Anak hiperaktif perlu dirawat dan didampingi dengan kesabaran serta tenaga yang ekstra. Agar anak hiperaktif bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, orang tua perlu memahami perilaku mereka dan cara mengasuhnya.
Anak hiperaktif akan terlihat tidak bisa diam dan punya energi yang banyak untuk melakukan aktivitas yang disukainya. Sikap ini umumnya terlihat pada anak yang berada di masa prasekolah dan perlu dikelola dengan baik supaya ia tidak kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan bisa berinteraksi dengan teman sebayanya.
Sikap hiperaktif yang dimiliki anak juga perlu untuk diwaspadai karena kondisi ini bisa menjadi gejala dari attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Kategori Anak Hiperaktif atau ADHD
Perilaku anak hiperaktif atau anak dengan ADHD dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kurang memperhatikan (inatensi) dan tidak bisa diam atau hiperaktif-impulsif.
Anak hiperaktif dengan kategori inatensi memiliki gejala sebagai berikut:
- Mudah teralihkan dan memiliki perhatian yang pendek
- Sering kali ceroboh dalam mengerjakan sesuatu
- Mudah lupa atau kehilangan sesuatu
- Selalu tidak tepat dalam menjalankan sebuah instruksi
- Sulit mengikuti aktivitas yang menghabiskan terlalu banyak waktu
- Kesulitan dalam mengatur tugas
Sementara itu, anak hiperaktif dengan kategori hiperaktif-impulsif memiliki gejala berikut ini:
- Tidak bisa duduk diam, terutama dalam lingkungan yang tenang
- Selalu merasa gelisah
- Sulit berkonsentrasi saat mengerjakan tugas
- Suka menggerakkan tubuhnya secara berlebihan
- Sering atau banyak berbicara
- Tidak bisa menunggu giliran
- Sering bertindak tanpa berpikir
- Tidak memiliki rasa takut
Anak dengan ADHD bisa lebih dominan ke salah satu kategori tersebut dan bisa juga kombinasi keduanya. Beberapa gejala di atas dapat menyebabkan masalah yang signifikan dalam kehidupan anak, seperti prestasi yang rendah di sekolah, interaksi sosial yang buruk, serta tingkat disiplin yang rendah.
Cara Mendampingi Anak Hiperaktif
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan anak hiperaktif. Namun, kondisi ini dapat dikelola melalui dukungan dan pendidikan yang tepat untuk orang tua dan anak. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat untuk mengontrol gejala ADHD yang muncul dan menganjurkan terapi.
Jika Anda memiliki anak hiperaktif, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol perilaku anak:
1. Membangun kehidupan anak yang terorganisir dan terstruktur
Bantulah anak Anda dalam mengelola kehidupannya, seperti mengatur waktu beraktivitas atau menjaga lingkungannya tetap rapi. Berikan pula instruksi yang terstruktur, singkat, dan spesifik.
Saat mainan atau bukunya berantakan misalnya, Anda bisa memintanya untuk menaruh mainan kembali ke kotak mainan dan mengembalikan buku ke raknya. Setelah anak melakukannya, berikan ia pujian.
2. Menciptakan waktu tidur yang teratur
ADHD dapat menyebabkan masalah tidur yang membuat gejalanya semakin parah. Ciptakan waktu tidur anak yang baik dengan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya. Hindari bermain komputer atau menonton TV sebelum tidur karena dapat mengganggu waktu istirahatnya.
3. Menerapkan disiplin positif pada anak
Terapkanlah disiplin yang tegas dengan penuh kasih sayang. Anda dapat melakukannya dengan cara menghargai perilaku baik yang anak lakukan dan mencegah perilaku negatif yang berada di luar kendali.
Jangan hanya mengucapkan terima kasih ketika ia membantu Anda, tetapi singgung pula usaha yang ia lakukan, seperti “Terima kasih sudah membantu ibu mencuci piring.” Dengan cara ini, anak menjadi tahu tindakan apa saja yang tergolong baik.
4. Menghabiskan waktu bersama anak
Luangkan waktu Anda setiap harinya untuk sekadar berbincang dan beraktivitas bersama anak. Berikan anak Anda perhatian penuh dan pujilah perilaku positif yang ia lakukan.
Anda juga dapat menghabiskan waktu bersama anak Anda dengan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan keliling komplek atau berolahraga. Namun, pastikan ia tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat saat dekat dengan waktu tidurnya.
5. Membina hubungan keluarga yang sehat
Hubungan antara semua anggota keluarga berperan besar dalam mengelola atau mengubah perilaku anak hiperaktif. Pasangan suami-istri dengan ikatan yang kuat sering kali merasa lebih mudah menghadapi tantangan menjadi orang tua.
Upayakan untuk menjalin komunikasi yang sehat dengan anak Anda. Jika ia mengajak Anda bicara, tanggapi dengan tenang dan sabar.
Cara Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif lebih sulit berkonsentrasi dan beradaptasi di kelas dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Kondisi ini bisa berdampak negatif pada perkembangan akademis dan rasa percaya diri mereka.
Meski begitu, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk membantu perkembangan akademis anak Anda, antara lain:
- Beri tahu pihak sekolah terkait kebutuhan khusus anak agar guru dapat menentukan metode belajar yang tepat.
- Usahakan untuk selalu berdiskusi dengan guru yang mengajar anak di sekolah.
- Bantulah anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau proyek dari sekolah lainnya.
- Bantulah anak dalam mengembangkan kelebihan dan kepercayaan dirinya. Fasilitasi anak dengan barang-barang yang ia butuhkan untuk mendukung bakatnya.
- Sekolahkan anak di sekolah berkebutuhan khusus guna membantu mengatasi kesulitan belajar pada anak hiperaktif.
Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan homeschooling untuk anak ADHD. Dengan demikian, Anda bisa menyesuaikan gaya dan kurikulum belajar sesuai dengan kebutuhan anak. Homeschooling pun bisa membuat kedekatan dengan anak terjalin dengan baik, karena Anda punya lebih banyak waktu bersama.
Dukungan penuh dari orang tua, tenaga pengajar, dan orang-orang di sekitarnya sangatlah penting untuk tumbuh kembang anak hiperaktif. Bawalah ia ke dokter secara berkala untuk memastikan perkembangannya. Anda juga bisa meminta bantuan terapis profesional untuk memberikan pelatihan atau bimbingan khusus.