan perempuan.
SLA dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kemampuan untuk mengendalikan otot lengan, kaki, dan mulut. Dalam jangka panjang, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan dan gangguan menelan.
2. Sklerosis lateral primer (SLP)
Sklerosis lateral primer adalah salah satu penyakit sistem saraf motorik langka yang menyerang sistem saraf motorik pusat. Penyakit ini bisa membuat otot lengan dan kaki kaku, sehingga penderitanya akan sulit berjalan dan mudah terjatuh.
3. Atrofi otot progresif (AOP)
Penyakit atrofi otot progresif menyebabkan kerusakan pada saraf motorik tepi. Penyakit ini biasanya diawali dengan kelemahan pada otot-otot lengan, lalu menjalar pada tubuh dan tungkai hingga kaki. Selain itu, penderita penyakit ini juga sering mengalami kram otot.
4. Atrofi otot tulang belakang
Hampir sama dengan AOP, atrofi otot tulang belakang juga menyerang saraf motorik tepi. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan gen SMN1 yang berfungsi untuk melindungi saraf motorik. Dengan begitu, otot akan perlahan melemah, terutama pada lengan, kaki bagian atas, dan batang tubuh.
Selain itu, masih banyak penyakit lain yang bisa menyerang sistem saraf motorik, seperti penyakit Parkinson, sindrom Guillain Barré, polio, dan cerebral palsy.
Penyakit atau gangguan pada sistem saraf motorik bisa disebabkan oleh berbagai kondisi. Sebagian penyakit ini bisa sembuh sendiri dan tidak berbahaya, tetapi bisa juga menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama jika terlambat ditangani atau tidak diobati dengan tepat.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala gangguan atau penyakit pada sistem saraf motorik, misalnya tubuh sulit digerakkan atau terasa lemah, lumpuh, tubuh gemetaran, atau sulit melakukan gerakan tertentu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Untuk mendiagnosis penyakit pada sistem saraf motorik, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah dan urine
- Pungsi lumbal
- Elektromiografi (EMG)
- Elektroensefalografi (EEG)
- Biopsi otot
- Pemeriksaan radiologi, misalnya MRI dan CT scan
Setelah diagnosis penyakit dan penyebabnya diketahui, dokter bisa memberikan penanganan untuk mengatasi gangguan pada sistem saraf motorik. Penanganan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pemberian obat-obatan, fisioterapi, atau operasi.
Sementara itu, pada kasus yang sudah parah ketika gangguan saraf motorik sudah menimbulkan kecacatan atau penurunan kualitas hidup yang drastis, dokter bisa menyarankan terapi okupasi.
Kesehatan sistem saraf motorik sangat penting untuk dijaga. Oleh karena itu, bila Anda mengalami keluhan atau gejala tertentu akibat gangguan pada sistem saraf motorik, segera periksakan diri ke dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat.