Meskipun terdengar sama, gangguan obsesif kompulsif (OCD) berbeda dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD). OCPD diklasifikasikan sebagai gangguan kepribadian, tetapi tidak untuk OCD.
Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder atau OCD) ditandai dengan suatu ketakutan dan pikiran yang tidak diinginkan (obsesi) yang mendorong seseorang untuk melakukan aksi tertentu secara berulang (kompulsi). Aksi kompulsif ini dilakukan untuk mengurangi rasa cemas yang muncul dari pikirannya sendiri.
Sementara itu, gangguan kepribadian obsesif kompulsif (obsessive compulsive personality disorder atau OCPD) adalah kondisi di mana penderitanya memiliki kepribadian yang sangat perfeksionis dan terobsesi dengan kesempurnaan dalam semua aspek hidupnya.
Sering kali, seseorang dengan OCPD merasa bahwa caranya melakukan sesuatu adalah yang paling benar dan bertentangan dengan orang lain yang memiliki cara berbeda.
Gejala Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Seseorang dengan gangguan obsesif kompulsif biasanya memiliki tanda-tanda berikut ini:
-
Obsesi
Obsesi merupakan pikiran, ide, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan tetapi tetap muncul secara berulang. Contoh obsesi adalah kebutuhan yang berlebihan terhadap kebersihan, keamanan, atau simetri.
-
Emosi
Emosi negatif, seperti kecemasan atau rasa jijik, biasanya timbul akibat kecemasan yang muncul sebelumnya. Seseorang dengan gangguan obsesif kompulsif menyadari bahwa obsesi dan kekhawatirannya tidak logis, tetapi tidak dapat menghentikannya.
-
Kompulsi
Orang dengan OCD akan melakukan aksi tertentu secara berulang (kompulsi) untuk meredakan kecemasannya, seperti mencuci tangan, memeriksa kunci pintu, mengatur posisi barang, atau mengatakan suatu kalimat secara berulang.
Tindakan ini memberikan rasa tenang yang sementara bagi penderita gangguan obsesif kompulsif. Pada akhirnya, tindakan kompulsif dapat mengganggu produktivitas dan kehidupan penderitanya.
Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif (OCPD)
Seseorang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki pemikiran yang terpaku (preokupasi) pada keteraturan, kesempurnaan (perfeksionisme), serta kontrol mental dan hubungan dengan orang lain (interpersonal).
Kondisi tersebut ditandai dengan gejala-gejala berikut ini:
- Pikiran terpaku pada detail kecil, peraturan, urutan, daftar, dan jadwal secara berlebihan, sehingga tujuan utama dari tugas yang harus dijalankannya terlupakan
- Perfeksionisme berlebihan yang menyebabkan tugasnya tidak dapat diselesaikan karena hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan standarnya yang sangat tinggi
- Adanya dedikasi yang berlebihan terhadap pekerjaan (bukan untuk alasan keuangan), sehingga hubungan dengan keluarga, teman, atau orang di sekitarnya terabaikan
- Sangat kaku dan tidak fleksibel terhadap nilai-nilai moral dan etik
- Tidak dapat membuang barang-barang yang sudah tidak terpakai atau terlalu sering merapikan dan membersihkan rumah.
- Tidak dapat memercayakan pekerjaan kepada orang lain dan tidak dapat bekerja dengan orang lain, kecuali orang lain mengikuti standar dan cara kerjanya dengan sama persis
- Tidak rela menggunakan uang, baik untuk kepentingannya sendiri maupun orang lain
- Bersifat sangat keras kepala dan kaku
Perbedaan Utama OCD dan OCPD
OCD dan OCPD memiliki beberapa kemiripan, seperti pikiran yang kaku dan perilaku yang berfokus pada keteraturan dan perfeksionisme. Namun, ada beberapa perbedaan yang signifikan di antara keduanya, yaitu:
- OCD biasanya hanya dialami pada satu aspek tertentu, misalnya cemas akan kebersihan yang membuat penderita mencuci tangan secara terus-menerus. Hal ini berbeda dengan perfeksionisme OCPD yang bersifat lebih menyeluruh dalam segala aspek hidupnya.
- Tindakan kompulsif penderita OCD dilakukan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, misalnya infeksi bakteri karena tangan yang kotor. Namun, pada OCPD, tindakan-tindakan kompulsif dilakukan karena keinginan untuk mencapai standar kesempurnaannya yang sangat tinggi.
- Orang dengan OCD sering kali menyadari bahwa perilakunya bersifat tidak rasional, sedangkan orang dengan OCPD percaya bahwa pemikiran dan perilakunya adalah yang paling tepat.
Pada dasarnya, OCD merupakan bentuk gangguan di mana penderita melakukan tindakan berulang untuk mengurangi rasa cemas dari pikiran obsesifnya. Sementara pada penderita OCPD, segala tindakan yang sangat perfeksionis merupakan sifat untuk mencapai standarnya sendiri, yang sering kali lebih tinggi daripada standar umumnya.
Jika Anda mengalami gejala obsesif kompulsi seperti di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater, apalagi bila gejala tersebut sudah mengganggu kehidupan Anda sehari-hari dan hubungan Anda dengan orang lain. Selain konsultasi, psikiater juga dapat memberikan penanganan yang sesuai, mulai dari terapi hingga peresepan obat.
Ditulis oleh:
dr. Irene Cindy Sunur